01

10.3K 360 2
                                    

Jam menunjukkan pukul 07.23 ini saatnya aku, untuk melanjutkan kewajiban. Hari ini aku mempunyai jadwal yang sangat padat, seperti hari biasa nya, aku akan disuguhi beberapa cerita dari mereka. Aku ini dokter, menjadi seorang dokter adalah cita-cita ku sedari dulu, entah apa yang mendorong ku untuk menggeluti profesi ini.

Sedari tadi aku hanya berdumel sendiri, baiklah nama ku adalah Im Nayeon, umurku sekitar 23 tahun. Aku lahir pada tanggal 22 september 1995, disaat seperti ini seharusnya aku sudah menikah dan hidup tenang, tapi aku masih belum siap untuk meninggalkan pekerjaan ku. Aku juga belum siap untuk menjadi seorang isteri sekaligus ibu, aku merasa belum baik.

"Pagi dokter Im" seorang perawat menyapa ku dengan senyuman lembut khas nya, siapa lagi kalau bukan chou tzuyu.

Aku pun melemparkan senyuman ke arahnya "Pagi juga tzuyu" balas ku, lalu aku merangkul pundaknya melirik ke arahnya sekilas "Apa jadwal ku hari ini? Apa ada pasien yang harus aku tangani?" Tanya ku kepadanya.

Menoleh ke arah ku "Tentu saja ada, dan hari ini.." membalik-balikkan kertas yang ada di tangannya, mungkin kertas jadwal. "Pasien mu ber-marga kim akan melakukan check up" lanjutnya, aku hanya mengangguk mengerti.
.
.
.

"Hari ini ada kemajuan, semua terlihat baik-baik saja. Saya harap akan terus seperti itu" mencoba meneliti kertas yang aku baca, sedangkan pria itu hanya duduk terdiam didepan ku.

Aku menatapnya, lalu aku tersenyum ke arahnya berusaha bersikap se-ramah mungkin "Saya harap, pengobatan anda lancar sampai anda sembuh total" kata ku, pria itu hanya mengangguk mengerti.

"Apa anda sibuk hari ini?" Tanyanya, yang berhasil mengalihkan pandanganku dari kertas yang aku baca, "Saya rasa, hari ini tidak terlalu sibuk. Memangnya kenapa?" Tanya ku padanya, pria itu menyunggingkan bibirnya sehingga membentuk garis bentuk seperti bulan sabit 'manis' batin ku.

"Saya ajak makan siang, mau?" Tawar nya sopan, sedangkan aku hanya terkekeh mendengarnya. Sedangkan dia hanya mengernyitkan dahinya, "boleh, jam berapa?" jawab ku yang menerima tawarannya.

Menunjukkan senyuman nya lagi, namun lebih lebar senyuman nya sehingga bisa terlihat jelas barisan giginya "jam 12, saya akan menjemput anda" jawabnya lagi, mem-poutkan bibir ku mengangguk mengerti "baiklah, boleh saya melanjutkan pekerjaan?"

"Tentu saja, kalau begitu saya pergi dulu. Sampai bertemu kembali" merenggangkan langkahnya, berdiri diambang pintu. Lalu menoleh ke arah ku "Terimakasih, dokter Im Nayeon" lanjutnya di sela-sela, lalu pergi dari ruangan. Aku hanya tersenyum mendengar perkataannya.
.
.
.

12 tepat, ponsel di saku ku berbunyi. Saat ku cek, ternyata pesan dari pasien ku tadi taehyung, pesan itu berisi kalau dirinya sudah menunggu ku didepan rumah sakit. Aku membalas pesannya untuk menunggu ku sebentar.

"Maaf, apakah anda menunggu begitu lama?" Tanya ku, menggendong tas selempang  yang sedang aku pakai saat ini.

Menggelengkan kepalanya, tersenyum ke arah ku "tidak sama sekali" membuka-kan pintu mobil, menyuruh ku untuk masuk. Setelah aku masuk, tiba-tiba dia memakai kan seat belt ku, aku hanya membulatkan mata, terkejut dengan apa yang sedang dia lakukan.

"Saya bisa sendiri" gumam ku, menyilahkan rambut di belakang telinga ku dan sepeti biasa, dia menunjukkan senyumannya.

"Tidak apa-apa"
.
.
.

Melahap makanan yang sudah kami pesan, sesekali menyeruput minuman, merapihkan dan membersihkan sisa-sisa makanan yang ada dimulutnya.

Menatap luar jendela, tatapannya seperti sendu, sadar akan hal itu aku pun berusaha memecahkan suasana ini. "Bagaimana pekerjaan anda? Apakah lancar?" Tanya ku basa-basi, masih menatap luar jendela lalu beberapa detik kemudian ia menatap ke arahku.

"Lancar, bagaimana dengan mu dokter Im?" Tanyanya balik, "Pekerjaan saya juga lancar" jawab ku.

"Dokter Im" panggil nya, sehingga membuat ku menoleh ke arahnya "Iya?"

Menatap ku dengan tatapan dalam, tidak dapat di artikan, mungkin. "Terimakasih, sudah mau menjadi dokter pribadi saya" menyungging kan bibirnya, sedangkan aku hanya mengangguk sebagai balasannya.

"Tidak masalah, tuan Kim Taehyung. Itu sudah kewajiban saya untuk menangani pasien"
.
.
.

Setelah membersihkan diri, aku mulai berbaring di kasur quen size punya ku, mencoba mencari posisi yang nyaman, hari ini sungguh melelahkan. Tapi, aku tidak ingin mengeluh soal pekerjaan ku, aku harus bersyukur dengan pekerjaan ini.

Soal makan siang tadi, baru pertama kali aku di ajak oleh pasien ku pergi, memikirkan hal itu aku hanya tertawa. Lucu itu yang ada dalam pikiran ku, tentu saja lucu, baru ini aku diajak pergi untuk makan siang. Tzuyu, perawat itu saja tidak pernah mengajak ku untuk makan siang, padahal dia teman ku. Dokter Jeon Jungkook juga tidak pernah mengajak ku untuk makan siang, dan hari ini aku diajak pasien ku untuk makan siang.

Seperti dalam drama saja, ada pasien yang dekat dengan dokternya, tapi itu hal yang wajar saja. Karena dokter yang menanganinya, jadi tentu saja jika dokter itu dekat dengan pasiennya.

"Bagaimana aku berpikir seperti itu, eoh?" Mengacak rambut ku frustasi, "Apa ini saatnya aku harus menikah? Kenapa aku berpikir yang jauh-jauh?" Gumam ku tak jelas, sungguh pemikiran aneh itu.

'Tring'

Suara dari ponsel ku, entah siapa yang mengirim pesan padaku di jam segini, saat ku geser layarnya, terpampang nama sang pengirim. Aku kira pusat center kartu sim yang mengirim, ternyata pasien ku bernama Kim Taehyung.

Aku membuka pesan darinya, dia membuat ku terkejut, dia mengajak ku pergi jalan-jalan besok. Apa dia tidak berpikir? Aku ini seorang dokter, tentu saja aku sangat sibuk, untuk berleha-leha saja tidak sempat, apalagi jalan-jalan. Aku pun dengan berat hati menjawab tidak bisa, aku menaruh ponsel ku kembali ditempat semula.

Baru beberapa detik aku taruh, ponsel ku berdering kembali, menghela nafas ku kasar. Aku membukanya dan ada pesan lagi dari taehyung, dia memohon kepada ku agar aku bisa pergi dengannya. Untuk kedua kalinya aku menghela nafas ku kasar, aku menyetujuinya, entahlah apakah besok jadwal ku padat atau tidak.

Tanpa aku perdulikan pesan darinya lagi, mata ku sudah mulai berat, aku pun menarik selimut lalu membungkus diriku. Tak lama aku mulai terlelap dan menyelami alam mimpi.

My Fake Husband[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang