20

2K 168 4
                                    

2 minggu telah berlalu, aku masih setia duduk menunggu di samping ranjang nya, menatap kosong pria yang sedang terlelap didepanku ini.

....
....

"Bagaimana operasi nya, dokter?"

"Operasinya, berjalan— dengan lancar. Tuhan mendengarkan doa-doa mu nyonya"

Kalimat yang dilontarkan dokter tersebut, membuatku gembira. Mengapa tidak? Aku senang jika taehyung sudah sembuh total, benar kata dokter tersebut. Tuhan telah mendengarkan doa-doa ku, terimakasih tuhan.

"Jadi, suamiku sudah sembuh?" Tanyaku lagi tak percaya, sembari memegangi kedua lengannya.

"Iya nyonya, suami anda sudah sembuh"

...
...

Dapat kulihat sang surya mulai menghilang untuk beristirahat, dan sang rembulan pun mulai menampakkan diri untuk menggantikan tugas sang surya. Angin sepoi-sepoi mulai menerpa kulit tipis, cukup dingin suasana hari ini, duduk berdiam diri disekitar taman dengan orang yang aku cintai.

"Aku tidak tahu, harus berkata apa. Aku bersyukur, tuhan masih memberikan aku kesempatan dua kali" suara serak itu mulai memecahkan keheningan, dapat kulihat raut wajahnya yang berbinar dan balik menatapku.

Kini tangannya mulai merangkul pundak ku, tak lupa senyum kotaknya sebagai pelengkap. "Aku mencintaimu, nayeon" kini sebuah ungkapan yang sudah lama tak terdengar, mulai menyeruak di gendang telingaku yang menimbulkan efek kupu-kupu beterbangan di perut ku.

"Aku juga mencintaimu, taehyung"

Tiba-tiba, sebuah ciuman mendarat mulus di bibir peach milik ku. Cukup lembut tak menuntut ciuman ini, taehyung menarik tengkuk ku agar ciuman kami lebih dalam. Beberapa lama kami saling bertukar tautan, kini terlepas juga, dia menempelkan keningnya di kening ku. Mengecup bibir ku sekilas, lalu tersenyum kembali.

"Terimakasih sudah hadir melengkapi hidup ku, terimakasih membuatku untuk terus bersemangat dalam hidup. Terimakasih, Kim Nayeon"

"Tidak perlu berterimakasih, itu sudah kewajiban ku"

.
.

3 hari berlalu, kini kondisi taehyung sudah membaik, sehingga kami memutuskan untuk pulang. Semua keluarga merayakan kesembuhan taehyung, mulai dari eomma Kim, Taewon, Taeguk, Tzuyu, Jungkook, Irene dengan suaminya, dan saudaraku juga merayakan. Kami membuat pesta kecil-kecilan dengan makan bersama atau yang sering disebut piknik.

Dapat kulihat raut wajah mereka sangat merekah, aku senang dengan suasana ini, aku sangat senang jika faktanya taehyung sudah sembuh total. Taetae ku kembali lagi, dia tak pernah ingkar janji, aku sangat mencintaimu tae.

"Aku memang tampan, tapi apakah harus sampai seperti itu melihatku?" Melambaikan tangannya didepan wajahku, yang membuyarkan lamunan ku. Ku tatap dia dengan tatapan tajam, dia sangat pede sekali saat mengatakan kalimat itu.

"Kata siapa kamu tampan?" Tanyaku balik, aku membelakangi nya dan langsung merenggangkan langkah meninggalkannya. Dapat ku sadari dia sedang mengekor langkah ku, lalu menyeimbangkan langkahnya padaku.

"Kata ku, itu fakta"

"Tidak, kamu tidak tampan. Kamu seperti pangeran katak, itu jelek sekali" ejek ku dengan tertawa puas.

"Kata siapa pangeran katak itu jelek? Bukankah sebenarnya dia tampan, nah dia akan berubah tampan jika dicium sang putri. Kamu mau kan mencium ku?" Memajukan wajahnya, sehingga wajah kami hanya berjarak beberapa senti. Apa pria ini tidak malu? Bagaimana jika ada yang melihatnya? Reflek akupun menjauh darinya, bukannya balik menjauh, dia malah memeluk pinggang ku erat.

"Apa yang kamu lakukan nay? Aku ini pangeran mu, seharusnya kamu mau mencium ku"

"Jangan aneh-aneh, kamu tidak malu kalau nanti dilihat tzuyu? Atau irene?"

"Aku tidak peduli"

Dasar keras kepala, ini sangat tidak baik. Maksud ku kalau nanti yang melihat anak-anak, bagaimana? Itu sangat tidak baik.

"Nay, aku punya sesuatu"

Mendengar kata sesuatu itu sudah membuatku sangat penasaran, taehyung punya apa? Apakah dia punya hadiah untuk ku?.

"Kamu punya apa? Apa hadiah untuk ku?" Tanyaku padanya, sedangkan dia hanya memberikan senyuman miring miliknya. Sudahlah taehyung, jangan jahil dengan ku.

"Binggo, ya aku punya hadiah buat kamu. Tapi—" menggantungkan kalimatnya, lalu merangkul pundak ku erat, di elusnya lengan ku lembut.

"Tapi?" Tanyaku lagi agar dia melanjutkan kalimatnya.

"Cium dulu"

"Tidak mau!" Jawab ku dengan cepat, aku menolak permintaannya, ya karena aku tidak suka. Aku tidak suka saja mencium seorang namja, apalagi harus mencium duluan.

"Oh, ayo lah. Aku mohon" mohonnya lagi, aku tetap menjawab tidak padanya. Tidak mempedulikannya, aku meninggalkannya yang masih sibuk ber-agyeo ria.

...
...

Aku risih dengan taehyung yang sedari tadi tiada hentinya memohon, memohon untuk dicium. Sampai-sampai didalam kamar dia masih merengek, aku tidak tahan dengan kelakuannya.

"Baiklah, aku akan memberikan mu ciuman" tegas ku sembari melepaskan genggaman nya, dapat kulihat ekspresi wajahnya. Yang awalnya sendu kini berubah cerah sumringah.

"Yass, sini cium" memajukan wajahnya tak lupa dengan memanyunkan sedikit bibirnya, dasar anak kecil. Dengan ragu, akupun berusaha menyentuh bibir tipis nan sexy miliknya, perlahan tapi pasti dan akhirnya aku berhasil menciumnya. Namun, tak lama setelah itu aku dengan cepat melepaskan ciuman itu.

Menunjukkan senyuman khas miliknya, lalu menatapku dengan tatapan menggoda. "Terimakasih, sayang" mengusap kedua pipiku lalu dicubitnya gemas, sedangkan aku hanya meringis kesakitan.

"Sekarang, mana hadiahnya?"

"Besok saja, ini sudah malam. Ayo tidur" sungguh menyebalkan, bagaimana bisa dia berkata seperti itu? Padahal aku sudah menciumnya.

"Taehyung, aku sudah mencium mu tadi. Dan sekarang aku tak dapat hadiah ku?" Protes ku padanya, sepertinya dia berpura-pura tidak mendengarkan celotehan ku. Dia membaringkan diri diranjang tanpa memperdulikan ku.

"Ini juga salahmu" decak nya yang mulai menarik selimut.

"Apa? Salahku?"

"Iya, salahmu"

Melirik ke arahku, dan masih menunjukkan senyuman miliknya seperti tanpa dosa sama sekali, kalau bukan suamiku. Aku pasti sudah mencabik nya.

"Salah sendiri, untuk mencium ku saja sangat lama. Sampai aku memohon hingga malam hari, jadi hadiahnya besok saja" timpalnya lagi, lalu memejamkan matanya.

Dengan langkah yang gontai, aku menghampiri ranjang. Dengan pasrah aku menidur kan diri, lalu menarik selimut, kecewa sudah. Posisi tidur ku membelakangi taehyung, sampai tiba-tiba taehyung memeluk ku dari belakang. Menciumi belakang kepalaku, mengusap kepalaku lembut sebelum akhirnya mengucapkan selamat malam.

"Selamat malam, mimpi indah. Aku cinta kamu"

Hai, maaf ya sepertinya ini part yang pendek. Udah mau tamat nih, why cepet banget tamatnya? Ya kalian udah baca kan? Ini cuma short story, selanjutnya ada ff lagi dan yang pasti cast-nya VNay or TaeNay. Makasih yang udah support, makasih banyak.

Maaf kalau ada typo dan mungkin ada kalimat yang gak dimengerti, sekali lagi makasih.

My Fake Husband[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang