03

3K 256 7
                                    

Hari ini aku memutuskan untuk cuti, bukan tanpa alasan, aku mengambil cuti karena besok adalah hari pernikahan ku. Aku seharian ini hanya melakukan perawatan kecantikan, itu perintah dari calon suami ku taehyung dan aku menuruti apa yang dia suruh.

Tzuyu kemarin sangat marah, tapi sekarang sudah tidak, dia senang mendengar jika aku akan menikah. Dia senang jika aku sudah tidak berstatus lajang lagi, dasar hoobae yang kurang ajar.

Saat ku lirik arloji yang melingkar sempurna di tangan ku, ternyata sudah menunjukkan pukul 01.30, cukup lama sekali hanya melakukan perawatan seperti ini.

Baru aku melangkahkan kaki ku keluar dari salon kecantikan ini, dapat tertangkap netra ku, seorang pria berdiri di seberang jalan melambaikan tangannya ke arah ku. Aku pun menghampirinya, jujur saja dia sangat tampan.

"Taehyung, apa kamu menunggu lama?" Tanyaku, sedangkan dia menautkan jari jemarinya ke sela-sela jari ku. Menggenggam erat tangan ku.

"Tidak, aku baru saja datang" jawabnya lembut dengan suara serak khasnya.
.
.
.

Mendudukan diri di bangku taman ber-cat putih, sembari menikmati udara senja disekitar sungai han, banyak orang berlalu-lalang. Aku memandangi mereka satu persatu hingga seseorang berdiri dihadapan ku, yang menghalangi ku untuk melihatnya, orang itu lalu duduk berjongkok menunjukkan senyuman manis miliknya.

"Apa aku sangat lama?" Tanyanya, sedangkan aku hanya menggelengkan kepala sebagai balasan.

Memberi ku se-cup kopi  dengan beberapa biskuit "Untuk mu, dokter Im" titahnya, lalu duduk disebelah ku.

"Jangan panggil aku dengan embel-embel, dokter" menyeruput kopi tadi dengan perlahan.

"Kenapa? Apa ada yang salah, hmm?" Menyeruput kembali kopi milik ku, sambil menikmati angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahku, lalu aku menoleh ke arahnya "Ini jam diluar kerja dan aku sedang tidak bertugas, tuan CEO Kim Taehyung" goda ku, sedang taehyung hanya terkekeh. Tawa kami pecah bersama.

Saat sedang asik menikmati suasana ini, tiba-tiba tangan kekar taehyung merangkul pundak ku, cukup erat. Aku hanya membulatkan mata, tak berani untuk membuka suara, ini membuat ku gugup dan membuat jantungku tidak normal.

"Santai saja, nayeon" taehyung menoleh ke arahku, akupun juga menoleh ke arahnya, sehingga netra kami bertemu. Wajah kami pun hanya berjarak beberapa meter, dapat ku rasakan hembusan napasnya mengenai kulit ku.

Cukup lama kami saling bertukar tatap, akupun sadar dan langsung memalingkan wajahku darinya dan benar saja pipi ku sudah mulai memanas. Menggaruk tengkuk ku yang tidak gatal, meremas jaket besar yang sedang aku pakai. Sialan memang pria ber-marga kim itu, sudah membuat pacuan jantung ku menjadi cepat.

"Sebaiknya, kita pulang" tawar ku saat melihat langit yang sudah mulai gelap.

"Baiklah, tapi kita makan dulu. Kamu belum makan, bukan?"

"Ah? Belum" jawabku nyengir, dia hanya tersenyum lalu menarik tangan ku untuk meninggalkan tempat ini.
.
.
Kami berdua memutuskan untuk makan di sekitar mini market saja, kami mengambil beberapa makanan dan 1 botol soju. Awalnya aku sudah melarangnya untuk meminum minuman itu, namun dia tetap saja merengek dan memohon padaku seperti bayi, dengan pasrah aku hanya 'meng-iyakan' saja.

"Minuman itu tidak baik untukmu, tae" protes ku lagi, sembari mengaduk mie samyang berukuran kecil.

"Ah, calon isteri ku ini perhatian"

Apa-apaan tadi perkataannya? Pria ini selalu saja membuatku terkejut berulang kali, apa ini hobinya? Pipi ku mulai memerah, belum saja aku memakan mie samyang ini, tapi pipi ku sudah memerah saja.

"Tapi, biarkan aku meminum ini sekali saja. Aku janji besok tidak akan meminum ini" menunjukkan puppy eyes nya, aku hanya menghela nafas kasar lalu mengangguk.

Setelah beberapa menit, mie samyang yang aku makan mulai habis. Saat aku melihat taehyung, aku terkejut, kenapa tidak? Dia sudah menghabiskan 1 botol soju sendiri? Alhasil dia mabuk berat sekarang.
.
.
.

Aku menidurkan nya di atas kasur queen size milikku, sebenarnya aku ingin membawanya pulang ke rumahnya tapi aku tak tahu dimana alamat rumahnya, ya mau tidak mau aku membawanya ke apartement milik ku saja.

Tangan ku keram semua, rasanya ingin copot. Tadi hampir saja aku menjatuhkan pria ini, badannya sangat berat untuk wanita berukuran kecil seperti ku.

Melepaskan sepatunya, menyelimuti nya dengan selimut berwarna putih polos senada dengan sprei-nya. Setelah itu, aku memutuskan untuk membersihkan badan ku yang sudah terasa lengket.

Keluar dari kamar mandi, dapat kulihat pria itu sangat leluasa saat tidur, karena kasihan jadi kubiarkan saja dia tidur di kasur ku.

Aku berjalan ke dapur untuk mencari camilan, perutku tiba-tiba ingin di isi, saat ku buka kulkas, dapat ku lihat beberapa buah-buahan dan beberapa kotak susu. Aku mengambil apel dan 1 kotak susu berukuran sedang.

Saat ingin menutup pintu kulkas, tiba-tiba ada tangan kekar yang melingkar di perutku, mengelus perut rata milik ku lembut. Dapat kucium aroma Gentle  yang aku kenali, tentu saja itu aroma dari taehyung.

"Taehyung, apa kamu masih mabuk? Seharusnya kamu tadi menuruti perkataan ku, jangan me—"

"Nayeon, jangan mengoceh seperti burung" jawabnya, seperti mengejek ku tapi aku tidak marah, karena aku tahu dia sedang mabuk.

"Dan satu hal lagi, aku tidak mabuk" lanjutnya berbisik di telinga ku, geli yang aku rasakan. Dia mulai menciumi ceruk leher ku, turun hingga mencium pundak ku.

"Taehyung, hentikan" perintah ku, namun taehyung malah mengeratkan pelukan nya.

"Nayeon, jika pernikahan ini tidak pura-pura. Bagaimana?" Tanyanya yang sontak membuat ku kebingungan, tak mengerti apa maksud yang dikatakannya.

"M-maksudnya?"

"Aku..."

"Mencintaimu, dokter Im"

My Fake Husband[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang