Mengunci rem kursi roda tersebut, aku mendudukan diri dibangku taman belakang rumah sakit, mengajak keluar taehyung adalah ide yang sangat bagus, itu sangat berguna bagi kesehatannya, mungkin.
Dia meraih tanganku, dipegangnya erat sembari mengelus punggung tanganku lembut sangat lembut. Aku hanya tersenyum ke arahnya.
"Sudah makan tadi?" Tanyanya padaku, dapat kulihat sudut bibirnya tertarik keatas, senyuman itu masih sama. Manis sekali.
Aku mengangguk, "Sudah" jawabku singkat, lalu memalingkan pandangan darinya.
Saat sedang asik menikmati udara sejuk ini, tiba-tiba langit menjadi mendung dan akhirnya turun hujan. Aku berusaha melepaskan rem di kursi rodanya, namun sangat sulit, sepertinya macet.
"Biarkan saja" gumam nya, aku tak menggubris perkataannya, berusaha untuk tetap melepaskan rem tersebut.
Tangannya menahan tanganku, lalu ku tatap manik hitam itu lekat, dia menggelengkan kepalanya sebagai tanda untuk memberhentikan aktifitas ku tadi yang berusaha melepaskan rem tersebut.
Menghela nafas, lalu aku kembali berdiri dihadapan nya."Nanti kamu kehujanan bagaimana?" Dumel ku pada pria itu, sedangkan dia hanya terkekeh. Memang apanya yang lucu?
"Biarkan hujan turun, lagipula aku tak takut dengan hujan. Hujan kan hanya air"
"Tapi nanti kamu demam, bagaimana?"
"Tenang saja, dokter Kim. Aku kebal dengan air hujan, percaya padaku aku tak akan demam" berlagak sombong sekali pria ini, dasar bos besar.
"Memang apa jaminannya? jika kamu berbohong lalu terkena demam"
Dia menunjukkan senyum smerk nya, wah dia seperti Bastard saja, tapi dia tampan jika seperti itu. Tapi, dia juga menakutkan jika seperti itu.
Dapat kulihat taehyung sedang mencoba untuk berdiri perlahan, lalu melangkahkan kakinya mendekati ku.
"Jaminannya adalah—" dia memanjangkan kalimatnya sehingga membuatku sangat penasaran saja.
"Ciuman"
What? Satu kata yang berhasil dilontarkannya berhasil membuatku salah tingkah, selalu saja dia suka bercanda, apalagi yang bukan-bukan. Walaupun aku pernah berciuman panas dengannya, tapi tetap saja aku malu jika akan melakukan kegiatan itu lagi saling bertukar tautan satu sama lain.
"Cium? Baiklah, akan aku cium dibagian sini" menyentuh pipi kirinya yang nampak tirus.
"Tidak, bukan cium disitu. Tapi, disini" taehyung menyentuh lalu mengusap bibir ku, untuk kedua kalinya aku jadi salah tingkah.
Tak lama kemudian hujan pun turun begitu deras, kulihat orang-orang sedang sibuk menuduh. Sedangkan aku? Aku berhasil dipeluk sempurna di badan tegap taehyung, ia merengkuh tubuhku lalu mengusap punggungku.
"Nay—"
Panggilan itu membuatku terdorong untuk mendongak menatap wajah sempurna miliknya.
"Berjanjilah, jangan tinggalkan aku" mengecup sekilas bibir ku, lalu kembali memeluk tubuh ku erat.
"Aku janji, tae"
...
...
...
..."Itu permen kapas punya ku, tae" rengek ku karena permen kapas punya ku diambil semua oleh taehyung, itu tidak adil. Aku marah padanya, bukannya membujuk ku malah dia tertawa terbahak-bahak.
Setelah hujan reda, kami memutuskan untuk pergi dari rumah sakit, karena aku dengar-dengar ada festival disekitar kota seoul ini. Jadi aku mengajak taehyung mampir kesana.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Fake Husband[✔]
Fanfiction[ COMPLETED ] [ this is my short story, just enjoyed guys ] Hubungan ku dengan dia awalnya hanya sebatas dokter dengan pasien saja, namun semua berbanding terbalik 180° ketika dia memutuskan untuk melamar ku secara tiba-tiba. Tapi, ternyata lamaran...