08

2.6K 219 3
                                    

Ku pandang wajah itu, tangannya sangat lihai diatas notes, seakan menari di notes piano tersebut. Nada terdengar seperti 'Spring sonata beethoven nomer 5' seharusnya lengkap jika dimainkan dengan biola, tapi kelihaian nya saat memainkan lagu tersebut dengan piano, itu sudah sempurna.

Permainan nya mulai berhenti, sontak membuat kedua tanganku bertepuk kagum padanya, sangat bagus permainan lagunya itu. Kulihat dia sedang tersipu malu sekarang, lalu menoleh kepadaku sembari tersenyum.

"Bagus sekali, ternyata kamu juga suka karya dari Beethoven " aku memuji nya, bukannya tersenyum dia malah menautkan kedua alisnya, seperti menatap ku penuh tanda tanya.

"Bagaimana kamu tahu jika itu karya dari Beethoven?" Tanyanya yang sukses membuat gelak tawa ku pecah, pertanyaan macam apa itu? Yang sedang ia lontarkan padaku.

Aku menepuk kedua pipinya "tentu saja aku tahu, aku dulu pernah belajar soal musik" jawabku penuh percaya diri, sedangkan dia hanya ber-oh ria.

Dia melanjutkan permainan jarinya diatas notes piano tersebut, dia membawakan karya 'Ludwig van Beethoven '  lagi, namun berbeda dengan sebelumnya, ia membawakan sonata no.8

Tangan lentik itu bergerak sangat indah, sehingga menimbulkan nada yang ia mainkan, aku hanya tersenyum lebar melihatnya bermain piano. Sesekali ia melirik kearah ku sekilas, tak lupa dengan senyuman manis miliknya.

Alunan demi alunan yang ia mainkan aku nikmati, sungguh dia seperti maestro musik, sudah tampan, mapan bisa bermain musik pula. Sangat paket yang lengkap untuk seorang suami, sekali lagi kamu membuatku jatuh cinta tuan Kim Taehyung.

Suara alunan piano mulai meredup, ia berhenti ditengah-tengah lagu, mengapa ia berhenti di saat aku sedang menikmati nya?

"Kenapa berhenti?" Protesku padanya, memanyunkan bibir ku, sedangkan dia hanya terkekeh melihatku.

Menarik tangan ku secara tiba-tiba, sehingga aku duduk sangat dekat dengannya, lengan ku menyentuh lengan kekar miliknya. Ku lirik sekilas wajahnya, lalu menunduk malu.

"Kamu penggemar beethoven juga, bukan? Mainkan salah satu lagunya"

Sepertinya dia meremehkan ku, bukan berarti seorang dokter tidak bisa bermain musik, apalagi piano.

Meregangkan jari-jemari ku, ku tunjukan senyum miring padanya, seperti menyombongkan diri.

"Jangan remehkan aku, tuan Kim" dia hanya mengangguk, menahan tawanya. Dasar Kim menyebalkan.

Tanganku mulai menyentuh notes piano, ku tekan sesuai nada yang sedang aku pikirkan, dapat kulihat taehyung menikmati permainan piano ku. Aku memainkan salah satu dari karya Beethoven 'Moonlight  Sonata'

Setelah memainkan lagu tersebut, aku memalingkan wajahku ke taehyung sehingga tatapan kami bertemu, manik hitam pekat nya mulai menghipnotis ku. Setiap sisi wajahnya tak aku lewatkan, sempurna sekali.

Tiba-tiba taehyung mendekatkan wajahnya, reflek aku pun mundur, tapi dia tak berhentinya mendekatkan wajahnya. Aku memejamkan mataku, tak berani menatapnya, dapat kurasakan hembusan nafasnya mengenai kulit wajahku.

"Tatap aku"

Perintahnya, akupun menuruti. Kubuka mata ku perlahan, dia mulai tersenyum padaku. Menangkup wajahku kedalam tangannya, dia meniup wajahku jahil.

"Boleh aku mengatakan sesuatu?"

"Mengatakan apa?"

"Kamu cantik, setiap aku check up aku merasa bahagia. Karena aku akan bertemu dengan dokter pribadi ku, dia sangat cantik, dia membuatku luluh"

Perkataannya membuatku diam membeku, seketika itu ia mendaratkan ciuman nya di bibir pink ku, cukup lama dia menempelkan bibirnya, sampai akhirnya ada pergerakan seperti melumat.

Aku diam, tidak tahu harus melakukan apa, dia pun menggigit bibir bawah ku pelan, sontak membuat aku harus membuka bibir ini karena sakit. Dia mulai memasukan lidahnya, mengabsen setiap gigi ku tak ingin melewatkan nya. Entah setan darimana, aku mulai membalas ciuman itu.

Melingkarkan tangan di lehernya, dia mengangkat tubuh ku, memindahkan ku ke pangkuannya mengelus punggungku lembut.

Cukup lama, akhirnya aku melepaskan tautan itu, sangat malu diriku ini, bagaimana bisa aku mencium dia? Apa yang akan dia pikirkan? Tapi, mengapa aku menerima ciuman darinya tadi. Bodoh nay, sangat bodoh.

Aku menunduk, tak ingin menunjukkan wajah ku yang sudah memerah seperti tomat.

"Nay" panggil nya padaku, sedangkan aku hanya berdehem.

Menaikan dagu ku, agar sejajar dengan wajahnya, tiba-tiba dia mencium ku. Bukan mencium bibir ku kembali, tapi dia mencium kening ku, cukup lama, ini membuat ku merasa nyaman.

"Ini sudah terlambat, aku pergi ke kantor dulu"

aku turun dari pengakuannya, dia berdiri sambil merapihkan pakaiannya, akupun membantu merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Terimakasih" gumamnya sembari tersenyum, aku tersenyum balik ke arahnya.

"Aku pulang sore nanti, tidak terlalu malam. Bagaimana kalau nanti kita keluar?" Tawarnya dengan nada yang lembut.

"Memangnya kemana?"

"Ke suatu tempat, aku tahu nanti kamu pasti suka" berhenti sejenak, aku mulai ingin membuka suara namun sudah dipotong oleh pria itu, sudah biasa.

"Jangan banyak tanya, aku ingin memberi mu sebuah kejutan. Aku pergi dulu isteriku, jaga diri baik-baik" mengecup pucuk kepalaku, kemudian mengacak rambutku gemas.

.
.
.
.

"Baiklah, besok aku akan membawanya ke eomma" memutar balik bola mataku malas, mendengar suara dari seberang sana yang sedang menyuruh ku untuk membawa pria Kim tersebut.

'Bagus, sekali-kali kenalkan dia ke eomma, supaya eomma tahu siapa yang sudah membuat putri kecilnya luluh'

Dia seperti menggoda ku, saudara tidak tahu diri memang, jika bukan saudara ku sudah pasti aku buang dia ke sungai supaya dimakan buaya.

"Aish, jangan menggoda ku. Aku masih ada pekerjaan" menutup telponnya terlebih dulu, menghela nafas kasar, seoyoon selalu saja tiada hari tanpa menistakan ku.

Mengambil bingkai foto, terpampang foto kedua anak perempuan yang sedang bergandeng disekitar pinggiran rel kereta.

"Seo-yoon, sifat mu masih sama ternyata. Andai saja eomma masih ada disini pasti keluarga kita masih tetap lengkap sampai sekarang"

'Cklek'

"Eoh, tzuyu ada apa?" Wanita itu menghampiri ku terburu-buru, aku khawatir dengan tingkah lakunya, apa ada keadaan darurat?

"Nay, aku—" terhenti, membuatku menjadi semakin penasaran, aku memegang kedua bahunya sedikit meremas kedua bahu itu.

"Ada apa? Cepat katakan!"

"Jungkook melamar ku, dan sekarang kita sudah resmi menjadi sepasang kekasih"

Apa? Maksud ku apa? Aku kira tadi ada sesuatu yang mengkhawatirkan, ternyata dia dilamar oleh dongsaeng ku, aish wanita ini. Membuatku semakin pusing saja, aku menatapnya malas dan kesal.

"Aku kira tadi kenapa, ternyata hanya begitu" kembali memposisikan duduk ku tadi, lalu bersandar memejamkan kedua mataku.

"Kenapa? Itu berita yang sangat bagus, aku senang sekali"

"Terserah kamu saja"

"Kenapa sih nay? Kamu kayak gak suka begitu" melirik nya, dia terlihat memanyunkan bibirnya, aku tidak peduli, aku kembali memejamkan mataku.

"Kamu seperti orang kesurupan saja, berlari ke ruangan ku hanya untuk memberitahukan bahwa kamu sudah resmi berstatus sebagai pasangan kekasih dari jungkook. Aku kira tadi ada pasien yang harus ditangani, ternyata hanya itu. Dasar ya" ku jitak keningnya, membuat wanita satu ini meringis. Puas dengan itu, aku pun tertawa.

Sudah hampir petang, aku ingat kalau taehyung nanti mengajak ku untuk jalan-jalan, senyum ku mulai mengembang.





My Fake Husband[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang