16 oktober is coming
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, ini adalah hari pernikahan Chou Tzuyu dengan dongsaeng ku Jeon Jungkook. Aku sudah berjanji dengan tzuyu akan datang ke pernikahannya.
Suasana bak ditempat fantasi seperti di dongeng, sepertinya tzuyu memakai konsep garden karena terlihat dari banyaknya beberapa tanaman yang menghiasi tempat ini.
***
Ku benarkan letak tiara itu, sesekali mengulas sekilas kearah yeoja yang sedang berbunga hatinya, dia terlihat seperti putri kerajaan. Sangat cantik, beruntung nya jungkook bisa menaklukan hati yeoja ini.
"Wah, neomu yeopo" puji Ku padanya, ku pegang kedua bahu tersebut. Sedangkan dia hanya tersipu malu.
Berdiri sangat anggun dengan gaun tersebut, dia memeluk ku erat, sangat erat sekali sampai aku tidak bisa bernafas. Ku lepaskan pelukan nya tersebut, ku atur nafas ku lalu menatap yeoja itu tajam.
"Ya! Jika aku mati bagaimana?" Protes ku padanya, dia hanya terkekeh seperti tidak membuat kesalahan.
"Maaf, aku sangat excited " ungkapnya berbinar, untung saja dia sahabat ku jika tidak aku sudah akan mengurung nya di ruang ganti ini. Agar dia tidak menikah, lalu kembali menjadi lajang kalau bisa sampai tua.
"Apa sudah selesai menyumpahi ku?" Menatapku tanpa berekspresi, heol apa dia tahu apa yang sedang aku katakan? Wah daebak. Aku hanya nyengir.
"Ayo, ini sudah saatnya menuju altar"
"Tunggu sebentar" dia menahan tanganku, lalu duduk berjongkok didepan ku. Mengelus perut ku yang sudah membesar, sembari tersenyum.
"Apa dia yeoja? Atau namja?"
"Bagaimana aku tahu, tzuyu?" Pertanyaannya sungguh tidak masuk di akal, jika aku tahu apa jenis kelamin anak ku ini, sudah dari dulu aku membuatkan nama untuknya.
"Aku hanya bertanya" dia mempout kan bibirnya, sangat gemas hingga aku ingin mencubit pipinya. Tapi aku tak ingin membuang waktu, saatnya mengantar tzuyu sampai altar.
***
Semua mata tertuju pada yeoja tersebut, berjalan sangat anggun dengan renda bermotif bunga menutupi sebagian wajah cantiknya, tapi itu tidak masalah. Karena, kecantikannya masih bisa terlihat.
Saat sudah berdiri didepan dan saling menatap satu sama lain, sang mempelai menautkan kedua tangannya, itu perintah dari pendeta.
"Bukankah dia cantik?" Tanyaku pada taehyung yang sedari tadi tidak habisnya mengulas senyum, dia menoleh kearah ku lalu menatapku.
"Iya, dia cantik" aku menoleh balik ke arahnya, dia masih sama masih tetap tersenyum. "Tapi, kamu lebih cantik dimata ku yeon-ie" lanjutnya yang membuatku tersipu malu, ku alihkan pandangan darinya berusaha menyembunyikan pipi ku yang sudah memerah, mungkin.
Setelah mengucapkan janji, jungkook mulai membuka renda yang menutupi wajah tzuyu, dia memeluk pinggang tzuyu agar lebih mendekat dan satu ciuman mendarat mulus di bibir merah milik yeoja itu. Melihat hal itu, dengan langsung aku menutup mataku.
Dapat kudengar ricuh teriakan para tamu undangan, tak lupa juga dengan suara tepukan tangan mereka. Saat sedang asik menutup mata yang suci ini, tiba-tiba sebuah senggolan berhasil mengganggu ku, tentu saja taehyung yang melakukan itu.
"Jangan ditutupi seperti itu, kita sudah pernah melakukannya" sepertinya dia menggoda, ku terdengar dari nada bicaranya.
"Kenapa menatapku sepeti itu, aku benar kan?" Tanyanya yang membuat mataku terbelalak, dia sangat menyebalkan.
Ku pukul lengan itu kasar, dia hanya meringis kesakitan. Salah sendiri suruh siapa membangunkan macan yang tertidur?
"Aish, kebiasaan. Selalu saja suka memukul"
"Itu salahmu, salah sendiri berbicara yang tidak-tidak"
"Aku berkata benar" dia menunjukkan ekspresi seperti memelas, sungguh kasihan suami ku ini.
"Tapi, kita hanya melakukan dua kali. Kalau aku memintanya kembali, pasti kamu menolaknya dengan mencari alasan"
Mendengar hal itu, aku hanya terkekeh, iya memang begitu faktanya. Aku selalu menghindari ciuman itu, entahlah aku tidak tertarik dengan ciuman tersebut, saat aku bermain dengannya, aku pukul dia saat ingin mencium ku. Kecewa? Tentu saja tidak, taehyung tidak akan berani mengatakan hal itu padaku, dia tidak ingin memperpanjang masalah, apalagi itu hanya masalah sepele?.
"Nanti kita coba dirumah"
"Tidak, aku tidak mau tae"
"Harus mau, aku jamin kamu tidak akan menolaknya"
Mendengar perkataannya tadi, membuat ku mendengus kesal, seharusnya aku tidak mengajaknya kemari, jika akan begini situasinya.
***
"Jaga hoobae ku itu!" Ku goda namja bersetelan jas warna hitam dengan aksen bunga di saku kirinya.
"Siap, noona" dia memberi hormat padaku, sangat konyol sekali.
"Apa dia suami mu, noon?" Tanyanya sembari menunjuk kearah namja yang sedang berdiri disebelah ku, aku hanya mengangguk.
"Dia sangat tampan, aku sebagai namja saja mengakui ketampanan nya" pungkas nya lagi, lalu aku menatap tzuyu yang sedari tadi tak berhenti tersenyum.
"Apa kamu mau belok setelah melihat suami ku? Lalu bagaimana dengan tzuyu?"
Mendengar perkataan ku yang seperti itu, semua menatap ku dengan intens, sedangkan aku hanya tertawa melihat ekspresi mereka yang terkejut.
"Ya! Unnie, apa yang kamu maksud?" Tumben sekali dia memanggil ku dengan embel-embel unnie ? Apa karena sedang didepan jungkook? Dasar suka mencari perhatian.
***
Sudah hampir menginjak kehamilan yang ke 9 bulan, aku dan sekeluarga tak sabar menantikan calon anak yang aku kandung saat ini. Tidak percaya, sungguh ini karunia yang indah diberikan tuhan padaku, dipertemukan kembali dengan taehyung lalu sekarang aku mengandung anaknya, aku sangat bersyukur.
"Apa yang sedang kamu pikirkan?" Memeluk ku dari belakang, aku sedikit terkejut saat sedang asik memotong buah.
"Tidak ada"
"Benarkah?"
"Benar, oh iya besok jadwal kemoterapi mu bukan?"
"Iya, kamu temani aku ya?"
"Siap, tae"
***
Mengemasi beberapa barang kedalam koper, ini sudah hampir pukul 12 malam, tapi aku belum tidur juga. Sedangkan taehyung sudah pulas sedari tadi, sangat menyejukkan ketika melihat siluet wajah yang tenang tanpa ekspresi tersebut.
Apa dia benar-benar taetae ku dulu? Aku masih saja tidak percaya dengan semua ini, takdir memang tidak bisa ditebak bagaimana kedepannya. Menyingkirkan beberapa anak rambut yang menutupi matanya, ku kecup sekilas pucuk kening itu.
"Yeon-ie, belum tidur?" Sepertinya kegiatan ku tadi mengusik tidurnya, aku hanya menggaruk tengkuk ku yang tidak gatal.
"Aku baru selesai mengemasi barang mu" jawabku, taehyung tidak membuka matanya sama sekali, sepertinya dia mengantuk berat.
"Sudah? Ayo tidur" perintahnya, aku hanya menurut lalu merebahkan tubuhku, lalu menatap lagi siluet wajah sempurna itu.
"Yeon-ie" panggil nya, dapat kulihat manik itu mulai terbuka penuh.
"Hmm?"
"Berjanji lah" dia menatap ku dengan tatapan serius tak bisa diartikan bagiku.
"Berjani untuk?" Tanyaku penuh penasaran, apa yang sedang dia maksudkan?
Memeluk ku, merengkuh tubuhku kedalam tubuh kekar miliknya, kudengar dia mulai terisak menangis. Apa yang terjadi dengannya? Ada apa?
"Berjanji lah"
"Untuk menjalani hidup bahagia suatu hari nanti"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fake Husband[✔]
Fanfiction[ COMPLETED ] [ this is my short story, just enjoyed guys ] Hubungan ku dengan dia awalnya hanya sebatas dokter dengan pasien saja, namun semua berbanding terbalik 180° ketika dia memutuskan untuk melamar ku secara tiba-tiba. Tapi, ternyata lamaran...