"Kita akan kemana?"
"Ke suatu tempat, aku harap nanti kamu suka"
Dia membuatku penasaran saja, aku hanya menghela nafas sembari melirik sekitar jalanan dari balik kaca mobil, sangat ramai.
Beberapa menit kemudian, taehyung memberhentikan mobilnya, itu berarti kita sudah sampai. Aku melepas seatbelt ku, namun macet, susah payah aku mencoba membukanya namun tetap saja gagal, taehyung sedari tadi hanya tertawa.
"Kenapa tertawa? Ada yang lucu, eoh?"
"Ada, kamu tuh yang lucu nay. Dasar kelinci kecil"
"Aku bukan ke—"
'Cklek'
Dia melepaskan seatbelt ku dengan mudah, bagaimana bisa? Padahal saat aku mencoba melepaskannya sangat sulit sekali, aku hanya melongo melihat hal tersebut.
"—linci kecil" lanjut ku yang terhenti tadi, dia mengusap pucuk kepalaku perlahan.
"Ayo turun" ajaknya, aku hanya mengangguk mengerti.
.
.
.Tangan itu menggenggam erat tanganku, dia menarik ku perlahan, dia menuntun ku untuk berjalan karena mataku sedang ditutup, dia bilang ini kejutan jadi aku harus menutup kedua mataku agar spesial.
"Apa sudah sampai? Ini lama sekali, aku sudah tidak tahan, aku ingin membuka mataku" tangan kiri ku sudah ingin melepas simpul kain ini, namun taehyung mencegahnya.
"Sabar sedikit, nanti juga tahu" kembali menarik ku untuk terus berjalan.
Tiba-tiba langkahnya terhenti, sontak membuatku menghentikan langkah ku juga, dia melepaskan genggaman nya dan dapat kurasakan nafasnya dari belakang.
Simpul ikatan ini terlepas, perlahan aku membuka mataku betapa terkesima nya aku, dapat kulihat lampu warna-warni menyinari disekitar pinggiran dan yang lebih membuatku berbinar saat melihat taman ini penuh dengan salju.
"Bagaimana? Indah bukan? Tidak terlalu ramai juga, ini cocok untuk kita. Namsan tower" memeluk ku dari belakang, merengkuh tubuh ku lebih erat.
"Iya, indah sekali. Belum pernah aku kesini"
Melepaskan pelukan ini, membalikkan badan ku agar aku menghadap ke arahnya, aku hanya mengedipkan mata beberapa kali.
"Mau berdansa?" Tawar nya sembari memegang kedua tanganku, aku hanya mengangguk tanda setuju.
Pria Kim itu mulai memeluk pinggang ku, tanganku melingkar di ceruk lehernya, dia tersenyum kearah ku, sungguh malam yang sangat indah.
Kami berdansa ditengah-tengah taman sekitar Namsan Tower, malam dibawah rembulan yang sangat indah, menjejakkan kaki di hamparan salju putih. Hanya ada aku dan pria ini, musiknya tentu saja angin syahdu.
Dia merapihkan rambutku, menyilahkan ke belakang telingaku, mengecup pucuk kening ku lembut.
"Biarkan malam ini aku menikmati waktu bersamamu, biarkan malam ini aku membuat kenangan indah ini bersamamu sebelum kita berpisah"
"Berpisah? Ah, iya aku ingat ini sudah mau 1 bulan. Apa kamu sudah menemukan wanita yang kamu cintai?" Netra itu sedikit berair, namun aku tidak terlalu berpikir macam-macam, mungkin karena udara nya dingin jadi dia seperti menangis.
"Sudah" jawabnya singkat.
"Siapa dia?"
"Nanti kamu juga akan tahu"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fake Husband[✔]
Fanfiction[ COMPLETED ] [ this is my short story, just enjoyed guys ] Hubungan ku dengan dia awalnya hanya sebatas dokter dengan pasien saja, namun semua berbanding terbalik 180° ketika dia memutuskan untuk melamar ku secara tiba-tiba. Tapi, ternyata lamaran...