12

2.4K 195 2
                                    

"Taehyung, bangun ini sudah pagi. Nanti kamu telat" mendekatkan diriku padanya, sedikit berbisik, ini sudah jam 7 lebih tapi dia belum bangun juga. Sesekali aku menggoyangkan tubuhnya yang masih berbalut selimut.

Tak ada jawaban darinya, aku terus berusaha untuk mengganggu pria ini, "tae, bangun ini sudah siang. Nanti kamu telat bagaimana?"

"Enghh, nay jangan ganggu"

"Ini sudah kesiangan"

"Lalu? Biarkan saja, lagipula aku kan bos nya. Siapa yang akan memarahi ku?"

Pabo, aku baru menyadarinya, benar kata taehyung. Dia kan bos nya, siapa yang akan memarahinya? Terserah dia mau berangkat malam atau pagi, itu tidak akan membawa masalah padanya.

Terlihat seperti cecunguk yang tidak tahu apa-apa, daripada diam saja lebih baik aku beranjak dari ranjang, sedikit ada gerakan seperti goyangan dari ranjang ini akibat ulah ku. Aku berusaha untuk tidak menimbulkan suara dan gerakan, tapi hasilnya nihil, tetap saja aku menimbulkan suara. Ah, sudahlah biarkan saja ranjang nya berbunyi.

Tiba-tiba aku merasakan ada yang melingkar dipinggang ku, kulihat tangan itu sedang memeluk pinggang ku erat.

"Jangan kemana-mana" gumam nya yang masih menutup matanya, lalu dia menarik ku pelan sehingga posisi ku kini rebahan di sebelahnya namun aku membelakangi nya.

"Tapi, aku harus memasak. Kamu mau tidak sarapan?" Titahku yang sedikit kesal, karena seperti biasa dia selalu menciumi ceruk leher ku lalu mengusap nya, membuatku geli dan itu risih sekali bagiku.

"Em, tidak perlu memasak. Kan bisa memesan makanan saja nanti"

"Lebih baik memasak makanan sendiri, daripada harus membeli"

Tangan yang semula nya mengusap bagian leher, kini turun ke perut. Dia mengelus perut rata ku.

"Bawel. Diam saja kamu, jangan kemana-mana"

Baiklah, aku turuti saja permintaannya, dari pada nanti dia merengek seperti big baby? Nanti aku juga yang kena imbasnya.

"Apa bayiku disana sudah besar?" Tanyanya yang seketika membuat gelak tawa ku pecah, ada-ada saja kelakuan suami ku ini.

"Ya! Perut ku saja masih kecil, jadi belum besar"

"Oh, belum ya? Cepat besar sayang, kasihan ayah mu ini tidak bisa bermain dengan ibu mu saat malam hari"

Kudengar dia sedang menekankan kata bermain , aku tahu dimana arah bicaranya, dasar mesum. Apa semua namja sama seperti dia? Mesum.

"Awh, nay" dia meringis kesakitan karena aku cubit tadi, salah sendiri siapa yang membuka topik seperti itu.

"Dasar mesum" ejek ku padanya.

"Biarin, mesum begini kamu juga cinta"

Ya tuhan, suami siapa dia? Kenapa dia bertingkah seperti ini? Selalu saja ada bahan pembicaraan yang tidak berguna, tapi bisa membuat hatiku berbunga.

...
...
...

"Kemana saja kamu? Aku merindukan mu" suara yang melengking itu mulai menyeruak di gendang telingaku, aku merindukan suara ini.

Membenarkan posisi duduk ku, lalu menatap lurus ke arahnya, "eoh? Kamu merindukan ku? Apa kamu sehat?" Ku sentuh keningnya, dapat kulihat raut mukanya menjadi cemberut.

Menepis tanganku, dia menatap ku tajam. Wah berani sekali dia menatapku seperti itu, "aku serius, sudah lebih satu bulan kamu tidak masuk bekerja. Ada apa?".

My Fake Husband[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang