04

2.8K 256 1
                                    

Hari yang dinanti-nanti pun telah tiba, hari pernikahan ku sudah tepat didepan mata, sungguh membuat ku sangat gugup, padahal ini hanya pernikahan palsu.

Apalagi jika ingat kejadian semalam, membuatku tak bisa berkosentrasi dengan benar.

Flashback

"Aku mencintai mu, dokter Im"

What the hell? Apa yang baru dia katakan? Mencintai ku, bagaimana bisa?

Hening tak ada suara, tiba-tiba pundak ku terasa berat dan benar saja taehyung mulai memejamkan matanya kembali, bisa dibilang dia masih tak sadarkan diri.

Menghela nafas lega, ternyata dia masih mabuk, mungkin saja perkataannya tadi akibat dia yang mabuk, jadi ku anggap enteng saja. Tidak perlu dipikirkan, tapi aku harus membawa taehyung ke kamar kembali, oh tuhan tolong aku, dia sangat berat.

Aku menidurkan dia kembali, dengan perlahan aku menyelimuti tubuhnya, lalu aku segera beranjak dari ranjang.

Flashback end

"Nay, kenapa melamun? Kajja, kita ke altar. Semua sudah menunggu mu" menarik tanganku, sembari mengelus punggung tangan ku.

Tzuyu mencoba menenangkan ku dari kegugupan ini, aku hanya menarik nafas panjang, lalu menghembuskan nya perlahan.

Pintu pun terbuka, menampilkan beberapa tamu yang sudah duduk ditempat masing-masing, aku berjalan perlahan agar gaun yang aku pakai ini tidak mencelakai ku.

Jantung ku mulai tak normal kembali, berjalan melewati beberap tamu yang sedang menyaksikan ku, aku berusaha bersikap se-anggun mungkin.

Setelah itu aku berdiri dihadapan taehyung, dia memakai setelan jas berwarna hitam. Sangat tampan dan gagah, dia tersenyum ke arahku, menggenggam kedua tanganku, menatap manik ku begitu lekat.

Ya tuhan, aku mohon keluarkan aku dari situasi ini, rasanya aku sudah mau melayang saja. Di tatap lekat oleh seorang Kim Taehyung, yang berparas bak seorang pangeran.

"Baiklah untuk mempelai dipersilahkan mengucapkan janji" sang pendeta mulai menyuruh taehyung untuk membacakan janji nya, dia menghela nafas lalu kembali menatapku.

"Saya mengambil engkau Im Nayeon untuk menjadi istri saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya; Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus.”

Ah, sial aku mulai terharu mendengar janji yang dia katakan, kenapa aku menjadi seperti ini? Aku tidak mencintai taehyung, tapi kenapa dia selalu membuat ku merasa aneh?

"Saya menerima engkau Kim Taehyung untuk menjadi suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya; Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus.”

Lancarnya pengucapan ku, aku kira akan gagal, setelah itu kami berdua saling bertukar cincin. Manis sekali, andai saja aku melakukannya dengan suami ku yang sebenarnya.

"Baiklah, silahkan mempelai laki-laki mencium mempelai wanita" perintah pendeta lagi, dan sontak membuat mataku membulat, mengigit bawah bibir ku, bagaimana jika taehyung benar-benar mencium ku?

Dia menatap ku, lalu mendekatkan wajahnya, aku mulai memejamkan mata. Benda kenyal itu mulai menyentuh bibir ku, rasanya lembut, cukup lama benda itu mendarat dibibir ku dan akhirnya terlepas.

Aku memegangi bibir ku, apa-apaan ini? Ini first kiss ku, seharusnya aku jaga untuk suami ku kelak dan sekarang sudah diambil oleh suami palsu ku ini, lupakan saja, toh taehyung memang suami ku. Walaupun kami hanya berstatus sebagai suami istri palsu.

Semua orang bersorak gembira, akupun melihat tzuyu mengacungkan jempolnya ke arahku, aku hanya terkekeh melihatnya.
.
.
.

Acara pernikahan pun telah usai, kami berdua memutuskan untuk menginap sebentar di rumah nyonya Kim, eomma taehyung. Suasana disini sangat sepi, karena sang penghuni rumah, yakni nyonya Kim memutuskan untuk pergi dan tidur di hotel, mereka meninggalkan kami berdua disini sendiri.

Eomma taehyung sangat berlebihan, aku jadi merasa tidak enak padanya, sudah beberapa kali aku membujuknya untuk tidur disini saja, namun eomma tetap saja tidak mau.

"Nay, kenapa melamun?" Tanya taehyung, akupun sedikit terkejut. Lalu aku menggelengkan kepala sebagai jawaban.

"Kamu lelah kan? Sebaiknya langsung tidur" perintah taehyung padaku.

"Apa aku akan tidur mengenakan gaun ini?"

"Ah, di lemari ada piyama. Kamu pakai saja, itu punya mu" menyungging kan bibirnya, hingga membentuk garis kurva.

Aku berjalan ke arah lemari, mengambil piyama berukuran sedang berwarna peach, lucu sekali. Setelah itu aku berjalan ke kamar mandi, berusaha meraih retsleting yang ada tepat dibelakang, susah.

Aku pun pasrah, tak bisa melepaskan gaun cantik sialan ini, berjalan malas ke arah ranjang. Taehyung menatap ku heran, lalu mendekatkan dirinya.

"Kenapa belum ganti?" Tanyanya, aku menoleh ke arahnya lalu menatap pria itu malas.

"Aku tidak bisa melepaskan gaun ini, retsleting nya tidak bisa dijangkau oleh tanganku" rengek ku, yang membuat taehyung tertawa kecil.

"Berbalik badan lah, aku akan melepaskannya"

Membulatkan mataku, "Apa?! Tidak, aku bisa melakukannya sendiri" tolak ku, dengan sedikit menahan malu.

Taehyung membalikan badan ku perlahan,  sehingga posisi ku saat ini membelakangi- nya , perlahan taehyung menarik kebawah retsleting tersebut. Dapat kudengar taehyung sedang menelan salivanya, sehingga aku langsung membalikan badan menahan gaun ku agar tidak turun kebawah.

Bukanya taehyung memalingkan pandangannya, dia malah menatapku terus tanpa henti.

"A-aku ke kamar mandi sebentar" melangkahkan kaki menuju kamar mandi, berusaha menjauh dari pria itu.

"Berhenti!" tanganku bergetar saat mendengar suara serak itu menahan ku, aku memberanikan diri untuk menatap pria itu.

"K-kenapa?"  Tanyaku sedikit gagap, keringat dingin sudah membasahi tubuhku.

Taehyung mendekat ke arahku, reflek membuatku untuk mundur, hingga akhirnya tubuhku sudah membentur dinding. Shit, aku sudah terjebak. Aku hanya memejamkan mata, saat wajahnya mendekat.

"Aku lapar, nyonya Kim. Nanti buatkan aku makanan jika sudah mengganti pakaian mu" menjauhkan dirinya, pergi keluar dari kamar, aku hanya melongo melihat dia sudah pergi dari kamar. Aku akan gila jika begini terus, aku berdoa semoga taehyung cepat mendapatkan calon isteri, agar aku
Segera bercerai dengannya.
.
.
.

"Gomawo" gumam nya pelan yang berhasil menarik ujung bibir ku sehingga membentuk garis kurva.

Melihatnya makan dengan lahap nya, membuat ku senang, entah apa yang ada di pikiran ku, rasanya aku seperti menjalankan peran sebagai isteri sungguhan.

"Apa obat mu sudah habis?" Memasukan sesuap nasi kedalam mulut ku, sembari memainkan sumpit yang aku pegang.

Dia memberhentikan kegiatan makannya, menatap ke arahku "Belum, mungkin masih setengah" jelasnya kembali melahap makanannya.

"Jangan lupa diminum obatnya dan jangan lupa jadwal untuk mu check up" menuangkan air di gelas milik nya, aku berusaha menasehati nya.

Dia tersenyum padaku, sangat manis senyuman nya, melebihi gula manis nya. Senyuman nya akan membuat diriku diabetes, ah gila sudah aku dibuatnya.

"Siap, dokter Kim"

"Dan jangan lupa, minggu depan jadwal mu untuk melakukan kemoterapi"



My Fake Husband[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang