Menyeruput secangkir teh yang disediakan oleh pemilik rumah, duduk didepan teras dengan pemandangan taman yang kecil, aksen tradisional sebagai pelengkap teras rumah, sangat indah.
Jarum jam menunjukkan pukul 10.11, aku sekarang berada dirumah irene, ia menyuruhku untuk berkunjung, akupun menyetujuinya karena sudah lama aku tidak bertemu dengannya.
"Bagaimana kabar mu, nay?" Memulai pembicaraannya, aku menaruh cangkir itu di meja.
"Baik, bagaimana denganmu?" Tanyaku balik padanya.
"Baik, aku sangat baik" jawabnya yang membuatku merasa lega, tentu saja aku merasa lega. Setelah tidak bertemu bertahun-tahun, akhirnya tuhan mempertemukan ku kembali pada yeoja ini.
"Ini ulang tahun taehyung" gumam nya pelan, namun masih bisa tertangkap di indera pendengaran ku.
"Apa dia baik-baik saja? Oh, tadi itu anakmu?"
Aku tersenyum ketika ia menanyakan soal anakku, lalu aku mengangguk atas pertanyaanya.
"Namanya siapa?"
"Kim Taeguk, taehyung yang memberikan nama itu"
"Nama yang cantik"
Saat dia berkata cantik, aku merasa senang sekali, dia memuji nama anakku. Iya, benar sekali. Taeguk adalah nama yang bagus, sudah lama taehyung menginginkan nama itu untuk putrinya.
"Lalu, apa kamu sudah punya suami?" Aku mencoba memberanikan diri untuk bertanya kepadanya, aku berharap jawabannya tidak sesuai dengan apa yang aku pikirkan saat ini, bahwa anak irene adalah anak dari taehyung.
"Sudah, aku sudah mempunyai suami. Maaf tidak memberi mu kabar, nama suami ku adalah Kim Junmyeon, dia seorang pengusaha. Saat itu pernikahan kami diadakan di luar negeri, lalu aku ingin memberi kabar untuk taehyung dan kamu, tapi sayangnya nomor ponsel ku sudah tidak berfungsi"
Pernyataannya membuat hatiku bersorak gembira, pasalnya aku mengetahui bahwa anak laki-laki itu bukanlah anak dari taehyung, sangat lega mendengar hal itu. Ah, seharusnya aku tidak perlu berpikiran buruk, dasar kim nayeon. Ubah cara berpikir mu, ini sangat tidak baik.
"Ah, kamu bertanya soal taehyung kan tadi? Hari ini aku dan anakku akan memberikan ia kejutan. Tapi, aku harus ke pemakaman terlebih dahulu"
Tunggu, kenapa ekspresi wajah irene berubah? Yang awalnya bahagia, sekarang berubah 180° menjadi murung dan sedih. Apa yang aku katakan tadi salah? Apa penggunaan kalimat ku tidak benar?
"Ada apa, rene?" Tanyaku yang mulai khawatir, aku usap beberapa kali lengannya.
"Apa, taehyung sudah tiada?"
What? Kenapa ia mengatakan taehyung sudah tiada? Ah, dia salah paham. Aku mengatakan soal pemakaman bukan berarti taehyung sudah tiada, aku hanya ingin berkunjung ke makam eomma. Sudah lama aku tidak kesana, apalagi taeguk belum pernah melihat halmeoni nya. Akupun menahan tawa, dia sadar lalu menatapku dengan tatapan aneh.
"Kenapa tertawa?" Irene masih kebingungan, lucu sekali dia.
"Tidak, kamu salah paham irene. Taehyung masih baik-baik saja, maaf dia belum meninggal" jelas ku padanya, berusaha untuk memberitahukan yang sebenarnya.
"Tapi, untuk apa kamu ke pemakaman?"
"Itu, aku ingin berkunjung ke makam eomma"
Dia menghela nafas, sepertinya sudah paham apa yang aku maksudkan. Ada-ada saja kelakuannya.
***
Sudah jam 01.00 tepat, aku berdiri didepan gedung sekolahan. Masih setia menunggu taeguk keluar dari gedung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fake Husband[✔]
Fiksi Penggemar[ COMPLETED ] [ this is my short story, just enjoyed guys ] Hubungan ku dengan dia awalnya hanya sebatas dokter dengan pasien saja, namun semua berbanding terbalik 180° ketika dia memutuskan untuk melamar ku secara tiba-tiba. Tapi, ternyata lamaran...