⭐1⭐ Senja Kala itu

175 17 37
                                    

Full day school memang menuntutku untuk tidak libur.
Setiap hari selalu ada tugas.

Saat aku berangkat sekolah aku melihat sunrise dan saat aku pulang sekolah aku melihat sunset.

Tak apalah, lagian aku juga suka keduanya, sunrise dan sunset. Sebenarnya hari ini aku pulang sekitar pukul dua siang. Tapi karena tugas benar-benar menumpuk, aku mengerjakan sebagian di sekolah.

Semua temanku sudah pulang. Tinggal aku dan Tania yang ada di dalam kelas. Juga di luar kelas ada beberapa orang yang masih sibuk dengan urusan mereka.

Saat aku sudah sibuk dengan tugasku, aku tidak pernah bisa diganggu, dipanggil pun aku tidak pernah mencari sumber suara panggilan itu, kecuali jika adzan menyeru, aku bergegas menjemput panggilan itu.

*

*

*

Tak terasa hari sudah sore, tapi aku tetap sibuk dengan tugasku.

Tiba-tiba ada suara yang membuatku kaget.

"Sara, cepettt ayoo pulang. Ini udah soree banget Ra!" Suara Tania yang membuatku berhenti mengerjakan tugasku.

"Aku tunggu di parkiran belakang." Kata Tania berjalan meninggalkanku.

"Okee Tan, sebentar ya." Jawabku

"Gak boleh lama-lama." Katanya ketus

Ia hilang dari balik pintu.

Aku melihat jam yang terpaku di dinding. Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore dan aku harus bergegas sebelum aku melewatkan sesuatu.

Aku cepat-cepat mengemasi semua barang yang ada diatas meja karena aku nggak mau kalau Tania menyuruhku untuk yang kedua kalinya.

Aku keluar kelasku menuju parkiran sekolah. Sebenarnya jarak antara kelasku dan parkiran sekolah tidak begitu jauh. Tapi, karena aku jalannya lambat, pasti nanti jadi lama.

Ketika, aku sampai di tangga paling akhir, aku melihat seorang laki-laki berjaket hitam abu-abu sedang menatap sesuatu.

Aku mengikuti tatapannya. Ternyata dia sedang menatap senja. Ini adalah hal yang tak ingin aku lewatkan.

Ya, aku tak ingin melewatkan senja. Karena bagiku, senja selalu punya cerita.

Kaki langit telah berubah warna. Sekarang menjadi oren. Kalau warnanya seperti itu, predikasi cuaca besok adalah cerah.

Tapi entahlah, cuaca sekarang memang misterius, tak bisa ditebak. Kadang prediksi bisa meleset.

"Tintinnnnnnn tintinnnnnnn"

Suara klakson motor Tania yang membuyarkan lamunanku tentang senja.

"Kamu itu ngagetin aku tahu, kalau aku jantungan terus mati gimana?" Tanyaku kesal.

"Ya maaf, kamu itu ditunggu kok lama banget sih, aku mau samperin kamu di atas, eh malah kamu udah di bawah yaudah aku kagetin sekalian." Sambil senyum-senyum tak berdosa

"Yaudah nggak papa. Yuk pulang, bentar lagi maghrib. Gak baik kalau kita pulang pas maghrib-maghrib." Kataku.

"Baik si cerewet" Jawabnya meledek.

Aku meninggalkan laki-laki berjaket hitam abu-abu itu. Aku juga tidak tahu nama laki-laki itu. Laki-laki yang berbadan tinggi, berambut hitam, berkulit cokelat itu perlahan hilang dari kejauhan.

Entahlah, aku tak mengerti tentang semua ini. Aku yakin, Tuhan pasti punya cerita untukku.

***

Rumahku memang tidak jauh dari sekolah. Mungkin hanya lima menitan.

"Udah sampai Ra" Kata Tania.

"Makasih ya Tania" Kataku sambil turun dari motor Tania.

Pintu rumahku tiba-tiba terbuka. Ternyata yang membukanya adalah Ibuku.

Langsung Aku dan Tania menghampiri Ibu dan bergantian mencium tangan ibu.

Lalu, aku masuk rumah menaruh barang-barangku.

"Eh Nak Tania, udah dari tadi ya?" Tanya ibuku.

"Tidak ibu, barusan kok" Jawab Tania.

"Sini Nak, masuk dulu" Kata ibuku.

"Tidak usah Bu, ini sudah hampir malam. Saya langsung pulang saja" Jawab Tania.

"Baiklah. Hati-hati di jalan ya Nak, tidak usah ngebut-ngebut" Kata Ibu.

"Siap Ibu." Jawab Tania sambil berpamitan dengan ibuku.

"Pulang dulu ya Ra, besok aku kesini jam setengah tujuh." Kata Tania sambil mengenakan helmnya.

"Siap Tan. Hati-hati di jalan ya." Kataku.

Aku dan Ibu melambaikan tangan ke Tania. Punggung Tania perlahan hilang bersamaan dengan gelapnya malam.

Ya, Tania adalah sahabatku. Ia selalu ada untukku. Tanpa terkecuali. Ia selalu menemaniku. Dimana ada Tania pasti ada aku.


***

See you in next part🥳

SiriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang