⭐22⭐ Chat Misterius

34 4 0
                                    

Aku sekarang bingung dengan perasaanku sendiri. Aku nggak nyangka kalau Mas Resi bakal minta maaf ke aku dan njelasin semuanya. Tanpa aku minta lagi!

Jelas, itu membuatku seperti orang yang spesial!

Tapi apa iya aku spesial?

Aku berusaha untuk berpikir sewajarnya. Aku nggak mau terlalu tinggi. Ntar kalau jatuh sakit soalnya. Maka dari itu, aku akan memanage pikiranku dengan baik dan benar.

"Sehat kan Ra?" Tanya Dita yang duduk di depanku.

"Padahal baru seminggu berangkat." Timpal Salsa.

"Sehat kok aku." Jawabku.

"Emang aku pucet lagi?" Tanyaku kepada kembar sial itu

"Bukan itu!" Jawab Dita

"Terus?" Tanyaku

"Kamu kok senyum-senyum sendiri?"

Aku sampai nggak sadar kalau aku senyum-senyum sendiri. Gara-gara Mas Resi pokoknya! Batinku.

"Emang iya?" Tanyaku lagi.

"Apa perlu, besok aku video?"

"Ya sana! Kurang kerjaan banget!"

Emang kembar sial itu tu orangnya aneh, ga jelas lah pokoknya. Buktinya, dia aja mau ngevideo aku. Kan sinting!

Setelah itu, Dita sama Salsa hadap ke depan lagi. Nggak berapa lama kemudian, Diana yang dari WC udah duduk di sebelah aku.

"Kok gurunya belum masuk Ra?" Tanyanya sambil merapikan buku pelajaran jam ke 1 dan 2.

"Kata Al ada tugas."

"Tugasnya mana?"

"Baru difotocopy."

"Oke siap."

Pelajaran jam ke 3 dan 4 yang seharusnya udah di mulai 10 menit yang lalu harus mundur karena gurunya belum dateng dan tugasnya baru di fotocopy.

Pas aku mau masukin buku geografi ke dalam tas, ada notifikasi yang muncul di ponselku. Tapi, itu nomer baru dan aku nggak tahu itu nomernya siapa.

Aku tetep lanjut buat masukin buku ke dalam tas. Setelah itu, aku buka pesan itu.

+628122xxxxxx

08.45

Aku pengen kita ngobrol berdua.

Deg!

Dia siapa?

Sara Latifa

08. 47

Maaf, siapa ya?

Aku beneran nggak tahu dia siapa. Emang mau ngobrol apa?

+628122xxxxxx

08.50

Kalau pengen tahu aku siapa, nanti sore jam 16.00 di Kafe Billu.

Kenapa harus Kafe Billu? Gerutuku dalam hati.

Aku nggak mau kejadian itu berputar lagi dalam ingatanku. Aku cuma baca pesannya.

Kalau aku nggak dateng, aku nggak tahu dia siapa. Tapi kalau aku dateng, aku nggak mau membuka luka lama yang udah aku obati sendiri.

SiriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang