⭐26⭐ Tak ada Rasa

27 1 0
                                    

Hai😇
Maaf banget ya baru bisa up sekarang. Lama banget aku nggak main wattpad jadi draft cerita ini jadi nggak kepegang. Kalau lupa sampai mana ceritanya, bisa yaa dibaca ulang hihii. Sekali lagi maaf banget. Sebagai permintaan maafku, aku bakal tripple up nih hihihi. Semoga kalian menikmati yaa. Makasih udah ngikutin sampai sejauh ini.
Laav you😚

*

*

*

Hari ini adalah hari terakhir libur selama ujian sekolah. Selama libur, aku menggunakan waktuku untuk mengerjakan tugas, membantu Ibu, membersihkan rumah dan melakukan kegiatan lainnya.

Aku juga tidak lupa untuk menyupport Mas Resi. Biar dia semangat gitu ujian sekolahnya.

Tapi, aku nggak tahu, beberapa hari ini Mas Resi selalu buat story yang galau-galau. Kalau masalah ini, aku nggak berani komen. Aku takut akan mencampuri urusannya. Jadi, kali ini aku cuma sebatas viewers storynya.

Lagian ini masih waktu-waktu ujian sekolah. Aku nggak mau kalau aku tanya ini itu malah jadi ngerusak fokus Mas Resi. Maka dari itu, aku nggak mau komen storynya.

Daripada nanti aku ikut campur, terus nomerku diblock, kan urusannya jadi panjang. Jadi, cukup nyimak storynya aja.

"Kok masih di depan cermin?" Tanya Ibuku yang tiba-tiba masuk ke kamarku.

"Eh Ibuk? Kok Ibuk udah pulang? Tokonya gimana Buk?"

"Iya sayang." Kata Ibuku sambil memegang kedua pundakku.

"Habis ini Ibuk ada arisan. Toko udah di handle sama Mbak."

"Eh iya Ra. Kamu udah ditunggu sama temenmu."

"Sekarang jam berapa sih buk?"

"Jam setengah empat sayang."

Kan! Dia udah setengah jam nunggu!

"Oke deh Buk. Sara pamit ya Buk. Mau nemenin temen Sara."

"Assalamualaikum Buk." Kataku sambil mencium tangan Ibuku.

Aku langsung bergegas menuju ruang tamu.

"Udah lama ya nunggunya?" Tanyaku basa-basi.

"Hmm, lumayan."

"Berapa jam?"

"Setengah jam."

"Maaf ya lama."

"Gak papa. Ya udah yuk. Nanti keburu malam."

"Lets go."

Aku sama Arya udah sampai di depan rumah, udah siap berangkat.

"Kita nggak pamit sama Ibuk?" Tanya Arya

"Tadi aku udah pamit kok."

"Yaudah. Buruan naik."

"Siap bos."

Katanya, dia minta di temenin beli buku. Kebetulan hanya ada satu toko buku yang nggak jauh dari perumahanku. Toko buku itu terletak di sebuah Mall yang pernah jadi saksi bisu antara aku dan Mas Resi. Semoga, kenangan pahit itu tidak berputar di ingatanku.

"Ra."

"Parkir mana?"

"Basement aja Ar."

Setelah itu dia mengarahkan motornya ke parkiran motor yang ada di basement.

"Turun Ra!"

"Eh iya." Kataku sambil nyengir kuda.

"Kamu kayaknya seneng ya diboncengin aku?"

SiriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang