⭐27⭐ Petunjuk

20 1 0
                                    

"Ra, sini pinjem tugasmu!"

"Ambil di tas sana!"

"Ah kamu!"

"Lha kan kamu yang mau pinjem,"

"Iya, iya."

"Aku ambil ya."

"Oke."

Aku masih duduk di depan kelas. Melihat lalu lalang siswa siswi yang berdatangan.

Jam di tanganku menunjukkan pukul 06.40. Lima belas menit lagi bel masuk berbunyi.

Jam pelajaran pertama adalah matematika dan yang mengajar adalah wali kelasku sendiri. Sudah aku coba untuk tidak membenci matematika. Tapi sayang, tetap tidak bisa.

Lima belas menit yang tersisa, aku menggunakan waktuku untuk membaca novel yang dibelikan Arya tempo hari itu.

Ngomong-ngomong soal Arya, dia sepertinya belum berangkat. Batang hidungnya juga belum kelihatan. Biasanya sih datangnya barengan sama guru yang mau mengajar. Dia biasanya jalan di belakang guru sambil bawain tasnya.

Bel tanda masuk berbunyi nyaring. Aku segera masuk kelas. Nggak lama kemudian guru matematika datang dan ada Arya yang bawain tasnya.

Pas dia balik badan, tiba-tiba di mengerlingkan matanya ke arahku! Dasar Arya!

"Arya kenapa Ra?" Tanya Diana.

"Gila kali dia Na!" Jawabku asal.

"Udah biarin aja, nggak usah ditanggepi." Kataku.

Pelajaran Matematika sudah dimulai. Aku mencoba untuk mengumpulkan fokusku. Tapi lagi-lagi aku tidak bisa fokus dengan apa yang aku lakukan saat ini. Pikiranku entah kemana nggak tahu.

Aku sedang memperhatikan walikelasku mengajar, tapi aku nggak paham sama sekali.

Beda sama Diana yang dari tadi sibuk nyatet apa yang diterangin sama walikelasku.

"Jangan lupa besok ulangan bab yang saya terangkan ini ya anak-anak!" Kata walikelasku tiba-tiba.

Hah? Ulangan? Batinku.

Ya tuhan! Dua jam pelajaran berlalu sangat cepat. Eh, atau aku ya yang nggak memperhatikan?

"Minggu depan dong Bu." Pinta salah satu temanku.

"Kalau minggu depan dua bab, kalau besok satu bab. Pilih mana?"

Semuanya terdiam.

"Kalau nggak ada yang jawab, yaudah besok harus ulangan!"

Akhirnya satu kelas pasrah dan setuju dengan apa yang diminta bu guru.

"Terima Kasih Bu." Serempak kami mengatakannya pada walikelas kami setelah selesai mengajar.

"Ikut nggak Ra?" Tanya Arya tiba-tiba.

"Kemana?" Tanyaku balik.

"Kantin." Jawabnya sambil jalan mendahuluiku.

"Tunggu!" Teriakku lalu jalan disebelahnya.

Jam segini, kantin nggak bakal rame kayak biasanya. Soalnya ini bukan waktu istirahat. Cuma ganti jam pelajaran. Makanya, Arya ngajak jajan sekarang.

Habis ini, juga cuma ngerjain tugas. Ditinggal guru rapat, jadi lumayan bisa sedikit bebas.

"Pasti kamu belum sarapan kan Ar?" Tanyaku.

"Udah tadi."

"Lho kok keburu laper?"

"Habis pelajaran Matematika si, aku kan berpikir keras tadi. Jadi cepet laper!"

SiriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang