Halo :))
Maaf banget ya baru bisa update. Dari kemarin sebenarnya udah gatel banget pengen update, tapi karena ada something, jadi ya aku undur-undur terus. Hehhee
Makasih banget, karena udah dengan sabar mau nunggu aku update. Emm, kalau lupa bisa mundur bentar dong, bacaa sekilas trus baca yang ini :v
Oh iya, kalau belum vote, boleh laa ya votee dulu??Happy reading :))
⭐⭐⭐
Kejadian 2 hari lalu masih saja terngiang dalam benakku. Aku nggak menyangka kalau Mbak Renata seperti itu.
Emang aku akui, secara fisik dia sempurna, tapi kelakuannya? Jauh dari kata sempurna. Kira-kira Mas Resi tahu belum ya kalau Mbak Renata itu?
Aku menerka-nerka sendiri jawaban dari pertanyaanku. Aku nggak mungkin kasih tahu siapa sebenarnya Mbak Renata. Bisa-bisa aku yang dicap buruk sama Mas Resi. Biar dia tahu sendiri kayak apa Mbak Renata itu.
Karena aku yakin, bau busuk itu pasti bakalan ketahuan. Nggak mungkin enggak.
Untung saja aku nggak jadi nangis waktu itu, coba aja kalau nangis. Bakalan malu tujuh turunan!
Lebih parah lagi, kalau aku dengan mudah melepaskan Mas Resi yang udah 2 tahun aku perjuangkan! Hampir saja aku termakan oleh hasutan Mbak Renata itu!
Aku emang beneran sayang sama Mas Resi, jadi aku nggak mau kehilangan dia. Tapi beda lagi kalau kejadian ini terjadi sebelum Mas Resi jelasin kejadian waktu itu. Mungkin aku bakalan nglepas Mas Resi dan ngebunuh perasaanku sendiri.
Dalam sudut pandangku, aku punya penilaian yang berbeda tentang mereka. Menurutku mereka itu pacaran. Jadi, kalau aku dekat-dekat terus sama Mas Resi bisa-bisa aku dicap sebagai pelakor lah! Orang ketiga lah! Jadi mungkin, saat itu, aku bakalan lepasin Mas Resi buat Mbak Renata.
Tapi, aku nggak mau kebodohanku terulang lagi. Cukup sekali dan aku nggak mau menyesal.
Emang penjelasan Mas Resi waktu itu ngaruh banget buat aku. Tapi bukan berarti sikapku bakalan kayak biasa ya. Nggak! Nggak bakalan kayak gitu!
Aku cuek dan bersikap bodo amat ke dia. Rasanya masih sakit! Tapi bukan berarti aku benci sih sama dia.
Aku masih nggak mau aja gitu ketemu sama dia. Sempat beberapa kali aku nolak dia pas dia minta di temenin buat jogging keliling kompleks. Aku beralasan buat bantuin ibuk di toko baju.
Tapi aku tahu, sikapku yang kayak gini nggak bakalan ngubah keadaan. Seharusnya aku juga ikut melunak, bukan malah keras kayak batu!
Aku sebenarnya kasihan sih sama Mas Resi. Ini itu gara-gara sikapku ke dia beda. Pernah beberapa kali dia nawarin aku buat berangkat bareng ke sekolah tapi aku tolak.
Alasannya karena Tania udah otw. Aku sampai nggak tahu udah berapa kali aku nolak dia dengan alasan yang selalu sama.
Nggak lama kemudian ada notifikasi masuk ke ponselku.
Tania
08.10
Hari ini sibuk gak?
Sara Latifa
08.11
Biasanya kamu yang sibuk.
Aku always ga sibuk.
Btw, ada apa Tan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sirius
Teen FictionCover by @ranita_kd Tentang segala rasa yang pernah ada. Aku tahu rasa itu juga ada di kamu. Karena aku bisa merasakannya lewat cahaya yang bersinar dari dalam dirimu. Dan hanya aku yang tahu tentang itu. Kamu bersinar saat yang lain redup. Satu hal...