Castil yang Runtuh

103 13 6
                                    

Tidak banyak, cukup satu saja yang bisa menariku keluar. Maukah kau menariku?
.

.

.

“Sehun-aa?”

Pada akhirnya kedua sejoli beda jenis itu bergandengan tangan. Itu juga berkat paksaan dari Sehun dengan alasan dirinya tidak ingin kehilangan Luhan ditengah keramaian.

Memang malam ini jalanan nampak sangat ramai ditambah tinggi badan Luhan yang tidak terlalu menjulang membuat Sehun sedikit kesusahan jika kehilangan dirinya.

Mereka bergandengan tangan menyusuri jalanan menuju tempat parkirnya mobil Sehun dengan diam. Mungkin mereka sudah lelah berbincang.

“Hmm?” Sehun tetap memperhatikan jalannya.

“apa kau tidak merasa aneh di dekat ku? Aku itu...... orang gila” Luhan sedikit mengecilkan suaranya saat mengucapkan kalimat terakhir.

Takut jika ada yang mendengarnya akan otomatis menghindar dari sekeliling dan membullynya habis-habisan. Entahlah, semua prasangka buruk itu lewat saja di otaknya tanpa seijin Luhan. Seolah kau yang dikuasai oleh otak bukan kau yang menguasai otak.

“Jika kau gila, tidak mungkin kau bisa merawatku saat sakit” jawab Sehun dengan santai.

Tidak ada nada paksaan disana, terdengar begitu tulus dan sedikit bermakna bagi Luhan.

Namja itu. Langkahnya terhenti setelah mendengar jawaban Sehun. Perlahan Luhan mulai tertunduk dan diam. Entah sihir apa yang digunakan Sehun membuat semua perasaan sedihnya yang dipendam begitu dalam bisa tumpah begitu saja. Semua kalimat yang dilontarkan oleh Sehun selalu saja bisa membolak-balikan hatinya.

Melihat Luhan menghentikan langkahnya. Sehun juga ikut terhenti. Yeoja itu tertunduk. Sehun tahu jika ucapannya tadi bermakna bagi yeoja ini. jika tidak, Luhan tidak akan sampai menghentikan langkah kakinya dan menunduk seperti sekarang.

Tangannya terulur untuk melepaskan ikatan rambut Luhan. Menimbulkan hampir seluruh wajahnya tertutup oleh rambut. Yeoja ini bisa kapan saja menangis hanya karna beberapa kata yang menurutnya sepele. Dia sangat sensitif sekarang. itulah yang Sehun tahu sampai saat ini.

Sempat beberapa kali dia ingin menanyakan segalanya langsung pada Luhan. memuaskan rasa penasarannya secara langsung. Tapi  itu sangat tidak mungkin mengingat Luhan bukanlah orang yang mudah terbuka. Ani! Tapi tidak bisa terbuka. Dia menyimpan semuanya dalam otak hingga akhirnya meledak dengan cara yang salah.

Dirangkulnya pundak Luhan dan membenamkan wajahnya pada dada Sehun. Dia tidak mungkin membiarkan orang lain melihat wajah Luhan yang tengah menangis.

Yeoja itu takut jika ketahuan menangis. Takut jika orang menganggapnya lemah hanya karna menangis. Padahal tidak semua orang akan beranggapan seperti itu bukan? Tapi mau bagaimana lagi? Itulah yang sudah tercetak jelas dan kuat dalam otak kecil Luhan.

Dia beranggapan menangis itu lemah
Lemah karna tidak bisa menyimpan kesedihannya.

Hanya karna sebuah ucapan

‘kau terlalu berlebihan, itu wajar jadi tidak usah menangis’

‘hanya karna itu kau menangis?’

Sederhana bukan? Tapi tidak bagi beberapa orang. Mereka akan terus memikirkan kalimat tersebut yang menjadikannya sebuah prinsip untuk menyimpan segalanya karna takut kembali mendengar kalimat tersebut.

Kalimat yang menumbuhkan sebuah monster dalam otak. Kalimat yang mulai menggerogoti jati dirinya sendiri hingga lupa siapa dia sebenarnya?

Kalimat yang menimbulkan beberapa kalimat lebih kejam bermunculan.

Gomapta ( Because Of You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang