Setiap orang memiliki sifat yang berbeda – beda, ada yang baik dan ada yang kurang baik, sifat seseorang bisa di lihat dari perilaku orang itu, karena sifat biasanya melekat dengan perilaku.
Saat ini aku tengah berhadapan dengan orang yang mungkin sifatnya kurang baik atau memang tidak baik, di depan kelas dan di lihat oleh banyak orang, aku menantang orang itu tanpa ragu sedikitpun.
"Aku ingin berduel dengannya!" Kataku sembari menunjuk seorang anak yang mungkin seumuran denganku.
Dengan tatapan sedikit kesal aku menunjuk anak laki – laki itu dengan jari telunjukku. Sontak seluruh siswa yang ada di kelas kaget dan langsung mengarahkan pandangan mereka ke arahku dan ada juga yang mengarah pada anak laki laki itu.
Menatapku dengan senyum. "Apa kau yakin dengan keinginanmu?" Tanya Frez.
Tanpa menoleh kearah Frez, aku menurunkan tanganku. "Tentu saja aku tidak ingin melawannya, apa lagi aku ini tidak punya pengetahuan tentang sihir dan juga aku belum pernah berkelahi sebelumnya. Aku juga tidak ingin melakukannya karena itu hal yang sia – sai dan juga merepotkan" Kataku enteng.
Seluruh siswa yang ada di kelas menatapku keheranan dengan kata – kataku, pandangan mereka ke arahku seperti tidak percaya dengan apa yang baru aku katakan.
Tersenyum. "Hmmm... Lalu kenapa kau mengajaknya berduel? Padahal kau tidak akan menang." Kata Frez padaku.
Mendengar kata Frez memang benar, aku memang tidak punya peluang menang karena ini adalah Academy sihir dan juga anak laki – laki itu adalah salah satu siswa di sini, sudah jelas dia pasti bisa menggunakan sihir.
Menoleh kearah Frez menjulurkan jari telunjuk. " Alasannya hanya satu." Kataku pada Frez.
Menoleh kearah depan. "Dia menyebalkan." Kataku tanpa ragu.
Sontak seluruh siswa di kelas kaget dengan ucapanku, padahal aku orang baru di sini dan juga baru akan menjadi siswa baru di Academy ini, tapi aku sudah berani menantang seorang siswa yang mungkin di takuti di kelas ini hanya karena alasan sepele.
Kembali berdiri, kali ini dia memasang wajah seram. "Kau, berani sekali mengatakannya, baiklah jika itu maumu, aku terima tantanganmu dan aku katakana padamu, bersiaplah untuk mati." Katanya dengan nada mengancam.
Aku menatap anak laki – laki itu tanpa rasa takut, dalam pikiranku yang paling penting adalah jangan sampai dia mendekati atau bahkan menyentuh Azalia, karena kalau Azalia sampai terkena masalah maka aku juga akan terkena masalah.
Tersenyum. "Aku menantikannya." Dengan nada santai.
"Baikalah. Rae segera pergi ke Stadion, kau, ikut denganku." Kata Frez lalu berjalan keluar kelas di ikuti kami.
Berjalan melewat lorong Academy, hanya terdengar suara langkah kaki kami yang terdengar, tidak ada percakapan diantara kami. Tapi tiba – tiba Frez berhenti didepan.
Menoleh kearahku. "Kau yakin ingin melakukannya?" Tanya Frez padaku.
Menghela nafas. "Tidak ada pillihan lain, lagi pula dia juga sudah menerima tantanganku." Kataku.
"La- lalu kenapa kamu menantangnya seperti itu? Kamu bisa celaka, Bima." Azalia khawatir.
Menoleh kerah Azalia. "Kalau aku tidak melakukannya dia akan mengganggumu, dan juga kata – katanya itu membuatku kesal." Kataku pada Azalia.
"Kalau begitu dia bisa jadi miliku." Kataku menirukan anak laki – laki tadi.
"Saat dia mengatakannya tadi, aku aingin sekali langsung memukulnya." Kataku sedikit kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Love Story : Lost Legendary Weapon Vol 1 (END)
FantasíaMasa SMA, masa yang sangat dinatikan oleh semua orang yang baru memasuki kehidupan. Katanya masa SMA adalah masa paling indah yang pernah dialami oleh setiap orang, baik itu hal yang menyenagkan, menyedihkan, mengharukan, semua itu dikatakan masa pa...