"Selamat datang Bima Rohan"
Itulah yang aku dengar dari mulut gadis kecil yang ada di depanku, berdiri tegak menatapku sambil memasang wajah imut.
Dalam pikiranku baru kemarin aku mengalami hal yang mengerikan, dan sekarang aku mengahadapi hal yang lebih mengerikan lagi. Padahal aku hanya ingin membaca komik, tapi kenapa jadi seperti ini.
Walau di terlihat seperti gadis kecil pada umumnya, aku yakin itu hanya dari luarnya saja, mungkin saja dia sudah sangat tua lalu melakukan sesuatu hingga membuatnya terlihat seperti ini, aku ingat dalam serial anime yang memiliki tokoh gadis kecil namun umurnya sangat tua. Aku yakin gadis kecil yang ada di hadapanku ini juga demikian.
Sedikit ragu aku bertanya. "Bagaimana kau tahu namaku?"
Dengan lagak dan sok keren dia menjawab pertanyaanku. "Hahaha tidak ada yang tidak aku ketahui di dunia ini, kalau ada yang tidak aku ketahui, maka aku akan mencari tahu." Katanya dengan sombong.
Sebenarnya aku sedikit risih dengan sifat sombongannya itu, namun aku tidak bisa mengatakannya, kalau aku bilang bisa celaka. Entah kenapa aku merasa tidak asing dengan kata-katanya, seperti pernah aku dengar kata-kata itu di suatu tempat atau di suatu film.
Dan juga itu bukan jawaban yang ingin aku dengar. dari cara dia menjawab pertanyaanku seolah sudah kenal jauh atau bahkan mengetahui segalahal tentangku.
Aku menatapnya datar. "Lalu kenapa kamu membakarku?" Tanyaku.
"Itu kau pantas menerimanya, mentertawakan nama seorang perempuan adalah kejahatan." Katanya kesal.
Mendengar jawabannya membuatku semakin risih, aku mulai jengkel dengan sifatnya itu, untuk ukuran gadis kecil, dia sangat menyebalkan. Kalau saja dia anak laki-laki aku sudah langsung memukulnya lalu kabur dari sini.
Aku kemudian berdiri, setelah tadi berguling-guling tidak karuan karena api yang membakar seluruh tubuhku. Merapikan baju seragam SMA yang kusut karenanya, lantas aku menatap kembali gadis kecil sombong itu.
Walaupun dia bisa melakukan hal aneh itu, tapi itu tidak berpengaruh padaku, saat dia membakarku tadi aku sama sekali tidak merasakan apapun, jadi dia tidak mungkin bisa membunuhku, jadi aku lebih berani menghadapinya.
"Siapa kamu dan apa maumu?" Tanyaku dengan wajah dingin.
"Sudah aku katakana, namaku T-." Perkataan Frez terpotong.
Mengangkat tangan kanan mengentikan ucapannya. "Stop. Berhenti, aku sudah tau namamu, yang aku tanyakan siapa kamu sebenarnya dan apa tujuanmu datang kemari?" kataku memperjelas pertanyaan.
"Oh... begitu, Hahaha ini baik-baik." Memasang gaya.
"Ketahuilah, aku adalah seorang penyihir terkuat di kota sekaligus kepala sekolah academy sihir, di dunia sana tidak ada orang yang tidak mengenal namaku, Ta-" Kata-katanya kembali terpotong.
Kembali aku mengankat tangan kanan. "Stooopppp. Tolong jangan sebut namamu lagi, itu menggelikan." Kataku memotong perkataan Frez.
"Kenapa kau terus memotong ucapanku? Memangnya ada yang aneh dengan namaku?" dengus Frez tidak terima.
"Hmmm... asal kamu tahu, namamu itu seperti nama kotoran, karena itu aku menyela." Kataku langsung menjelaskannya singkat.
"He?" Wajah sombongnya sekarang berganti dengan wajah terkejut.
Entah bagaimana cara melukiskannya wajahnya. Yang penting Frez sangat terkejut mendengar ucapanku, walau begitu aku tidak merasa kalau yang aku katakana itu salah, karena memang benar namanya terdengar demikian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Love Story : Lost Legendary Weapon Vol 1 (END)
FantasiMasa SMA, masa yang sangat dinatikan oleh semua orang yang baru memasuki kehidupan. Katanya masa SMA adalah masa paling indah yang pernah dialami oleh setiap orang, baik itu hal yang menyenagkan, menyedihkan, mengharukan, semua itu dikatakan masa pa...