Di ruangan yang sempit ini aku duduk termenung, memikirkan apa yang baru saja aku lakukan, itu bukan seperti kejadian di mana kau berubah tanpa kau sadari, saat itu aku merasakannya, sebuah kekuatan, entah datang dari mana aku juga tidak tahu.
"Dasar payah, kalua begitu akan aku berikan sedikit, kekuatan."
Itulah yang aku dengar, hingga akhirnya aku mendapatkan kekuatan itu, perasaan yang sangat aneh, aku ingat semua itu, di saat aku menghajar Rae dengan brutal dan juga menggunakan sihir yang entah sihir apa itu.
Tapi saat itu, benar, aku sangat bersemangat dan sangat berkeinginan untuk membunuh, seperti bebas dari belenggu yang mengikat, seperti bukan diriku saja.
Tok! Tok!
Pintu di ketuk pelan, setelah itu di buka perlahan, memperlihatkan seorang perempuan berseragam putih bergaris hitam dengan sedikit bagian berwarna hitam, mengenakan kaus kaki panjang hingga menutupi seluruh kakinya. Azalia.
Aku melirinya sebentar lalu kembali menatap lantai, Azalia mengahmpiriku lalu duduk di sebelahku. Aku punya pikiran kalau dia takut denganku, namun dia mencoba memberanikan diri bersamaku.
"Tidak perlu memaksakan diri, jika kamu memang takut, tidak perlu kesini." Kataku dengan seulas senyum tipis.
Tidak menjawab Azalia menyenderkan kepalaya pada bahuku.
"Tidak, aku tidak takut, lagi pula kamu sudah pernah menyelamatkanku, jadi apapun yang terjadi aku akan selalu di samping Bima." Katanya lembut.
Dalam keadaan ini aku merasa lebih tenang, walapun aku tidak bisa mengubah fakta kalau ada sesuatu yang berbahaya dalam diriku, tapi mengetahui kalau ada orang yang masih menerimaku, itu sudah sangat cukup.
"Frez memanggilmu keruangannya." Kata Azalia memberi tahu.
Sedikit heran dengan apa yang di katakana Azalia, aku beranjak dari tempat duduk menuju ruangan Frez, tidak lupa di temani Azalia. Seperti biasanya aku dan Azalia melewati lorong Academy, aku sudah pernah keruangan Frez saat pertama kali ke dunia ini, jadi aku hapal jalannya.
Saat sedang berjalan aku berpapasan dengan seorang laki – laki, berpakaian keren lebih keren dari pada baju seragam Academy, dan yang lebih hebatnya dia membawa sebuah senjata di punggungnya.
Tanpa menoleh laki – laki itu melewati kami, dan ada sesuatu yang sangat membuatku kaget, sebuah tanda di bagian bahu, sebuah lambang yang mungkin memiliki arti yang sangat hebat. S.
"Hmmm... menarik." Kata laki – laki itu saat sudah jauh melewati kami.
Akhirnya kami sampai di depan pintu ruangan Frez, Aku lalu mengetuk pintu itu pelan, setelah aku ketuk pintu itu terbuka dengan sendirinya, memperlihatkan Frez yang sedang duduk di kuris kepala Academy.
"Masuk dan duduklah." Katanya dingin pada kami.
Aku langsung melangkah menuju kursi lalu duduk, di ikuti Azalia yang duduk di sebelahku, ini sedikit menegangkan, rasanya berbeda sekali dengan Frez yang biasanya aku kenal. Tentu saja, karena di sini dia adalah seorang kepala Academy.
Aku punya pemikiran kalau dia akan memarahiku karena membuat kerusakan di Stadionnya, tapi aku tidak bisa melakukan apapun untuk membela diriku sediri karena memang aku yang melakukannya, kalaupun aku bilang akan mengelusnya, dia pasti akan sangat marah.
Frez berjalan dari mejanya ke arahku, dia lalu menyuruhku melebarkan kakiku, setelah itu dia berbalik lalu duduk diantara kedua bahaku, ekorya bergerak – gerak seperti meminta sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Love Story : Lost Legendary Weapon Vol 1 (END)
FantasyMasa SMA, masa yang sangat dinatikan oleh semua orang yang baru memasuki kehidupan. Katanya masa SMA adalah masa paling indah yang pernah dialami oleh setiap orang, baik itu hal yang menyenagkan, menyedihkan, mengharukan, semua itu dikatakan masa pa...