25-(Sayang)

520 27 0
                                    

Mungkin bahagiaku terletak pada
dirimu

🍂

*Tringgg
Bel menandakan pulang dari SMA Merpati Putih telah menggema di semua sudut koridor. Seluruh siswa dengan cepat memasukan alat tulis dan buku nya kedalam tas.

Nesya terlihat memasukan buku dan alat tulis dengan tergesak.

"Santai dong,Nesy. Kaya orang dikejar apa".  Seru Friska.

Nesya tak menghiraukan ucapan Friska barusan. Dengan cepat dia berlari keluar kelas menuju gerbang.

Langkah nya terhenti ditengah gerbang karena ada tangan yang menarik lengan nya.

"Kenapa buru-buru gitu sih. Mau kemana?". Tanya Deva sambil mengerutkan dahinya.

"Anu. Nanti aku chat aja ya. Aku buru-buru sekarang". Ucap Nesya melompat-lompat kecil ditempat sambil mengatur nafasnya yang ngos ngos an.

"Gak mau aku yang ngan-". Ajak an Deva terpotong ketika Nesya berlari cepat meninggalkannya.

"Nanti aja,kak". Nesya berteriak jauh dari Deva sambil melambaikan tangan nya dan kembali melajukan langkah nya keluar dari gerbang sekolah.

Nesya melambaikan tangan nya untuk menghentikan sebuah angkot . Angkot itu berhenti didepannya dan Nesya langsung menundukkan kepala nya untuk naik. Angkot melaju dengan cepat kearah yang dia tentukan.

🍂

Nesya berlari kecil menuju ruangan anak penderita kanker itu. Dia membuka gagang pintu. Dilihatnya anak-anak itu sedang menonton tv. Mereka hanya melirik sekilas keberadaan Nesya dengan sorot mata nanar.

Nesya duduk bersimpuh disamping raja yang sedang duduk menyila disamping anak-anak lain.  Raja menjauhkan posisi duduk nya ketika Nesya mendekatinya.

"kalian marah sama kakak?". Nesya menghembuskan nafas berat.

"Tanya aja sama diri kakak sendiri".  Jawab Salsa kesal tanpa melirik kearah Nesya.

"Kakak minta maaf. Coba kalian cerita apa yang membuat kalian marah sama, kakak?"  Ucap  Nesya lembut.

Anak-anak itu saling menatap sendu. Mereka memang marah dengan Nesya. Tapi sampai kapanpun mereka tak akan pernah bisa menjauh dari Nesya dan membencinya

"Kemana aja kakak selama 4 hari ini,kak. Kakak tau,Yolanda meninggal 2 hari yang lalu. Saat nafas terakhir dia. Dia terus manggil nama kakak. Tapi kakak gak ada saat itu. Apa kakak menjauh dari kami?kami pasti jadi beban kakak kan".  Ucap Raja lirih sambil menunduk sendu.

"Kalian salah paham. Kalian bukan beban bagi kakak. Justru kakak yang mungkin jadi beban untuk kalian. Maafin kakak. Kemarin kakak gak bilang sama kalian. Kakak ikut kegiatan camping disekolah. Sore ini kakak bakal jenguk Yolanda bersama kalian. kalian mau kan ikut kakak dan tunjukin dimana Pemakaman Yolanda"

Anak-anak itu saling menatap satu sama lain. Mereka merasa bersalah. Mungkin rasa takut akan kehilangan Nesya telah mengusai mereka tadi.

Mereka berlari dan memeluk Nesya. Nesya tertegun melihat anak-anak ini yang begitu menyanyaginya. Di terlantarkan orang tua mungkin membuat mereka membutuhkan kasih sayang.

Orang tua mereka hanya bisa menitip mereka di ruangan itu dan kadang 1 minggu anak-anak itu baru akan di jenguk oleh orang tua nya. Orang tua mereka hanya sibuk berkerja tanpa memikirkan anak-anak mereka yang berjuang untuk tetap hidup di kondisi mereka yang seperti ini.

Diary NesyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang