{Ini aku-Devano Danendra}
🍂
"Gw disini Nesy, Ada buat lo. Jangan sedih ya".
Nesya dan Dava sampai didepan sebuah pintu kaca. Dava berjalan didepan Nesya seraya membuka gagang pintu aluminium dengan pelan.
Monitor jantung yang terletak diatas Cabinet disamping bed terdengar beraturan. Tubuh wanita muda itu masih di posisi yang sama. Mata nya masih menutup rapat tanpa sela.
Nesya melangkah pelan. Dia duduk di kursi disamping kiri dari bed.
"Bun, ini Nesya. Bunda cepat sadar ya. Nesya kangen bunda Devia yang selalu peluk Nesya dengan kasih sayang". Ujar Nesya seraya menggenggam lembut tangan kanan Devia.
Dava hanya bisa mengusap lembut pundak Nesya dengan iba. Bingkisan bunga yang berdiri kokoh diatas Cabinet menarik tatapan Nesya.
"Kak. Cepat kembali ya". Nesya bergumam pilu.
"Jalan yuk". Ajak Dava.
"Kemana?"
"Liat sunset di balkon".
"Ayo". Nesya menggangguk cepat seraya tersenyum lebar. Dia mengenggam tangan Dava dan menarik nya dengan cepat. Dava mengikuti langkah Nesya didepannya. Langkah Nesya begitu cepat untuk membawanya menaiki anak tangga menuju balkon rumah sakit.
Anak tangga terakhir membuat nafas Dava tersengal. Nesya melepaskan genggaman tangan nya. Dia berlari kecil dan sampai didepan pagar kecil penghalang sisi balkon. Dia menutup matanya dan membiarkan angin mengibaskan helai rambutnya.
"Ke makan rambut nanti. Kaya iklan sampo aja pose nya gitu". Seru Dava seraya terkekeh. Nesya membuka matanya dan menatap kesumber suara.
"kak, aku boleh nanya?".
"Enggak". Tolak Dava.
Nesya memasang raut wajah cemberut. "Yaudah gak jadi".
Dava tertawa dan kembali melanjutkan ucapannya. "Iya boleh,mau nanya apa emangnya?".
"Kak Deva ada keperluan apa di luar negeri? sampai-sampai dia harus pergi ninggalin aku".
Dava terpaku. Dia menghela nafas pelan sesaat dan menatap serius kearah mata sayu perempuan di depannya.
"Deva pergi untuk Bunda. Disini gw yang akan bikin lo bahagia,menjaga lo,sebagai adik." Ujar Dava.
"Tapi beneran gak sih. Kakak masih suka sama aku?". Tanya Nesya.
Dava kembali mematung. Entah mengapa dua pertanyaan ini membuatnya kehabisan nafas sesaat.
"G-w sayang sama lo, tapi sebagai adik.". Tutur Dava.
Nesya tersenyum lega. Dia melingkarkan tangan nya di pinggang Dava dan memeluknya. Dava membalas pelukan itu dengan ragu. Kehangatan matahari terbenam mulai menyelimuti langit jingga sekarang.
"Gw tau Nesy, lo cuman sayang sama Deva. Meskipun gw suka sama lo terang-terang an, sampai kapanpun, gw juga gak bakal dapet jawaban iya dari lo".
🍂
"Makasih ya kamu sudah mau menemani saya jalan-jalan". Ucap Clauren seraya tersenyum tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Nesya
Teen Fiction✅Teenfiction A Wattpad ✅Ketika anda berada disini, saya yakin anda akan ikut berlabuh bersama tokoh didalam sini dari awal part hingga kepersinggahan akhir yaitu Ending ^^ .... 🚫WARNING!!! ⚠Anda sedang berada di kawasan darurat baper...