17-(masa lalu)

539 29 7
                                    

Kamu adalah ilusi yang tidak akan pernah berwujud

🍂

Mobil satpam sekolah sudah melalui tugu selamat datang tanda mereka sudah berada di Jakarta. Nesya tertidur hampir 2 jam di mobil karena lelah yang menjerat nya.

"Nesya kamu mau diantar kemana?". Tanya pak satpam membuat Nesya tersontak kaget dan membuka berat kedua kelopak mata nya.

"Rumah sakit sejahtera".

"Kamu sakit Nesy?". Ucap Bu Kayla khawatir dengan raut wajah cemas.

"Eh. Enggak bu. Ayah saya dokter disana". Jelas Nesya.

Mobil berhenti tepat di depan pintu rumah sakit. Nesya membuka gagang pintu dan turun dari mobil. Kebetulan ayah Nesya terlihat menunggu Nesya di ambang pintu kaca rumah sakit.

"Makasih ya pak, sudah mau mengantar anak saya". Ucap Gilang sopan.
Pak satpam hanya membalas dengan menggangguk ramah.

🍂

Mobil telah sampai diperkarangan rumah Deva. Deva membuka gagang pintu dan turun dari mobil diikuti Dava.

Mobil kembali melaju membelah jalanan dan terlihat semakin jauh terhalang sekat.

Bukannya masuk kedalam rumah, Dava malah membelokan arah langkahnya menuju garasi untuk mengambil motor nya.

"Mau kemana?". Tanya Deva ketus.
"Gw mau beli es krim, sekalian mampir kerumah Tzuyu twice". Ucap Dava asal sambil terkekeh.

"Ngehayal mulu, ngefanboy teros". Celetuk Deva. Dava hanya menyengir lebar dan segera melajukan motor nya

Deva membalik badan nya menuju pintu dia segera membuka gagang pintu nya. Dilihat nya, seorang wanita tengah duduk dilantai sambil memegangi kaki lelaki didepannya untuk berharap ampun  dari lelaki itu yang terus mendorong nya untuk menjauh.

"AYAH!!CUKUP".

Deva berlari dari ambang pintu menuju meja makan untuk menolong malaikat tidak bersayap nya itu.

Deva membantu bunda nya berdiri. Dan spontan mendorong tubuh ayah nya hingga menjauh.

"Ngapain kamu anak kecil ikut campur". Ucap David kasar.
"Ayah yang kenapa nyiksa bunda!. Apa salah bunda?!, Pasti ayah bawa perempuan gak jelas lagi kan kerumah ini. Dasar lelaki breksek!". Pekik Deva.

Dengan nafas yang memburu, Deva mengepalkan tangan nya dan menghantam kuat sudut bibir ayah nya Hingga terjatuh.

"Deva cukup nak! cukup sayang. Dia ayah kamu". Pekik Ibunya dengan suara yang masih serak untuk menghentikan perkelahian anak dan ayah itu.

David memilih untuk mengalah dan melangkah cepat keluar pintu sambil menggandeng wanita muda yang sejak tadi berada disamping David. David membanting pintu dengan keras membuat Devia berhasil meloloskan air mata dari kelopak nya. Dengan cepat Deva menghapus cairan embun suci yang melalui pipi lembut sang bunda.

"Bunda gak boleh sedih. Deva disini buat bunda. " Ucap Deva lembut sambil memeluk hangat sang malaikat nya.

"Deva. Bunda gak mau lihat kamu berantem lagi sama ayah ya". Pinta Devia.

Diary NesyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang