29-(Velin berubah?)

455 20 0
                                    

Berhenti berusaha menjadi orang lain untuk terlihat sempurna. Cukup jadi diri lo sendiri. Itu jauh lebih melegakan

🍂

Nesya dan Bella duduk disebuah sofa diruang tamu. Mulut Nesya terlihat lincah. Menceritakan semua yang terjadi sehingga membuat nya terus menangis sejak tadi

"Nesy. Langit dan Deva pasti punya alasan kenapa mereka merahasiakan itu semua. Mungkin memang sebaiknya lo gak tau tentang hal itu. Mungkin aja kan. Kalau lo tau semuannya,malah bikin lo tambah sakit". Ujar Bella menenangkan sambil mengelus lembut punggung Nesya.

"Mungkin,dan semoga. Gw cuman bingung dan penasaran. Ada hubungan apa mereka dengan wanita bernama Aletta itu." ucap Nesya sendu.

Bella berdecak ringan.
"Udah ah. Gak usah dipikirin terlalu dalam. Entar lama-lama otak lo jadi bolong".
Bella terkekeh.

"Receh lo ah". Nesya mendorong kecil bahu Bella sambil terkekeh pelan.

"Pulang gih. Ganggu aja orang tidur siang. Kenapa lo belum kerumah sih?". Ucap Bella malas.

"Ye lo mah, gak suka ya gw berkunjung kerumah lo. Yaudah gw gak mau kesini lagi". Nesya bengkit dari posisi nya dan melangkah malas keluar pintu.

"Eh. canda,mau pulang? Gw anter aja ya,pake mobil". Ajak Bella.

Nesya menggaguk cepat.

🍂

Nesya menaiki anak tangga dengan cepat. Dia masuk kedalam kamar nya dan membanting pintu kamar dengan keras, kemudian mengunci pintu nya.

Seluruh orang yang ada dimeja makan langsung terlonjak. Langit menghentikan suapan nya dan langsung bangkit dari meja makan.

"Langit. Selesain dulu makan nya. Mungkin adek kamu lagi cape aja". Ucap Gilang tenang sambil menyuap nasi ke mulutnya.

"Nanti aja ,yah. Langit langsung gak nafsu makan". Jawab Langit.

Langit melangkah cepat menaiki anak tangga dan sampai didepan pintu kamar Nesya.

"Nesya. Buka pintu nya. Gw bisa jelasin semua nya". Pinta Langit sambil terus membuka gagang pintu berulang kali namun pintu tetap tertutup tanpa sela.

"PERGI LO. GW GAK MAU NGOMONG SAMA ORANG JAHAT KAYA LO".Teriak Nesya dari dalam kamar.

Nesya masih terus menahan suara tangis nya agar tidak terlalu keras dengan menutup mulutnya dengan bantal kecil.

"Nesy. sekali aja lo kasih gw kesempatan buat ngejelasin semuannya. Gw sayang sama lo. Lo adik gw satu-satu nya. Gw cuman mau ngelindungin lo." Tutur Langit lembut.

Nesya berpikir sejenak sambil menyika air mata nya dengan punggung tangan.
Tak ada salahnya memberi waktu untuk pejelasan.

Nesya membuka pintu kamar nya. Langit menyambut nya dan tersenyum lebar.

"Cepetan jelasin gak usah senyam senyum". Ucap Nesya dingin.

"Iya-iya". Langit melangkah masuk dan duduk dibagian pinggir kasur. Nesya mengikuti langkah Langit dan duduk menyampingi nya.

Langit menceritakan semuanya. Termasuk penyebab kematian Aletta yang tewas karena tertembak oleh preman yang dikirim seseorang untuk membunuh salah satu orang terdekat ayah nya Deva. Sebenarnya,sasaran preman itu adalah Deva. Namun Aletta melindungi tubuh Deva agar tak tertembak.

Diary NesyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang