44-( Dalin Jadian)

699 25 6
                                    

"Aku mencintaimu dengan caraku sendiri. Cukup memendamnya tanpa kau tau bagaimana."

🍂

"Clauren siapa Dev?". Tanya Devia dengan alis berkerut.

"Masa bunda gak tau, Clauren itu tun-". Ucapan David terpotong oleh selaan Deva.
"Clauren itu sahabat aku, bun". Sela Deva sambil menyengir lebar.

Devia hanya ber oh ria. David menatap Deva dengan tatapan heran namun tak berselang lama, ekspresi itu memudar dari wajah David— menyisakan kelegaan pada Deva.

Deva bangkit dari sofa untuk mengambil air minum di kulkas yang ada di dapur. Dia membuka kulkas dan mengambil botol air minum. Dia meneguk nya dengan cepat seperti orang tidak minum selama beberapa hari.

"Kak!". Seru seorang anak kecil yang sedang Deva belakangi posisinya. Deva yang mendengar panggilan itu sempat terdiam kaku—kemudian membalik badan ya. Ada Dino yang sekarang tidak berjalan dengan menggunakan kursi roda. Dia tumbuh dengan cepat menjadi remaja seusiaanya. Dino tersenyum penuh hangat pada Deva. Deva melebarkan kedua lengan nya untuk memberi fasilitas pelukan untuk Dino. Dino berlari tanpa rintang dan mendapatkan dada bidang yang dapat dirasakan dari sang kaka.

"Dino rindu kak Deva". Kata Dino disela kebahagiaan nya.

"Kakak juga rindu sama kamu, de. Kakak terlalu sibuk sampai tidak tau perkembangan kamu sekarang. Doa yang selalu kamu panjatkan didalam sholat mu ternyata terkabul, de. Sekarang kamu tumbuh dengan normal tanpa impus dan peralatan medis lagi. Kaka bahagia melihat kamu sekarang". Ucap Deva.

Deva melepaskan pelukannya. Dia menjatuhkan lutut nya ke lantai sambil menangkup wajah Dino.

"Kamu mau ikut nemuin kak Nesya malam ini?".

Dino mengganguk cepat dengan raut wajah semringah.

"Kalau bisa sekarang aja dong kak. Kangen kak Nesya tau".

"Iya. Seminggu lagi kak Nesya ultah loh. Kalau dia sadar, kakak pengen buatin suprise untuk dia".

Dino membulatkan matanya. "kakak Nesya bentar lagi ultah ya. Dino harus jadi orang pertama yang ngucapin happy birthday buat kak Nesya. Titik".

Deva terkekeh geli.
"Iya-iya. Kamu selalu jadi yang pertama". Ucap Deva sambil mengacak jambul Dino.

"Ngomongin apasih kok seru banget denger nya".Seru Devia yang tiba-tiba saja menghentikan langkah nya di dapur dan duduk dimeja makan didekat Deva dan Dino yang sedang mengobrol.

"Ini bun. Deva ngajak Dino buat nemuin Nesya nanti malam". Jelas Deva.

"Bun. Dino mau jujur-jujur an bolehkan?". Dino memasang raut wajah imut dengan kedua tangan yang bertaut dibelakang.

"Kamu mau jujur tentang apa?". Tanya Devia sambil meneguk air putih didalam gelas yang dipegang nya.

"Dino suka sama cewe".

Devia tersedak begitu saja. Air yang di mulutnya seketika memuncrat ke udara.

Deva sontak mengelus punggung Devia. "Bunda gak papa?". Tanya Deva khawatir.
"Iya bunda gakpapa." Jawab Devia pelan sambil mengelus dada nya untuk menahan batuk yang terus menerus.

Diary NesyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang