(s)-5

6K 875 50
                                    

Seharusnya Taehyung menerima saja ajakan kakaknya untuk ikut berangkat bersama jam 4 pagi tadi. Daripada seperti ini, ujungnya dia telat lagi. Padahal ini adalah hari terakhir ospek universitas.

"Kak Gilang, tunggu!" Teriaknya saat melihat Yoongi Gilang hampir menutup pintu gerbang kampus. Kakinya semakin cepat berlari hingga dia sampai dengan nafas tersenggal di depan Gilang. "Hah hah, tunggu kak! Saya, ga telat kan?"

"Engga sih, cuma-"

"Cuma apa kak?"

Yoongi mengedarkan bola matanya untuk mencari seseorang. "Hei kamu, tunggu sebentar!" Lalu berjalan mendekati mahasiswa baru yang tadi baru keluar dari auditorium.

Taehyung tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Dia hanya tau kalau Yoongi yang tadinya pergi tidak membawa apapun tapi dia kembali dengan membawa sebuah baki yang di atasnya berisi sebuah gunting.

"Ambil ini!"

"Buat apa kak?"

"Udah sih ambil aja. Mau kena bintang lagi?" Dengan cepat baki itu berpindah tangan dari Yoongi ke Taehyung. "Sekarang ke lapangan, dan kamu jangan ikut gabung barisan. Ikuti saya saja, ngerti?"

Meskipun tidak mengerti apapun namun tetap saja diangguki oleh Taehyung dan membuntuti Yoongi.

"Seulgina, ini si maba pembawa baki nya. Ntar lu kasih aba-aba aja ke dia." Katanya dan diangguki tanda mengerti. "Nah, sekarang saya mau kembali." Diusaknya rambut Taehyung. "Selamat menjalankan tugas!"

"Iya kak, makasih." Senyumnya ikut mengembang. Bolehkah Taehyung memiliki harapan lebih? Memikirkannya saja membuat malu. Tapi pikirannya langsung buyar karena kedatangan Jungkook. Dia menunjuk semua yang bertugas di depan dengan alat komunikasinya. "Semua udah siap?"

"Sudah." Jawaban nya kompak dan serentak kecuali Taehyung yang mengangguk saja. Dia semakin risih saat Jungkook mendekatinya dan mulai menganalisis dirinya dari atas sampai bawah dan kembali lagi ke atas. Oh, lihatlah wajah songong nya. "Kakak, ngapain sih?"

"Cuma ngecek aja, kamu sehat kan?"

"Sehat kok."

"Makan, enak?"

"Enak, kenapa sih?"

"Jadi bisa dong, selesei penutupan ospek nanti makan bareng saya?"

"Kak, udah pernah dicolok sama gunting? Atau mau coba sekarang?"

Telapak tangan Taehyung diusap perlahan dengan ibu jari Jungkook. "Kalau sama ini sih mau."

"Kak Jungkook Akas Romero!"

"Ada apa, ay?" Dikedipkan sebelah matanya. "Sampai ketemu nanti!"

"Sialan, gue belum bilang apa-apa!"

Tapi percuma saja, toh Jungkook langsung pergi untuk mengatur barisan. Apalagi pagi ini, dia yang memimpin apel. Rasanya muak sekali bagi Taehyung. Kalau begini lebih baik dia berbaris di belakang saja daripada melihat Jungkook di depan sana yang terlihat sangat jelas. Ya, memang tampan, berkharisma, berwibawa, tapi tetap saja menyebalkan, menyebalkan, dan menyebalkan.

Tugas Taehyung hanya menyerahkan baki berisi gunting kepada rektor untuk memotong pita dan meresmikan acara yang akan diisi oleh seluruh organisasi tingkat universitas sebagai pengenalan. Acaranya dari pagi sampai jam 9 malam. Bahkan mungkin nanti tidak akan ada apel penutupan. Jadi sekalian apel pagi ini sebagai apel penutupan.

Riuh tepuk tangan terdengar setelah balon-balon yang tadi tertahan oleh pita, bertebaran di angkasa. Dengan ini ospek universitas hanya tinggal bersenang-senang saja.

"Kakak, kok-"

"Diam, mau di foto dulu."

Mau menolak sekeras apapun, tetap saja Jungkook berdiri di sebelahnya sampai foto bersama para petugas apel terambil. Setelahnya dia tak berbicara apapun lagi pada Taehyung dan langsung menghampiri stand mic yang tadi dipakai rektor.

"Hari ini akan ada 2 sesi pengenalan organisasi, pertama semua akan mengenalkan diri di indoor lalu setelah itu sesi outdoor sampai selesai. Sekarang, silahkan kalian masuk ke ruangan masing-masing."

Kesempatan ini Taehyung manfaatkan untuk segera kabur dari jangkauan Jungkook. Pokoknya jangan bertemu dengannya.

Hari ini rasanya Taehyung seperti main kabur kaburan dari Jungkook. Sebisa mungkin Taehyung jalan bergerombol dengan teman sekelompok nya agar tidak diganggu oleh ketua penertiban itu.

Sampai selesai acara outdoor ditutup pun Taehyung masih menghindari Jungkook. Kalau mahasiswa lain keluar lewat alur untuk keluar tapi Taehyung memutar lewat jalan masuk. Bahkan dia sampai menerobos lewat basemen rektorat.

Langkahnya melambat dan jadi mengendap saat melihat kedua orang di depan sana sedang berjalan ke arah pintu depan dengan merangkul satu sama lain. Dia lebih memperhatikan mereka. Walaupun hanya bagian belakang, tapi Taehyung yakin dapat mengenali mereka.

"Itu, kak Yoongi Gilang sama-" matanya dia gunakan untuk lebih fokus lagi pada seseorang yang Yoongi rangkul pundaknya. "Kak Arganta Seokjin? Pacarnya kak Dika?"

Tidak tahu apa alasannya Taehyung jadi kesal. Ntah kesal pada Yoongi, Seokjin atau -

"Taehyung ay.....yang!"

Kedua orang yang tadi dia perhatikan menoleh ke belakang dan menatapnya heran. Sekarang, ketiga nya - bersama Jungkook - menghampiri Taehyung.

"Mampus."

(s)ay...ang || KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang