(s)-4

6.2K 895 39
                                    

Hari kedua ospek, Taehyung berusaha berangkat lebih awal. Soalnya takut kalau nanti sampai kena bintang lagi sama Jungkook. Walaupun dia sampai di kampus juga tepat dan juga mepet sekali.

Selama ospek, setiap pagi ada apel dan diteruskan pengecekan perlengkapan sama barang bawaan. Di sore hari juga ada apel buat penutupan sama pengumuman barang umum yang harus dibawa besoknya.

Sekarang semua mahasiswa baru dari 5 fakultas yang terdiri dari 28 program studi strata satu dan 8 program studi strata dua sudah berjajar rapi di lapangan dan siap untuk mengikuti apel pagi.

"Aduh!" Taehyung mengusap telapak tangannya. Ditatapnya Jungkook yang sudah berdiri di sebelahnya. "Kok di pentung sih, kak?"

"Masuk barisan!"

"Kegeser dikit kok kak, ini. Sakit tau telapak tangan saya kak."

"Sakit?" Tanyanya lalu mengangkat telapak tangan Taehyung yang tadi dia pukul pakai pentungannya. Diusapnya perlahan telapak tangan itu. "Engga ada yang luka kok."

Sadar, Taehyung langsung menghempaskan telapak tangannya dari genggaman Jungkook. "Kak Akas tuh sengaja kan?"

"Engga kok, kan tadi cuma mau cek kali aja beneran luka tapi engga tuh. Masih alus kok telapak tangan kamu."

"Kak Akas!"

"Ga usah teriak bisa engga, ay? Dan ga bisa ya buat langsung masuk ke barisan? Atau ga bisa baris?"

"Jangan panggil saya-" perkataan nya terhenti saat Jungkook mendekatkan bibirnya pada telinga Taehyung. "Nanti sore temui saya di lapangan!"

"M-mau ngapain?"

"Ngelatih kamu baris berbaris!" Didorongnya bahu Taehyung dengan pentungan yang dia pegang untuk masuk ke barisannya. Setelahnya dia kembali untuk berkeliling.

Taehyung mengangkat telapak tangannya dan menatapnya jijik. Lalu dia menggesekkan ke teman yang berada di sebelahnya.

"Ngapain sih, Dan?"

"Habis kena najis."

Yeonhoon Aditama cuma mendengus kesal saja. Najis katanya, padahal baru di elus-elus sama orang yang katanya tertampan di kampus.

Setelah apel pagi, peserta ospek dibagi ke ruangan yang sudah ditentukan oleh panitia untuk menerima materi.

Taehyung ingat betul kalau kemarin yang menjaga di ruangannya itu si Jungkook dan hari ini dia lagi. Padahal selain dia, anak-anak divisi penertiban ganti orang.

"Ngapain sih mondar-mandir sekitar sini mulu, bikin kesel aja dari pagi." Gerutunya yang melihat ketua divisi penertiban itu berkeliling di sekitarnya. "Kaya ga ada tempat keliling lain aja sih."

Berusaha fokus pun susah karena kehadiran Akas di sekitarnya. Ujungnya dia dapat peringatan dari anak penertiban yang untungnya bukan Akas. Tapi tetap saja kesal karena saat dia kena teguran, Akas memperhatikan nya dan justru tertawa. Kalau sudah selesai ospek, boleh kan untuk memukul kepala ketua penertiban yang sok tampan itu?

"Mau ke mana?" Pertanyaan yang menghentikan Taehyung di depan gerbang. Ditatapnya pentungan di depannya yang digunakan untuk mencegatnya. "Mau pulang lah, kak."

"Kamu ga inget kalau ada janji sama saya di lapangan buat latihan baris berbaris?"

"Tapi kak saya kan tadi-"

"Bintang atau ke lapangan sekarang?" Mau tak mau Taehyung pasrah dan mengangguk saja. "Ke sana dan tunggu saya!"

"Iya, kak." Lalu berbalik arah dengan langkah yang berat. Mungkin dengan diiringi sumpah serapah pula untuk Jungkook.

Padahal tugas belum selesai tapi Jungkook sudah ngacir duluan untuk nyusul Taehyung ke lapangan dan menyerahkan tugasnya kepada Hoseok.

"Eh Dim," mata Namjoon masih memperhatikan punggung Jungkook yang mulai menjauh. "Mau ke mana itu orang?"

"Ke lapangan."

"Kok malah ke lapangan? Bukannya setelah ini langsung evaluasi ya? Atau Akas mindahin lokasinya ke lapangan?"

"Lu udah buka gc panitia ospek belum?"

"Eh," selain keterkejutan, Namjoon pun heran. "Diundur sampai jam setengah 7? Loh, kok bisa?"

(s)ay...ang || KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang