Taehyung mencopot sepatunya, tidak lupa memasukkan kaos kaki yang tadi digunakan ke dalamnya lalu dia letakkan di atas rak. Melangkahkan kaki masuk ke dalam kosan yang pintu nya masih terbuka lebar. Untung saja pintu samping ini menghadap tembok pembatas kosan jadi hanya tercipta lorong sempit yang hanya bisa dilewati untuk jalan. Sebenarnya ada pintu bagian depan, tapi jika sudah malam seperti ini pasti pintu depan sudah terkunci dan mau tidak mau harus lewat pintu samping.
Dia melupakan sesuatu, akhirnya berbalik ke arah pintu dan melongok ke lorong sempit itu, lalu menggeleng saat melihat Jimin berjalan lamban sekali, "cepetan dikit kek, kaya belum makan aja sih!"
"Ya kan emang gue belum makan." kata Jimin sambil mempercepat langkahnya. Setelah sampai di depan rak alas kaki, dia mencopot sepatunya dan meletakkan di sana. Lalu masuk lebih dulu ke dalam kosan dan duduk di atas karpet yang ada di ruang tengah. "Ini yang lain pada ke mana sih, sepi banget." ocehnya.
Setelah Jimin masuk, Taehyung menutup pintu dan menguncinya. Karena dia yakin sudah tidak akan ada lagi yang masuk ke kosan. Karena anak kosan juga belum balik semua, alias masih di kampung halaman masing-masing. Dan hanya ada tiga orang saja di kosan selama ospek. Siapa lagi kalau bukan kedua cowok bernama Radhika, ditambah dengan Raka.
Dia melemparkan tas nya ke sofa lalu menyusul Jimin, mengambil remote lebih dulu di atas meja tempat benda berukuran 21 inch itu berada, lalu duduk di sebelah teman satu fakultas nya itu dan menyalakan televisi. Kepalanya menengok ke segala arah. Sepertinya memang benar kalau kosan kelihatan sepi sekali.
"Apa kak Dika belum pulang ya?"
Jimin mengangkat bahu, lalu dia menyandarkan punggungnya ke sofa. "Mungkin di dapur, gue nyium sesuatu dari arah sana. Gue jadi laper."
Taehyung bergumam. Dia lantas mengendus-endus bau dengan hidungnya. ya pantas saja seperti ada bau menyeruak dari dapur. Nafasnya dia tarik lebih dulu sebelum berteriak, "KAK DIKA, BANG DIKA, MAS DIKA, DI MANAPUN ANDA, BAGILAH MIE MU PADA KAMI!"
tidak lama setelah itu, muncul Namjoon dari arah dapur dengan memegang semangkuk mie goreng yang baru selesai dia masak. Bahkan dia berjalan dengan mulut yang penuh dengan mie goreng.
"Yaelah kak, duduk dulu yang bener baru makan!" cibir Jimin dengan cepat yang melihat mulut Namjoon penuh dengan mie sambil berusaha terus menyuapkannya.
Namjoon dengan cepat menghampiri mereka, "hush hush" suaranya memerintah sambil menggeser tubuh kedua juniornya itu sehingga menyisakan tempat diantara mereka lalu dia duduk di situ. "Kemuana ajya kaliyan jwam seghini bayu pulyang?" tanyanya.
"Telen dulu, bego!" Aydan menepuk punggung Namjoon sedikit keras sehingga membuat kakaknya itu langsung menaruh mangkuk, menepuk-nepuk dadanya, mengambil minum dan menenggaknya sampai habis setengah.
"Heh, lu mau bikin abang lu mati atau gimana?" sungut Namjoon setelah itu. Wajahnya bahkan memerah.
"Ya lu ngapa sih, kaya kita mau ngerampok mie lu aja."
Namjoon bergumam saja lalu mengambil remote televisi yang ada di pangkuan adiknya dan mengganti channel sesuai yang dia inginkan. "Nonton apaan sih, ga jelas banget."
Taehyung hanya mengangkat bahu. Lagipula dia juga tidak berniat untuk menonton. "Kak, gue mau nanya deh."
"Apaan?" jawab Namjoon tanpa mengalihkan matanya dari layar televisi. Sesekali dia sambil menyendok mie goreng nya itu.
"Pindah jurusan bisa ga sih?"
Dengan cepat, kepala Namjoon menghadap Taehyung. Tidak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan adiknya itu. "Lu mau pindah jurusan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
(s)ay...ang || KookV
Fanfictionkatanya sih (s) ayang. KookV + lokal au [Top!Kook Bottom!V] ©gukienuna, 2019. HR: 2 #kookv