Setelah selesai kelas, Jungkook beneran menjemput Taehyung ke lantai 3. Padahal seharusnya kan janjian saja di lantai 2 biar tidak bolak-balik. Sudah begitu, kelas Jungkook yang di lantai 2 itu dekat tangga, kelas Taehyung di lantai 3 juga tapi sayangnya tangga itu letaknya saling di ujung. Jadi mau lewat manapun tetap saja Jungkook harus jalan dari ujung ke ujung.
Bilangnya sih memang jam 3 tapi nyatanya Taehyung keluar 15 menit kemudian. Padahal Jungkook sudah menunggu dari 10 menit sebelum jam 3. Setelah itu baru mereka turun bareng.
Karena mereka belum menentukan tempat untuk Taehyung dapat mencoba motor milik Jungkook, mereka bertukar pendapat lebih dulu di basemen fakultas.
"Gimana kalau nyoba nya di lapangan aja?" usul Jungkook yang kemudian mendapat gelengan dari Taehyung.
"Ga mau kak, gue udah pernah dulu latian naik motor di lapangan. Gue nya jatuh."
"Kok bisa sih? Lu gapapa kan?"
"Ya engga." jawab Taehyung santai, lalu menyandar ke tembok. "Waktu itu pertama kalinya gue latian naik motor terus disuruh ke lapangan aja. Yaudah gue latian di sana sama kak Dika pas hari libur. Awalnya lancar-lancar aja kan, eh terus kaya ada gundukan tanah gitu, harusnya gue pelanin kan? Taunya refleks gue gas dong."
"Terus?"
"Yaudah jalan lagi, masih bisa gue kontrol. Nah habis itu bukannya gue belajar dari pengalaman, malah lewat situ lagi dan gue gas makin kenceng. Jatuh deh."
Jungkook ingin tertawa tapi ketika melihat raut wajah Taehyung saat berbicara yang kelewat biasa saja jadi dia urungkan. Mungkin jungkook lebih fokus ke wajah cantik taehyung daripada ceritanya. Akhirnya dia bertanya lagi, "beneran ga luka tuh?"
"Lecet doang sih dikit, motornya juga. Padahal motor baru punya kak Dika dibeliin pas masuk SMA. Tapi ya sering gue pake buat main sampe gue rusakin."
"Rusak?"
Taehyung mengangguk lebih dulu lalu melanjutkan, "kan gue pulang sekolah terus liat motor kak Dika lagi dipanasin di depan rumah. Jujur aja gue waktu itu lagi kesel karena nilai gue jelek akhirnya motor kak Dika buat pelampiasan."
Taehyung menendang kan kakinya ke udara, mengingat itu justru membuatnya kesal. "Tau ga, terus kan gue mainin tuh, gue gas akhirnya sampai pol eh itu motor jalan sendiri dong sampe nabrak gerbang rumah. Udah deh habis itu gue ga dibolehin pake motor."
"Karena motor nya rusak?"
"Ya bukan cuma itu. Motornya emang sampe nabrak gerbang, kan gue nya juga ke bawa sampe nyusruk ke semak-semak."
"Astaga ayang. Lu tuh, aduh ga ngerti gue." Jungkook menggelengkan kepalanya lalu mengusak rambut Taehyung gemas.
Seharusnya dia itu khawatir, tapi justru tidak. Baginya apapun yang dilakukan Taehyung itu membuat nya makin jatuh hati. Ya, tapi Jungkook juga tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi lagi.
"Aneh ya gue kak?" tanya Taehyung yang melihat Jungkook hanya senyum-senyum. Orang lain saja menertawakan nya atau mengoceh panjang lebar tapi tidak dengan Jungkook. Ntah, Jungkook itu sebenarnya peduli atau tidak.
"Engga kok. Lu tuh unik, menarik, ga ada yang aneh. Jadi, mau di mana nih?"
Sedikit malu mendengar ucapan Jungkook tadi, tapi dia berusaha biasa saja. "Yang penting jangan di lapangan deh kak."
Lalu Jungkook mengangguk. "Gue tau, yuk berangkat sekarang!"
-
Karena Taehyung tidak mau di lapangan, akhirnya Jungkook membawanya ke kawasan perumahan yang memang sepi, jalanannya juga bisa dibilang luas. Cocok kalau dipakai untuk latihan naik sepeda atau motor. Tapi ya resiko nya kalau jatuh itu sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
(s)ay...ang || KookV
Fanfictionkatanya sih (s) ayang. KookV + lokal au [Top!Kook Bottom!V] ©gukienuna, 2019. HR: 2 #kookv