(s)-11

5K 692 53
                                    

Sesampainya di depan kosan, langkah Taehyung terhenti hanya untuk sekadar melihat motor yang di matanya sangat keren. Bahkan dia sempat meminta yang seperti itu pada orangtua nya tapi tidak diberi ijin dengan alasan takut Taehyung tidak sanggup menggunakannya karena terlalu besar atau justru bisa terjatuh. Sebelumnya dia juga beberapa kali jatuh dari motor dan sengaja membanting motornya saat sedang marah. Kalau dia diberi motor besar seperti itu, apa jadinya nanti?

Setelah puas mengagumi motor itu, dia mulai melangkahkan kaki lagi untuk masuk ke kosan lewat pintu depan. Namun terhenti lagi saat seseorang keluar sambil mengayunkan kunci motor di jarinya. "Kak Seongwoo!" sapa nya lalu tersenyum. "mau ke mana kak?"

"Mau jemput Minhyun di stasiun nih. Duluan ya!" kata cowok yang satu fakultas dengan kakaknya itu.

Taehyung mengangguk saja. Akhirnya penghuni kosan akan lengkap juga. Seongwoo, cowok yang satu angkatan dengan Namjoon, satu fakultas namun beda jurusan baru saja pulang kemarin. Sedangkan Minhyun, dia satu-satunya orang di kosan yang tidak memiliki teman satu fakultas. Namjoon dan Seongwoo ada di FKIP, Taehyung dan Jimin di FISIP, sedangkan Minhyun di FEB.

"Sore mbak Adora!" sapa Taehyung -setelah kakinya masuk ke kawasan depan kosan- pada cewek yang sedang duduk di balik loket. Jadi, kosannya itu juga digunakan sebagai tempat les privat bahasa inggris. Kakaknya bilang kadang dia juga diminta jadi tutor atau bisa ikut les gratis kalau sedang jadwal pemilik kosan yang mengajar. Makanya Taehyung mau saja saat disuruh ngekos di sini. Lumayan bisa ikut les gratis.

"Sore Aydan, udah selesai kuliahnya?" tanyanya ramah lalu menghentikan aktivitasnya yang sedang mencatat absen para peserta les. Adora ini salah satu staf yang ditugaskan untuk menangani administrasi tempat les.

"udah dong, ngomong-ngomong," Taehyung melirik sebentar keluar, "itu di depan motor yang kaya punya si Roy sama si anak angkasa kalau di tivi itu, punya siapa? anak les ya? baru liat nih."

"Oh itu, bukan kok. punya temen kakak lu. Di dalem orangnya."

"Ok, makasih mbak. Gue masuk dulu." pamitnya lalu berjalan dengan santai bahkan kelewat santai sambil bersiul. Karena dia lewat pintu depan jadi dia mencopot sepatunya tepat di perbatasan yang menghubungkan ruang depan dan belakang. Iya, ruang belakang itu mulai dari ruang tengah dan dijadikan sebagai tempat kos. Di sana juga tersedia rak untuk menyimpan alas kaki.

Setelah mencopot sepatu dan meletakkannya di atas rak, Taehyung buru-buru berbelok untuk naik ke kamarnya tapi dia urungkan karena melihat seseorang yang dia kenal sedang duduk di ruang tengah bersama kakaknya itu. Dia berjalan mendekat sampai kedua orang itu menengok ke arahnya.

"LOH, KAK AKASIHUAHUA?"

Dahi Jungkook mengernyit mendengar panggilan dari Taehyung yang lebih mirip dengan panggilan untuk hewan. "Jadi, sekarang lu punya panggilan sayang buat gue nih?"

"Idih, ga ngerti mana yang lagi ngejek sama yang sok sok sayang itu ya?"

"Yang penting itu dari lu, pokoknya jadi spesial ay."

Taehyung memutar bola matanya malas. Lebih baik mengabaikan Jungkook saja. "Kak, Jimin ada di kamar kan?" tanyanya kemudian pada Namjoon.

"Lagi belajar sih katanya." jawab Namjoon santai sambil masih makan cemilannya.

Mata Taehyung melirik lirik ke atas meja yang penuh dengan makanan dan disadari oleh Jungkook. "Bawa aja ay kalau mau, ambil semua juga gapapa kok." katanya.

"Lu lagi nyogok ya?"

"Udah sana ke kamar Jimin aja!" pinta Namjoon yang seakan mengusir adiknya itu.

Taehyung hanya mendecih lalu dia pergi ke kamar Jimin meninggalkan dua orang seniornya itu yang ntah ada urusan apa.

Diketuknya pintu kamar yang bertuliskan angka 03 dengan papan kayu persegi sebagai dasarnya. Ketukan yang Taehyung berikan bisa dibilang berirama. Jarinya mengetuk sekali lalu diangkat nya dilanjutkan mengetuk nya tiga kali secara berturut-turut lalu diangkat dan ditutup dengan satu kali ketukan.

(s)ay...ang || KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang