Delapan

6.1K 317 0
                                    

Typo dimana-mana!
Happy reading

****

Berhubung Buk Fatma baru menetapkan masa hukuman pada hari ini setelah tiga hari pasca masalah yang dilakukan oleh Nathan kepada Vanesa, membuat kedua anak manusia itu tengah bergulat dengan kegiatan laknat penuh keterpaksaan membersihkan seluruh toilet yang ada disekolah sebesar itu.

Vanesa mengusap peluhnya dan menghembuskan nafas lelah dan duduk diatas wastafel.

"Woy cewek pemarah ngapain lo disitu?" Tanya Nathan dengan alat pel ditangannya

"Ya duduk lah cowok rese lo gak bisa liat?" Jawab Vanesa nyolot

"Cepet lanjut!" Perintah Nathan

"Ngaso bentar" Ucap Vanesa santai

Tiba-tiba ada ide jail muncul dalam pikiran Nathan dia pun berjalan keluar toilet masih dengan alat pel ditangannya.

"Iya buk! Vanesa nya malah santai-santai!! Masa saya disuruh ngepel dianya duduk-duduk doang bukk!!" Ucap Nathan keras membuat Vanesa yang sedang duduk diatas wastafel terkejut dan terjerungkup kelantai yang masih licin karna habis dipel.

Bugh.. " Aduhh... sakit banget lutut gue!" Ringis Vanesa merasakan nyeri dilututnya dan darah yang tiba-tiba keluar

Nathan kembali masuk dan tertawa terbahak-bahak yang membuat Vanesa semakin kesal dan mood nya benar-benar hancur kali ini.

"Pfftt...hahahha" Ledakan tawa Nathan tak tertahankan hingga dia memegangi perutnya yang sakit karna tertawa

"Lo jahat banget sih!" Gerutu Vanesa dengan suara agak bergetar

Nathan menghentikan tawanya dan melihat kearah Vanesa dan pandangannya langsung tertuju ke arah lutut Vanesa yang memar dan mengeluarkan darah.

Nathan menghampiri Vanesa yang masih berusaha menahan nyeri dilutut nya, sekilas Nathan melihat ada pecahan cermin yang mungkin menjadi penyebab lutut Vanesa berdarah.

"Ayo gue bantu" Ucap Nathan dengan wajah flat nya seraya mengulurkan tangan

Vanesa ragu menyambut uluran tangan Nathan, namun memikirkam bagaimana kondisi lututnya saat ini, akhirnya

Vanesa meraih tangan kekar tersebut namun saat dia mencoba berdiri keseimbangannya kurang sehingga ia oleng dan dengan sigap Nathan menangkap tubuh mungil milik Vanesa.

"Ngerepotin banget!" Gerutu Nathan dan menggendong tubuh Vanesa ala bridal dan keluar dari toilet laknat itu.

"Lo juga kali yang bikin gue kaya gini!" Berontak Vanesa mencoba lepas dari dekapan Nathan

"Diem atau gue jatohin lo disini!!" Ancam Nathan membuat Vanesa terdiam seribu bahasa.

*****

Entah sudah keberapa kalinya Vanesa masuk ke ruang uks karena Nathan.
Dan kini Nathan sedang mengobati luka dilutut Vanesa, Vanesa terus memandang Nathan dengan tatapan tak bisa diartikan.

"Gue emang ganteng jadi jangan diliatin terus ntar lo suka" Sindir Nathan

"Idih over pede!" Dengus Vanesa

"Emang gitu"

Vanesa hanya memutar bola mata jengah dan membiarkan Nathan mengobati lututnya.

"Lo kenapa sih ngerepotin gue mulu?" Tanya Nathan masih berkutat dengan kegiatannya

"Lo yang buat gue kaya gini!"

Nathan mendongak menatap mata sayu milik Vanesa yang entah mengapa matanya langsung terpaku untuk terus menatap mata teduh itu.

"Yaudah gue minta maaf"

Vanesa terkejut, sejak kapan Nathan menjadi lembut seperti ini?

"Iya gue maafin"

"Ntar lo pulang sama gue"

"Hah?! Ogah!"

"Gak ada penolakan!"

Vanesa mendengus kesal dan hanya pasrah terhadap permintaan Nathan yang lebih terkesan ke arah memaksa.

"Nah udah, ayo gue anter kekelas"

"Lo kenapa jadi baik gini?" Tanya Vanesa yang tubuhnya sudah dipapah oleh Nathan

Nathan tak menjawab pertanyaan Vanesa dan terus memapah tubuh Vanesa sampai kedepan kelas 12 IPA 1.

"Ya ampun Nes lo kenapa?!" Tanya Fina yang tiba-tiba keluar kelas

"Udah gak papa kok" ucap Vanesa

"Lo pastikan penyebabnya?!" Tunjuk Fina ke arah Nathan

"Santai dong lo tomboy!" Desis Nathan dengan tatapan tajam khasnya

"Apa kata lo hah?!" Fina mulai kesal

"Fin udah ah bukan salah Nathan kok, malah dia yang nolongin gue" Ucap Vanesa mencoba menenangkan Fina.

Fina masih menatap Nathan penuh kecurigaan " Temen lo sendiri yang bilang gitu" Ucap Nathan

"Udah Nath lo balik aja" Ucap Vanesa yang langsung dituruti oleh Nathan sementara Fina memutar bola mata kesal.

***

Jangan lupa vomment😍
Salam manis

Karmelina

My Rival My Pacar [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang