Enam Belas

4.9K 239 0
                                    

"Sumpah demi saturnus!! Lo seriusan?!!" Ucap Fina histeris sambil menggebrak meja

"Sttss!! Jangan ribut!" Ucap penjaga perpus.

Ya mereka berdua sedang berada diperpus dan sedang ditatap intimidasi oleh beberapa siswa yang sedang membaca buku diperpus itu.

"Lo ya! Dah tau diperpus ngapain teriak-teriak bego!" Vanesa menjitak kepala gadis itu membuatnya meringis kesakitan

"Yakan gue refleks" Ucap Fina membela diri

"Refleks sih refleks tapi yang bagusan dikit kek" Ucap Vanesa kembali fokus dengan novel yang ada ditangannya.

"Ihh tapi seriusan Nes, Nathan beneran nembak lo?" Tanya Fina kini dengan suara yang kecil bahkan seperti bisikan gaib.

"Ya serius" Ucap Vanesa tak berpaling dari novelnya

"Terus lo jawab apa?"

Vanesa mendongak lalu melipat bagian ujung kertas novelnya dan menutup lalu ditaruhnya kedalam ransel miliknya.

"Gue gak jawab" Jawab Vanesa

"Hah? Maksud lo?" Tanya Fina merasa bingung dengan jawaban Vanesa

"Ya gue gak jawab 'iya' atau 'engga' " Jawab Vanesa menyenderkan tubuhnya kekursi.

"Lah terus lo jawab apaan dong? Langsung to the point deh, lu mah berbelit-belit kaya rumus PJOK" Dengus Fina

"Ya lo tau kan gue orangnya gimana? Gue gak segampang itu deket sama orang yang dulunya gue benci dan PJOK gak ada rumusnya bego! Baru gue nemuin anak MIPA tolol kaya lo!" Ucap Vanesa diakhiri dengan cibiran kepada Fina

"Ya lo kan tau gue milih jurusan IPS eh malah masuk MIPA, emang jalan nya udah begitu mau gimana lagi" Ucap Fina

"Yes i know" Ucap Vanesa lalu bangkit dan menyampirikan ranselnya dipundak kanannya.

"Eh lo mau kemana?" Tanya Fina lalu ikut berdiri setelah membereskan buku yang bahkan tak dibukanya sam sekali.

"Balik kekelas bentar lagi bel"

Lalu mereka berjalan menuju kelas mereka, tepat dikoridor kelas Nathan.
Vanesa melihat Nathan, Digo dan juga Raffa yang sedang berjalan menuju kearahnya.

Mereka berpapasan namun Nathan tak sedikitpun menoleh kearahnya, Vanesa berbalik " Nathan!" Panggilnya entah dorongan dari mana Vanesa melakukan hal itu

Nathan berbalik dan mengernyitkan dahi nya saat Vanesa berlari kearahnya lalu memeluknya membuat Digo,Raffa, dan Fina terkejut terlebih lagi dengan Nathan yang mendapat perlakuan tiba-tiba seperti itu.

Seketika suasana heboh banyak murid yang mengeribuni mereka hanya untuk sekedar melihat akan ada drama apa selanjutnya diantara anak manusia itu yang sering beradu argumen.

"Jangan cuek gue gak suka" Vanesa melepas pelukannya lalu menatap Nathan

Semua orang disitu terkejut mereka kira akan terjadi perdebatan diantara mereka tapi ini? Mereka malah terlihat seperti sepasang kekasih.

"Lo pada mgapain sih disini?! Gue bukan artis jadi jangan ngerumpunin gue!" Teriak Nathan membuat semua siswa siswi itu bubar dengan sumpah serapah dan makian mereka.

"Lo kenapa sih Nes? Bikin malu gue aja" Ucap Nathan Datar

"Apa lo bilang? Malu? Anjir lo!" Ucap Vanesa memukul bahu Nathan lalu berbalik berlari menghampiri Fina dan meraih ransel yang sebelumnya telah dia titipkan kepada Fina.

Nathan tersenyum lalu mengacungkan ibu jarinya kepada Fina yang dibalas anggukan oleh gadis itu lalu Fina berlari mengejar Vanesa yang entah sudah berada dimana.

"Lo yakin ini bakalan berhasil Nath?" Tanya Digo

"Gue yakin 100% , lo berdua bisa kan bantu gue malam ini?" Tanya Nathan

"Acc gue mah" Ucap Digo

"Apasih yang gak buat lo njing" Ucap Raffa

"Sa ae lo!"

Lalu mereka bertiga pun berjalan menuju roftoof sekolah basecamp tiga serangkai itu.

****

"Sabar Nes!" Fina mencoba menenangkan Vanesa yang sedang kesal setengah mampus kepada Nathan

"Apa coba maksud tu cowok?! Kemaren malem nembak gue, eh sekarang? Malah malu kalo deket sama gue, mau tu cowok apa sih heran gue!" Vanesa terus mengeluarkan sumpah serapahnya tak perduli apa kata buk Wati yang sedang mengajar didepan kelas.

"Kalian yang dibelakang kenapa ribut sekali?" Tanya buk Wati

"Maaf buk Vanesa tadi nanya rumus sama saya" Ucap Fina asal

"Ya sudah jangan ribut"

"Tuh kan lo mah kesel gak bisa liat kondisi" Ucap Fina

"Ya maap habis gue kesel banget sumpah sama tu cowok!"

Fina hanya menggelengkan kepalanya sesekali menahan tawa.

Tak terasa pelajaran telah usai untuk hari jum'at ini, Vanesa mengemasi barang-barangnya lalu keluar kelas meninggalkan Fina " Woy tungguin gue!" Fina berlari sekuat tenangnya mengejar Vanesa.

"Lo cepet banget anjir!" Fina tampak menumpu badannya dilutut sesekali mengusap peluhnya akibat berlari mengejar Vanesa.

"Lo yang lelet" Vanesa kembali berjalan  dan lagi berpapasan dengan Nathan namun cowok itu hanya menatap Vanesa sekilas dan menaiki motor nya lalu melenggang pergi menjauhi pelataran sekolahnya.

"Tuh kan! Nathan anjir lo!" Vanesa nampak sangat kesal.

"Nes udah ah udah ada bang Kelvin noh!" Fina menarik tangan Vanesa menuju mobil Kelvin.

"Hey Nes lo kenapa kaya bete gitu?" Tanya Kelvin saat dilihatnya Vanesa yang masuk kedalam mobil dengan raut masam.

"Biasalah bang urusan cowok" Fina yang berada dijok penumpang menjawab

"Nathan?" Kelvin berucap yang membuat Vanesa menoleh kearahnya dengan tatapan tajam.

"Bukan siapa-siapa cepet gue mau pulang!"

Kelvin terkekeh lalu melajukan mobilnya meninggalkan pelataran SMA itu.

****

TBC....

My Rival My Pacar [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang