Ending

6.5K 222 22
                                    


Nathan terkejut hingga tak sengaja menjatuhkan ponselnya hingga retak.

"Lo serius? Emang dia sakit apa selama ini?" Tanya Nathan nampak khawatir dilihat dari raut wajahnya.

"Gue baca data pasien dari suster" Ucap Kemal

"Gue pengen ketemu sama dia!"

Nathan kemudian bangkit dari ranjangnya dan berjalan keluar mendahului Kemal "Emang lo tau ruang rawat nya dimana?" Tanya Kemal

Nathan berhenti lalu berbalik dan menggeleng.
Kemal berjalan menghampiri Nathan lalu menuntunnya menuju resepsionis untuk bertanya ruang rawat Vanesa.

"Sus ruang rawat atas nama Vanesa Sintiarabella" Ucap Kemal

Suster itu kemudian membuka beberapa lembar kertas data pasien dirumah sakit ini "Ruang nomor 119 dok"

"Terimakasih"

Nathan dan Kemal kemudian menuju ruang yang disebutkan oleh suster itu.
Hingga mereka tiba terdapat beberapa orang diluar ruangan tersebut termasuk Fina, Kelvin, Dio dan kedua orang tua Vanesa.

Kelvin menoleh saat merasakan kehadiaran seseorang dikoridor, seketika emosinya memuncak dia menghampiri Nathan dan juga Kemal.

"Mau apa lo kesini hah?!" Kelvin mencengkram kerah baju pasien yang dikenakan oleh Nathan dan tak sengaja Kelvin menyenggol lengan Nathan yang masih diperban hingga Cowok itu meringis kesakitan.

"Kelv stop!" Kemal melepaskan cengkraman Kelvin.

Fina menghampiri Kelvin kemudian mencoba menenangkannya "Dimana vanesa?" Tanya Nathan

Kelvin membuang muka kemudian membalik badannya. Kedua orang tuanya menghampiri Kelvin dan langsung memeluk pria itu.

"Lo kenapa jahat banget sih sama Vanesa Nath?" Ucap Fina

Nathan mengernyit bingung "Sebenernya kenapa sih  Fin?!" Tanya Nathan

"Lo jahat sama Vanesa! Hiks"

Nathan semakin dibuat bingung dengan keadaan disini begitupun dengan Kemal, semua orang nampak dirundung kesedihan. Kedua orang tua Vanesa nampak menangis tersedu sementara Kelvin yang sebelumnya emosi kini tengah melamun entah apa yang dilamunkannya.

"Jelasin sama gue! Ada apa sebenernya?!" Nathan mulai kesal dengan kediaman semua orang yang ada dikoridor rumah sakit itu.

Kelvin berbalik menghadap Nathan dan menatap nya tajam dengan rahang nya yang mengeras.

"Vanesa meninggal!! Puas lo hah?! Puas! Setelah apa yang lo lakuin sama dia? Lo gak tau kan seberapa menderitanya Nesa? Lo cuma mikirin diri lo sendiri! Lo gak tau selama ini Nesa selalu berharap lo kembali sama dia, tapi apa? Lo kembali saat dia udah gak ada! Lo itu manusia atau apa hah?!" Kelvin mengguncang bahu Nathan dengan deraian air mata. Kelvin menangis.

Deg!

Nathan merasa pasokan udara ditempat itu sedikit demi sedikit berkurang dia syok, tubuhnya runtuh kelantai. Kemal nampak tak percaya matanya sudah berkaca-kaca saat ini.

"Engga lo bohong!" Ucap Nathan

"Lo puas kan Vanesa meninggal? Jadi gak ada lagi orang yang ganggu lo!" Sinis Kelvin

Fina mencoba menenangkannya walaupun dia sendiri saat ini tengah terguncang batinnya.

Nathan bangkit lalu berlari membuka pintu ruang rawat Vanesa. Didepannya sana terbaring kekasihnya, pujaan hatinya, cintanya.

Wajahnga nampak pucat, tapi tidak menghilangkan kecantikannya. Bibir gadis itu nampak mengukir senyum tipis.

Nathan menggeleng tak percaya kemudian berjalan dengan gontai menuju ranjang yang ditiduri raga tak bernyawa itu.

"Nesa? It's me, i'm comback for you" Lirih Nathan. Dia mengusap wajah gadisnya yang terasa dingin dikulitnya.

"Bangun Nes! Aku disini, aku janji gak bakal nyakitin kamu asal kamu bangun Nes! Please bangun!" Nathan sedikit mengguncang tubuh kaku Vanesa.

Kedua orang tua yang melihat adegan itu nampak terharu. Sementara Kemal menghampiri adik nya itu dan mencoba memberi penjelasan.

"Nath, lo harus ikhlas"

"Apa yang mau gue ikhlasin?! Vanesa masih hidup! Dia masih senyum kegue!"

Nathan masih bersikukuh dengan terus mengguncang bahu Vanesa yang kini sudah tak bernyawa. Dia mencium kening gadis itu berulang kali berharap gadisnya segera bangun.

"Nes! Udah tidurnya ini udah maghrib cewek gak baik tau tidur maghrib-maghrib" Ucap Nathan seraya tersenyum dan mencium buku jari Vanesa.

Kemal sudah tak tahan " Nathan sadar!! Vanesa sudah meninggal!!" Bentaknya tepat diwajah Nathan.

Nathan membeku lalu luruh dilantai. Tiba-tiba datang seorang suster dan menutup wajah Vanesa dengan kain putih.

Seketika dunia Nathan hancur saat ini, bayangan-bayangan senyum gadisnya berputar dipikirannya, kenangan akan dirinya dan juga Vanesa yang sering bertengkar dulu melintas dipikirannya.

Bagaimana wajah gadis itu ketika dia ganggu, bayangan wajah Vanesa yang sedih karena ulahnya.
Semua masa-masa yang telah dia lalui bersama Vanesa terngiang diotak nya.

Dia menyesal karena tidak ada disaat-saat terakhir hidup gadis itu, kenapa dia begitu bodoh sehingga tidak menyadari ini semua.

Namun, penyesalan itu tidak berarti sama sekali saat ini. Semua nya sudah terjadi, kekasihnya telah tiada meninggalkannya sendirian.
Dia tak bisa menyalahkan takdir, atau siapapun karena setiap manusia akan menemui ajalnya.

"Arghhh!!!"


ENDING.....

*****

Suka gak suka emang gini ya endingnya:)
Jadi jangan ngejudge author karna ngebuat cerita sad ending.

My Rival My Pacar [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang