Dua puluh Lima

4K 199 0
                                    


Vanesa berjalan dengan lunglai menuju kelasnya, sepanjang perjalanan banyak yang menatapnya heran dengan penampilan gadis itu hari ini, wajah pucat serta mata sembab dengan kantung mata yang sangat jelas. Penampilan gadis itu kacau saat ini.

Vanesa memasuki kelasnya yang masih sepi karna jam baru menunjukkan pukul 06:30, dia mendudukan dirinya dikursi lalu menelungkupkan wajahnya dilipatan tangannya yang ditaruh diatas meja.

Seiring berjalan waktu satu persatu siswa kelasnya mulai memasuki kelas dan dibuat heran dengan Vanesa yang sangat tumben datang sepagi itu.

Dio berjalan memasuki kelas lalu menghampiri Vanesa.

"Nes!" Tak ada jawaban lalu Dio pun menepuk puncak kepala gadis itu berharap gadis itu meresponnya namun nihil.

"Kenapa si Nesa?" Tanya Fina yang tiba-tiba datang dengan tumpukan buku ditangannya.

"Gatau dah gue, lo bangunin gih!" Setelah berkata begitu Dio langsung pergi meninggalkan kedua gadis itu.

Fina lalu menaruh bukunya diatas mejanya dan mengguncang bahu Vanesa berharap gadis itu terbangun.

"Nes! Bangun!"

Vanesa menggeliat tak nyaman dan mendongak melihat siapa yang menggangu tidurnya.

"Ya ampun Nes! Lo kenapa?" Tanya Fina khawatir saat melihat keadaan sahabatnya itu.

"Gak papa, gue cuma kurang tidur semalam penyakit gue kambuh"

Fina menutup mulutnya dengan telapak tangan pertanda dia terkejut "Lo serius? Udah periksa kedokter?"

Vanesa mengangguk lalu kembali tidur dengan posisi yang sama.

****

Nathan berjalan menuju kelas Vanesa sesekali menabrak tubuh siswa lain yang menghalangi jalannya.

"Vanesa mana?" Tanya Nathan tiba-tiba membuat siswa yang sedang berada didalam kelas berjengit kaget.

"Tadi jalan sama Fina" Jawab salah satu siswi yang berada dekat dengan pasisi Nathan saat ini.

"Kemana?" Tanya nya datar

Siswi tersebut hanya mengedikkan bahu membuat Nathan mendengus kesal lalu beranjak pergi dari kelas itu.

Nathan terus menelusuri koridor sekolah dan sesekali mencoba menelpon Vanesa namun tak kunjung diangkat oleh gadis itu.
Nathan menjambak rambutnya frustasi lalu berhenti didepan kantor saat mendengar samar-samar suara gadis yang sedang dicarinya, dia bersembunyi dibalik tembok dan mulai menguping pembicaraan itu namun sialnya dia tak bisa mendengar perbincangan mereka.

Tiba-tiba Vanesa keluar bersama Fina dan juga Kelvin. Nathan segera bersembunyi dan bertanya-tanya untuk apa Kelvin datang kesini? Dan juga Vanesa terlihat tidak baik-baik saja dengan wajahnya yang kini sudah sangat pucat.

Nathan mengikuti kemana arah mereka pergi dan mencoba mengikuti saat mereka keluar gerbang sekolah dengan menggunakan mobil Kelvin, namun saat sudah berada didepan gerbang Nathan dicegat oleh Satpan sekolah yang tak mengijinkannya untuk keluar.

****

"Gimana dok?" Tanya Kelvin kepada seorang pria yang muda yang berprofesi sebagai dokter yang selama ini menangani Vanesa.

"Kita bicara diruangan saya ya Kelvin" Dokter yang bernama Dito itupun berjalan mendahului Kelvin untuk menuju ruangan nya.

Sekitar 45 menit berlalu Kelvin keluar dari ruangan dokter Dito lalu kembali masuk kedalam ruang rawat Vanesa dan terlihat Fina yang tengah menggenggam tangan gadis itu.

"Gimana bang?" Tanya Fina

Kelvin tersenyum "Vanesa gak papa, lo gak pulang? Ini udah sore loh" Ucap Kelvin

Fina melihat arloji dipergelangan tangannya dan benar saja jam sudah menunjukkan pukul 17:50 sore.

"Yaudah gue pulang ya bang, ntar malem gue kesini lagi"

"Perlu gue pesenin taksi?"

"Ah gausah bang gue udah minta jemputin ayah, gue duluan bang!"

"Iya hati-hati"

Fina lalu keluar dari ruang rawat Vanesa setelah berpamitan kepada Kelvin.
Kelvin berjalan mendekati brankar yang saat ini ditiduri oleh adik nya itu lalu duduk dikursi yang berada disebelahnya.

"Abang minta maaf ya Nes, abang gak bisa jagain Nesa" Gumam Kelvin lemah seraya mengecup kening Vanesa.

Setelah itu, Kelvin terlelap disisi Vanesa dengan menggenggam erat tangan gadis itu.

****

TBC....

My Rival My Pacar [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang