Vanesa dan Doni berjalan keluar dari rumah sakit, setelah sekian lamanya berada didalam gedung itu.
"Lo denger kan tadi kata dokter apa?" Ucap Doni saat mereka berdua sudah berada didalam mobil.
"Iya-iya gue denger"
"Jangan cuma iya-iya aja! Lo harus lakuin! Jaga pola makan lo! Jaga pola hidup lo, tidur teratur! Jangan sampe penyakit lo kambuh kaya tadi! Gemes gue sama lo, kalo diomongin meni hese!" Doni terus menggerutu dan menjalankan mobilnya.
Sementara Vanesa hanya mendengus kesal, padahal penyakitnya hanya kambuh sebentar saja tadi dan Doni sudah menceramahinya panjang lebar seperti orang berkotbah.
"Lo dengerin gue gak?!"
"Iya Doni! Gue denger!"
Doni tersenyum puas lalu membelokkan mobilnya kearah dimana beradanya minimarket.
"Mau kemana?" Tanya Vanesa
"Minimarket, bahan-bahan dapur udah mulai habis"
Doni memberhentikan mobilnya diparkiran khusus mobil lalu keluar diikuti oleh Vanesa.
Mereka berdua berjalan mamasuki minimarket itu, sekilas bila dilihat orang-orang pasti akan mengira mereka berdua adalah seorang sepasang kekasih, ya karna mereka terlihat cocok.
"Beli sayuran dulu" Ucap Doni lalu mengambil trolli dan berjalan kearah dimana sayuran berada.
Doni nampak sibuk mencari sayuran mana saja yang akan dia beli, sementara Vanesa sibuk melihat-lihat berbagai macam aneka rasa ice cream yang membuat tenggorokannya ingin segera dialiri oleh ice cream lembut nan manis itu.
"Kata dokter lo gak boleh makan itu!"
Seakan tau pikiran Vanesa, Doni segera menyeret gadis itu menjauhi area berbahaya dimana Vanesa akan terpancing untuk membeli disert berjuta umat itu.
Vanesa mendengus kesal dan menghentak-hentakkan kakinya.
"Ish! Satu cup aja Don!"
"Engga!"
"Satu aja, ya ya? Lo baik deh ganteng lagi"
"Gue bilang engga ya engga!" Doni memelototi Vanesa sebelum berhenti dirak khusus Bumbu-bumbu dapur.
"Ih nyebelin!" Vanesa bersedekap dada dan kembali mengedarkan pandangannya kesana-kemari.
Pandangannya berhenti tepat disebuah etalase kaca dimana berjejer rapi aneka boneka lucu, dia tersenyum senang saat melihat boneka yang berjejer sangat banyak disana.
"Don gue mau beli boneka itu!" Vanesa menarik ujung kaos Doni membuat pria itu jengkel hingga bahan-bahan dapur yang diambilnya berserakan dilantai.
"Ish lo mah! Jatoh semua kan! Lo duluan aja ntar gue nyusul" Doni terus menggerutu seperti emak-emak yang tak mendapat potongan harga.
Sementara Vanesa mulai berjalan mendekati etalase boneka itu dan melihat-lihat boneka yang terpajang.
Seorang wanita menghampirinya "Mau boneka yang seperti apa mbak?" Tanya mbak itu.
"Saya masih mau liat-liat mbak" Jawab Vanesa seraya tersenyum
"Oh ya sudah, kalau tertarik sama salah satu boneka nya panggil saya saja ya"
Vanesa mengangguk lalu kembali mencari-cari boneka yang pas dengannya, saat sedang asik melihat-lihat boneka tak sengaja Vanesa menabrak seorang gadis sehingga boneka yang dipegang oleh gadis itu terjatuh kelantai.
"Maaf mbak saya gak sengaja!"
Vanesa mengambil boneka itu dan hendak menyerahkan nya kepada gadis yang ditabraknya barusan, namun pandangannya membulat, gadis yang ditabraknya tadi adalah orang yang paling tidak ingin dia temui saat ini maupun seterusnya. Alexa, ya gadis itu berdiri seraya tersenyum miring kearah Vanesa."Oh jadi lo cewek yang udah bikin Nathan berpaling dari gue?" Ucapnya sinis
Vanesa tersenyum "Maaf gue gak tau apa-apa"
Vanesa ingin berbalik namun lengannya ditahan oleh Alexa sehingga kuku-kuku tajam gadis itu menggores kulit putihnya.
"Argh! Lepas!" Vanesa terus memberontak namun cengkraman dilengannya semakin mengerat.
"Lo denger ya, lo gak bakal bisa rebut Nathan dari gue! Gue udah mau tunangan sama dia, tapi gara-gara lo datang! Semua nya jadi hancur!" Alexa menghentakkan lengan Vanesa sehingga gadis itu tersungkur dilantai.
"Vanesa!" Doni tiba-tiba datang dengan trolli belanjaannya, dia segera menghampiri Vanesa dan membangkitkan gadis itu.
Vanesa merasa sangat pening melanda kepalanya saat ini, apakah efek didorong seperti itu akan sesakit ini? Batinnya.
"Lo gila hah?!"
Alexa tersenyum miring "Gue masih waras, bahkan gue masih waras untuk gak bunuh cewek sialan itu!" Geram Alexa dengan menunjuk Vanesa yang kini kesadarannya mulai kabur.
"Lo memang medusa!"
Alexa tertawa jahat. "Bahkan lebih dari itu"
"Lexa! Lo apain Vanesa!"
Nathan tiba-tiba datang membuat Alexa berjengit kaget begitupun dengan Vanesa yang kesadarannya mulai kembali.
Tapi Doni, Cowok itu semakin meradang."Lo ajarin cewek lo ini caranya bersikap layaknya manusia! Bukan kaya binatang kaya gini!"
Nathan menatap Doni datar dan pandangannya beralih kepada Vanesa yang saat ini keadaanya sama persis pada saat pertama kali dia mengantarkan gadis itu pulang. ( Yang udah lupa sama Nathan yang ngantar Vanesa pulang baca ulang part sembilan😊).
Vanesa pun menatap Nathan, tersirat kerinduan yang amat sangat besar dari sorot mata gadis itu begitupun dengan Nathan.
Ingin rasanya dia merengkuh tubuh gadisnya itu dan meminta maaf atas segala kesalahan dan keegoisannya saat ini, ingin rasanya dia menenangkan sang gadis, dan berbisik 'Tenang aku selalu ada disamping kamu'.
Ingin rasanya dia memperbaiki semua kesalah pahaman diantara mereka, tapi seakan ada benteng yang kokoh menghalangi niat Nathan untuk melakukan itu semua."Udah Don mending kita balik" Ucap Vanesa memutus tatapan nya dengan Nathan.
Doni mengangguk lalu menggendong tubuh Vanesa membuat rasa cemburu membakar diri Nathan saat itu juga.
"Nesa!" Panggilnya, namun tak digubris sedikitpun oleh gadis itu.
"Kamu ngapain sih masih mikirin dia Nath? Jelas-jelas ada aku disini yang tulus sayang sama kamu!" Ucap Alexa
"Lo inget baik-baik ya catat didalam otak picik lo itu! Gue gak pernah nganggap lo ada dalam hidup gue! Gue gini itu cuma karna bokap sialan yang maksa gue sama lo! Lo paham sekarang?! Dan satu lagi mulai saat ini lo jauhin gue! Jangan pernah muncul lagi didepan gue! Gue sudah gak perduli sama perjodohan antara gue sama lo!" Nathan pergi meninggalkan Alexa yang membeku tak percaya dengan kalimat tajam dan dingin yang baru saja dilontarkan oleh Nathan untuknya.
"Nathan! Kalo kamu kaya gini! Aku bakal buat hidup Vanesa gak tenang!"
Nathan berhenti dan berbalik lalu kembali berjalan mendekati Alexa "Sampe lo berani nyentuh Vanesa bahkan seujung kuku pun, gue bakal buat hidup lo lebih mengerikan bahkan gak pernah lo bayangin!" Desis Nathan dan kembali berjalan menjauh.
Alexa terpaku dan terisak saat itu juga.
****
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rival My Pacar [Completed]
Подростковая литератураDua kubu yang saling membenci yang entah sampai kapan akan seperti itu, namun kita tidak tau bukan apa rencana tuhan untuk menghentikan rasa benci itu? Entah dengan cara mempersatukan mereka menjadi sepasang kekasih atau tetap membiarkan kebencian i...