Sebelas

5.5K 279 0
                                    

****

"Nes inget inget napa makan ice cream nya!" Gerutu Kelvin saat melihat Vanesa tak henti-hentinya memesan beberapa cup ice cream.

"Aelah lo kan katanya traktir ya terserah gue dong pesen nya berapa" Ucap Vanesa santai masih menjilati ice Cream Alpukat nya dengan sangat  tanpa melewatkan setetespun.

Fina memperhtikan Vanesa lalu geleng-geleng kepala dia baru saja menghabiskan satu cup ice cream tapi Vanesa? Dia sudah menghabiskan lima, apa perut cewe itu seperti karet. Melarrrr.

"Coba lo kaya Fina, gak gragas! " Sindir Kelvin lalu mengeluarkan uang dua lembar seratus ribuan

Vanesa mendengus dan melahap suapan terakhir ice cream didalam mangkuk dan menyenderkan tubuhnya dikursi merasa haus nya sudah hilang.

"Nes udah sore nih! Ntar gue dicariin ayah" Ucap Fina

"Yaudah lo pulang aja sama Kelv--"

"Vanesa?"

Belum sempat ucapan nya selesai seseorang memanggilnya membuat Vanesa mendongak lalu bersedekap dada.

"Lo buntutin gue?" Tanya Vanesa

"Dih geer maneh!" Ucap Nathan, ya Nathan lah orangnya gaes.

"Nah ada Nathan, lo balik bareng Nathan aja ya Nes? Gue anterin Fina duluan ntar dia dimarahin ayahnya udah maghrib ini" Ucap Kelvin

"Eh enak aja engga engga gue pulang bareng kalian! Yakali gue pulang bareng kodok amazon macam dia!" Tolak Vanesa

"Kodok amazon mana ada yang ganteng kaya gue!"

"Ya lo kodok amazon!" Sinis Vanesa

"Udah udah! Nath lo anterin Vanesa ya ntar gue duluan!. Bye" Kelvin berjalan menuju Pintu cafe seraya menggandeng tangan Fina membuat jantung cewek itu jedar jeder.

"Kakak sialan! Dia pasti lagi jatuh cinta!" Gumam Vanesa sendiri membuat Nathan heran dengan cewek satu itu.

"Ngapa lo ngomong sendiri? Ciga jaleuma gelo!" Ucap Nathan

"Maneh na nu gelo!"

"Serah lo! Lo udah makan belom?" Tanya Nathan

Vanesa menatap Nathan seraya memegang perutnya yang memang lapar, dengan hanya memakan ice cream lima cup dia belum kenyang.

"Bilang aja kalo laper mah. Ayo jajan gue bayarin!" Nathan menarik tangan Vanesa keluar dari cafe lalu menaiki motor nya.

"Ngapain masih disitu buruan naik!" Perintah Nathan saat melihat Vanesa hanya berdiri mematung disamping motornya.

"Hmm tiba-tiba gue kenyang, anterin gue pulang aja ya" Ucap Vanesa berbohong, tentu Nathan tahu itu saat tak sengaja dia mendengar suara bergemuruh dari perut Cewek itu.

"Perut lo gak bisa boong tadi gue denger konser didalam situ" Ucap Nathan seraya melirik perut Vanesa membuat cewek itu merona malu. Gagal sudah rencananya.

"Sialan!" Umpat Vanesa

"Eh mulut! Nih pake cepetan mumpung hari ini gue baik, gatau dah kalo besok-besok mungkin kita bakalan beranteman lagi atau mungkin saling jatuh cinta?" Ucap Nathan menggelikan

"Najis! Sejak kapan lo jadi alay bin goblok kaya gini?" Ucap Vanesa lalu mengambil helm ditangan Nathan memakainya lalu naik keatas motor Nathan yang tinggi itu.

"Sejak mengenal dirimuuu" Ucap Nathan membuat Vanesa sepontan memukul kepala Nathan cukup keras.

"Aelah jadi cewek gak bisa lembut apa lo?!" Rengut Nathan

"Kalo mau lembut ya sama selimut bulu aja sono! Lembut.!!" Kesabaran Vanesa mulai habis

"Gamau ah ntar kalo aku sama selimut kamu cemburu, cemburu itu berat kamu gak akan kuat biar Nathan saja" Ucap Nathan membuat Vanesa gedek setengah mampus.

"Itu rindu goblok! Cepetan jalan!"

Nathan tertawa terbahak lalu menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi masih dengan tawanya itu membuat Vanesa spontan memeluk tubuh Nathan.

"Pelan-pelan anjir!!"

"Sutss.. maki mulu lo dari tadi! Sekali lagi maki fiks gue cium biar diem!"

Vanesa tercekat lalu bungkam dan tak sadar bibirnya menukik keatas membuat sebuah senyuman kecil.

*****

TBC....

My Rival My Pacar [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang