33

7.2K 524 94
                                    

Saat itu Revi dan teman-teman nya berada di kelas mendengarkan guru yang sedang mengajar. Guru itu pun menyuruh salah satu murid untuk mengerjakan beberapa soal di papan tulis itu.

"Rev sono maju. Gue tahu lo bisa kan?" Kata Aldo.

"Kenapa gak lo aja?" Jawab Revi malas.

"Gue kan gak bisa." Kata Aldo sebari tertawa.

"Rev udah lo aja maju. Bantuin kita gue ngeri ditunjuk sama tuh guru." Bisik Dimas.

"Makanya sekolah tuh otak dibawa!" Kata Revi lalu di mengangkat tangan nya bersedia mengerjakan soal itu.

Saat Revi berjalan ke depan kelas bersamaan dengan Nadia yang baru saja datang. Nadia melihat Revi dan tersenyum namun Revi tidak memperdulikan nya. Kemudian datang seorang siswa mengetuk pintu kelas Revi.

"Permisi Bu, saya cari Kak Revi. Kaka Revi, Kak Reva pingsan didekat tangga." Ucap siswa itu.

Langsung saja Revi membuang spidol yang sedang digenggam nya dan berlari keluar dari kelasnya membiarkan guru yang memanggilanya. Yang dipikirkan hanya Reva.

Lalu Revi melihat beberapa siswa berkumpul dia pun memaksa masuk dalam perkumpulan itu dan dia melihat Reva yang tidak sadarkan diri dengan luka di kepala dan hidung nya. Tanpa banyak bicara Revi menggendong Reva dan membawa nya ke UKS sekolah. Karena jika dia membawa Reva ke rumah sakit tentu terlalu memakan waktu.

Dibaringkan nya Reva di tempat tidur dan Revi membiarkan dokter memeriksa Reva. Revi diam melihat dokter itu membersihkan luka Reva. Tatapan mata Revi tertuju kepada mata Reva yang terpejam.

Lo kenapa bisa kaya gini sih Va, batin Revi.

"Kamu teman nya dia?" Tanya dokter itu kepada Revi. Revi hanya mengangguk masih melihat kearah Reva.

"Ini saya buatkan surat rujukan untuk pasien di baea kerumah sakit karena perlengkapan di ruang UKS ini tidak memadai untuk mem-" Ucapan dokter itu terhenti ketika dokter itu melihat Revi yang langsung menggendong Reva dan keluar dari ruang UKS.

Dokter hanya menggelengkan kepala nya melihat Revi seperti itu.

Revi pun membawa Reva ke rumah sakit dimana tempat ayah nya bekerja. Dia tidak mempedulikan jika ayah nya  nanti memarahi nya.

"Saya mau dokter Jimmy yang memeriksa dia." Kata Revi kepada suster yang membawa Reva keruang rawat.

--

Revi pun menunggu Reva di ruang tunggu karena Jimmy tidak mengizinkan untuk Revi berada di dalam. Setelah beberapa lama Jimmy pun keluar, dan Revi pun bangun dari kursinya.

"Pih, Reva?" Tanya Revi cepat.

"Reva baik-baik aja. Dia cuma shock aja, dan luka di kepala nya sudah Papih perban. Dan satu lagi kaki kanan Reva sedikit terkilir." Jelas Jimmy dan menatap Revi kesal.

"Kenapa bisa kaya gini lagi Rev? Udah berapa kali Reva masuk kerumah sakit? Apa yang terjadi?" Tanya Jimmy.

"Ini salah Revi Pih, gak bisa jagain Reva." Jawab Revi.

"Kenapa? Kenapa kamu gak jagain Reva? Dan Papih liat memang akhir-akhir ini Reva selalu saja berada di rumah sakit. Bagaimana jika keluarga nya tahu? Dan juga jika Mamih tahu?" Kata Jimmy. Revi hanya diam tidak menjawab.

Jimmy menghela nafas sejenak dan memegang pundak Revi.

"Kamu itu tunangan Reva kamu harus bisa jagain dia. Yaudah Papih pergi dulu. Kondisi Reva baik-baik saja, kemungkinan jika cairan infus ditangan Reva habis dia boleh istirahat dirumah." Kata Jimmy.

REVA DAN REVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang