Hari minggu biasanya disebut hari keluarga dimana semua hampir menghabiskan waktu santai nya bersama keluarga masing-masing. Namun tidak bagi Reva saat ini, dirinya tengah sibuk mempersiapkan barang bawaan yang akan dia bawa saat mengerjakan tugas bersama dengan Gibran nanti.
Gibran memberi kabar bahwa mereka akan membuat tugas dari Pak Joko hari ini. Gibran pun akan menjemput Reva sekitar jam 11 siang.
"Bawa apa lagi ya? Baju ganti udah. Kamera udah. Oiya buku! Buat catet-catet." Kata Reva merapihkan barang nya dan mengambil buku kecil lalu dimasukkan kedalam tas nya.
Terdengar suara pintu terbuka dan masuklah Dava dengan santai. Sedangkan Reva menatap kesal kearah Dava yang membuka pintu tanpa mengetuk nya terlebih dahulu.
"Kenapa muka lo?" Tanya Dava tidak bersalah dan melihat Reva sudah menatap nya dengan kesal.
"Lo punya jari kan? Ketok pintu dulu sebelum masuk!" Kata Reva kesal.
"Kenapa lo nanyain jari gue bukan tangan gue?" Tanya Dava bingung.
"Kan bego kan lo bang. Orang ketok pintu pake jari lah." Sauta Reva lalu kembali memasukan barang yang ingin di bawa nya.
"Yee gak jelas lo." Ucap Dava lalu dia melihat Reva tengah bersiap-siap.
"Eh anak ayam mau kemana lo? Bawa tas ransel segala!" Tanya Dava.
"Eh Dava jomblo! Gak usah kepo lo!" Jawab Reva tanpa melihat kearah Dava.
"Lo ngapain sih kesini. Setiap lo ke kamar gue pasti nanti ada nyamuk deh." Sambung Reva kembali
"Sialan lu Va, lo kira gue apaan. Gue kesini mau nyuruh lo sarapan. Di panggil noh sama Mama dibawah!"
"Iya nanti gue kebawah. Udah sana lo keluar!"
"Lo pergi sama Revi?"
"Enggak."
"Terus sama siapa?"
"Kepo banget sih bang!"
"Yatuhan gue punya adek gini banget sih! Jual adek sendiri dosa gak sih!!" Gumam Dava kesal.
"Mama!!!!!! Papa!!!!! Bang Dava katanya mau jual Reva masa!" Teriak Reva memanggil kedua orang tua nya. Reva menatap dengan wajah meledek kearah Dava lalu berlari keluar dan meninggalkan Dava dengan wajah kesal nya.
"Sayang sih. Tapi batin gue punya adek kayak lo Va." Kata Dava lalu menutup pintu kamar Reva dan berjalan menyusul Reva.
Dion menatap tajam kearah Reva yang sedang berlari menuruni tangga itu. Sudah berapa kali Reva diingatkan untuk tidak berlari di tangga namun tetap saja Reva mengabaikan peringatan itu.
"Besok kamar kamu Papa pindahin di bawah!" Ucap Dion kepada Reva membuat Reva terkejut.
"What!!!!" Jawab Reva dengan berlebihan.
"Haha mampus! Pindahin ke kandang ayam aja Pah sekalian." Ucap Dava yang langsung duduk untuk sarapan.
"Yaaaaaah Papah jangaaan dongs. Reva suka kamar yang sekarang." Jawab Reva dengan manja kepada Dion.
"Abis nya kamu lari-larian kayak gitu. Udah berapa kali Papah ingatkan kamu Va."
"Iya Pah. Maaf."
"Ingat ya. Jangan lari-lari di tangga." Ucap Dion menekan kata 'lari-lari di tangga'.
"Siap Pah! Reva berjanji!!........." Kata Reva. "Kalo ingat haha.." sambung Reva kembali dengan tawa nya.
"Udah cukup bicara nya. Kalian sarapan dulu." Ucap Rianty menengahi obrolan Reva dan Dion.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVA DAN REVI
Teen Fiction#1 - teens 29 Maret 2019 Mereka bertetangga, orang tua mereka bersahabatan. Nama mereka pun mirip. Tanggal lahir mereka pun sama. Sekolah mereka pun sama. Tetapi dibalik itu semua banyak perbedaan diantara mereka. Revi si cowok dingin yang tak ter...