Prologue

29.7K 2.9K 663
                                    

"Bisa gak ya?"

Jeongwoo menatap dirinya sendiri di cermin seraya merapihkan seragam SMA nya. Baru dua hari jadi anak SMA tapi rasanya Jeongwoo sudah tidak betah di kelas barunya. Semalam Jeongwoo sudah memberitahu ke Ibunya kalau dia ingin pindah kelas. Alasannya karena dia merasa tidak nyaman berada di kelas 10 IPS 3. Katanya anak-anak di kelasnya bandel, tidak nurut dengan guru, berisik, malas. Dan hal-hal lainnya yang Jeongwoo keluhkan.

Setelah mendengar semua keluhan putranya. Irene, Ibu Jeongwoo akhirnya merestui Jeongwoo untuk pindah kelas asalkan anaknya itu mau sungguh-sungguh belajar di kelas barunya nanti.

"Ma, Jeongwoo berangkat ya." Pamit Jeongwoo pada Irene yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan.

Irene membuka celemek motif bunganya, menanggalkan di paku yang terpasang di dinding kemudian menghampiri Jeongwoo yang sedang memakai sepatu. "Nggak sarapan dulu, kamu?" Tanya Ibu nya sambil memperhatikan anaknya yang sudah menjadi anak SMA. Ibunya tersenyum mengingat kalau anaknya sudah tumbuh remaja.

Jeongwoo lantas menggeleng. "Nggak, deh Ma. Aku buru-buru nih ... kan mau test," Jeongwoo bangkit kemudian mengambil dan mencium tangan Ibunya. "Jeongwoo jalan dulu ya."

"Hati-hati dijalan ya, Woo." Ibunya melambaikan tangan ketika melihat anaknya mulai menghilang di depan pagar rumah.

**

Dengan jantung yang berdegup kencang. Jeongwoo melangkah ke ruang kepala sekolah untuk menemui Pak Kyungsoo yang merupakan kepala sekolahnya. Beruntungnya sekarang masih terbilang awal masuk
sekolah sehingga Jeongwoo masih diperbolehkan untuk pindah kelas. Lagi pula dari hari pertama Jeongwoo sudah membicarakan ini dengan Pak Kyungsoo, sehingga kepala sekolahnya itu sudah tahu dan memberi izin.

"Permisi, Pak.."

Pak Kyungsoo yang sedang duduk di kursinya langsung mempersilahkan Jeongwoo untuk masuk ke dalam kemudian mengisyaratkan Jeongwoo untuk duduk dihadapannya. Muridnya itu segera menarik kursi untuk dapat diduduki.

"Sudah siap, Jeongwoo?" Pertanyaan yang dilontarkan oleh Pak Kyungsoo membuat Jeongwoo mengangguk semangat.

"Siap, Pak." Ujar Jeongwoo dengan semangat. Namun, di dalam hatinya sebenarnya Jeongwoo khawatir. Bagaimana kalau dia tidak bisa menyelesaikan ujian yang diberikan dengan baik?

Pak Kyungsoo menatap Jeongwoo dengan intens. "Begini ya ... Kalau kamu lulus dan memenuhi kriteria, selamat kamu bisa pindah kelas. Tapi, kalau kamu tidak lulus dan tidak memenuhi kriteria ... Maka kamu harus terima dengan lapang dada."

Mendengar penjelasan Pak Kyungsoo membuat detak jantung Jeongwoo berdetak lebih cepat. Kalau dia tidak lulus dalam ujian ini berarti dia harus terima nasib berada di kelas 10 IPS 3 selama setahun ke depan, setidaknya sampai kenaikan kelas nanti. Namun, Jeongwoo pikir lebih mudah untuk pindah jurusan dari sekarang.

Jeongwoo mulai mengerjakan soal-soal Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan IPA terpadu yang terdiri dari Biologi, Kimia, dan Fisika. Hanya berbekal belajar dari soal-soal sewaktu SMP, akhirnya Jeongwoo dapat menyelesaikan soal-soal yang ngejelimet tersebut.

"Permisi, Pak. Bapak panggil saya?" Suara berat milik seseorang di ambang pintu membuat Pak Kyungsoo langsung menoleh.

"Oh iya, masuk."

Jeongwoo yang baru saja selesai mengerjakan soal kemudian ikut menatap lelaki yang sedang menghadap ke kepala sekolah. Jeongwoo hanya bisa menatap punggung milik laki-laki tinggi tersebut yang Jeongwoo pikir tingginya melebihi tinggi Jeongwoo beberapa senti. Sekarang posisi Jeongwoo sedang duduk di sofa tamu yang berada di dalam ruang kepala sekolah, sehingga Jeongwoo tidak bisa melihat dengan jelas siapa anak laki-laki tersebut.

IPA [hajeongwoo] || TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang