Chapter 3: What's Wrong With Him?

12.5K 2.2K 544
                                    

Bel pulang sekolah sudah terdengar sejak beberapa menit yang lalu. Murid kelas 10 IPA 2 sudah berhamburan keluar kelas sejak bel berbunyi. Tapi, tidak dengan Jeongwoo yang masih sibuk mencari penghapus miliknya. Jeongwoo baru menyadari kalau penghapusnya tiba-tiba menghilang.

"Kemana ya? Perasaan tadi pagi ada di meja deh.." Jeongwoo meneliti lantai sekitar tempat duduknya. Berharap kalau dia bisa menemukan penghapus miliknya.

"Jeongwoo, lo balik lewat mana?"

Jeongwoo menoleh mendapati Doyoung tengah berdiri sambil memperhatikannya yang sibuk mencari penghapus. "Lewat gerbang." Jawab Jeongwoo singkat, kemudian kembali melanjutkan pencariannya.

Doyoung menghela nafas. "Gue juga tau kali. Maksud gue siapa tau kita searah, kan bisa balik bareng."

"Emang lo naik apa?"

"Bus."

Baru saja Jeongwoo ingin menjawab, tapi dia langsung teringat dengan Haruto. Lelaki bersuara berat itu tadi sudah bilang kan kalau dia menunggu Jeongwoo di gerbang sepulang sekolah. Dengan posisi masih mencari penghapusnya tapi otak Jeongwoo kembali berpikir mengenai tawaran pulang bareng dengan Doyoung. Tapi, itu juga kalau searah. Lalu bagaimana dengan Haruto?

"Lo lagi nyari apa sih?" Suara Doyoung kembali terdengar nyaring ke seisi kelas. Karena sekarang di ruang kelas hanya tersisa Jeongwoo dan Doyoung.

"Penghapus gue ilang."

"Kirain nyari apaan. Beli lagi aja sih, Woo. Mungkin penghapus lo jatuh atau ada yang ngambil kali?"

Jeongwoo akhirnya pasrah dengan penghapus miliknya satu-satunya yang menghilang tidak tahu kemana. Padahal tanpa Jeongwoo tahu, penghapusnya menghilang karena ulah Yoshinori. Ingat kan kalau tadi pagi Yoshinori menimpuk Haruto dengan penghapus?

"Rumah lo ke arah mana?" Tanya Doyoung masih menanyakan perihal arah rumah Jeongwoo.

Jeongwoo bersiap-siap memakai ranselnya kemudian menjawab, "Ke arah barat. Lo?"

Doyoung tersenyum kecut. "Yahh, beda arah ternyata ... Gue ke arah timur. Yaudah jalan ke depan gerbangnya bareng yuk, Woo." Ajak Doyoung yang dibalas anggukan oleh Jeongwoo.

Jeongwoo dan Doyoung berjalan beriringan di sepanjang koridor sekolah sambil sesekali mengobrol. Suasana sekolah sudah cukup sepi, mengingat sudah jam pulang sekolah. Dan masih minggu-minggu awal masuk sekolah dapat dipastikan kalau setiap kelas pasti belum terlalu aktif menyusun struktur kelas, sehingga belum ada pembagian jadwal piket.

Langkah Jeongwoo terhenti ketika menyadari bahwa Haruto sudah menunggunya di gerbang sekolah dengan motor besarnya. Doyoung ikutan berhenti ketika langkah Jeongwoo terhenti. Sepasang mata Jeongwoo membulat ketika melihat Haruto benar-benar menunggunya di gerbang sekolah. Tuh anak beneran nungguin gue?

Sementara Doyoung justru heran ketika melihat Haruto berada di depan gerbang dan menyadari reaksi Jeongwoo yang tidak biasa.

"Ngapain Haruto di situ?"

Jeongwoo mengerjapkan matanya kemudian mengalihkan pandangannya pada Doyoung yang menatap ke arah Haruto yang berada beberapa meter jauhnya dari tempat mereka berdiri sekarang.

"Gak tau ... Do, lo duluan aja. Gue ada yang ketinggalan nih di kelas," Jeongwoo beralasan supaya Doyoung tidak tahu kalau alasan Haruto berada di sana karena menunggu Jeongwoo.

"Oh, yaudah. Gue duluan ya, Woo." Doyoung melanjutkan langkahnya. Sementara Jeongwoo harus berpura-pura berbalik ke dalam gedung sekolah.

Setelah melihat Bus yang dinaiki oleh Doyoung sudah pergi. Jeongwoo menghela nafas lega, kemudian kembali berjalan menuju gerbang sekolah. Jeongwoo berniat untuk menghiraukan Haruto. Siapa tahu saja Haruto berada di sana bukan karena menunggunya.

IPA [hajeongwoo] || TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang