Chapter 17: Little Deep Talk

7.1K 1.2K 219
                                    

Kemarin mungkin dapat dibilang sebagai hari yang kurang bersahabat untuk Jeongwoo dan Haruto. Pasalnya, mereka berdua terjebak hujan di sekolah sampai hampir jam 6 sore.

Doyoung yang tiba-tiba muncul di ambang pintu kelas berakhir dengan menemani Jeongwoo dan Haruto. Hanya sedikit perbincangan yang terjadi di antara mereka bertiga.

Mereka bertiga berniat untuk menunggu hujan sampai reda. Kenyataannya sampai jarum jam hampir menuju pada jam 6 sore, hujan justru tak kunjung reda.

"Haruto."

Lelaki yang dipanggil langsung menoleh ke samping kanan—tempat duduk yang biasa Jeongwoo tempati. Tapi, hari ini tempat tersebut kosong tak berpenghuni.

"Hyunsuk, nawarin kita buat masuk ekskul basket." Haruto diam, dia tidak merespon ucapan Jihoon.

Laki-laki itu sejak pagi seperti kehilangan semangat. Ajaib, karena Haruto mendadak menjadi anak yang pendiam. Padahal hari-hari biasa nya kalau ada Jeongwoo pasti dia tidak akan pernah menjadi diam begini.

Merasa dihiraukan lantas Jihoon menjentikkan jarinya di depan wajah Haruto, "Woi! Bengong aja lo kek lagi putus cinta aja." Ucapnya asal. Haruto akhirnya memfokuskan dirinya pada Jihoon.

"Kenapa?"

"Bolot banget astaga ... Lo gak denger gue ngomong ya tadi?" Jihoon memutar bola matanya. Sementara Haruto jadi teringat Jeongwoo ketika mendengar lelaki berbehel itu baru saja menyebutnya bolot.

Haruto menghela nafas. Kemudian dia menaruh kepalanya di atas meja sambil menghadap ke Jihoon yang tengah menatapnya sebal. "Maaf deh. Tadi lo ngomong apa?"

Jihoon mencubit kecil lengan Haruto, antara kesal dan greget. "Dengerin makanya! Gak ada pengulangan lagi nih ya ... Jadi tadi Hyunsuk nawarin kita masuk tim basket. Gue, Yoshi, sama lo. Nah, lo mau gak?"

Haruto memejamkan matanya sesaat sebelum akhirnya kembali menatap Jihoon dan kemudian menjawab. "Gimana ya? Gue males sebenernya ikut gituan. Tapi, nanti gu—"

"Intinya ... Ikut apa engga?" Potong Jihoon.

Haruto lagi-lagi menghela nafas. Dia terlalu malas untuk memikirkan ingin masuk ekskul apa sekarang. "Gue belum selesai ngomong kok udah lo potong sih? Nanti gue pikirin lagi."

Haruto memindahkan posisi kepalanya jadi menghadap ke kiri—tepatnya membelakangi Jihoon. Sekarang Haruto berniat hanya menghabiskan waktu istirahatnya di dalam kelas.

Jihoon tidak mengerti kenapa Haruto terlihat sangat lesu hari ini. Laki-laki itu merasa kalau temannya tidak seperti biasanya. "Lo kenapa?" Tanya Jihoon dari balik punggung Haruto.

"Gapapa."

"Ayo ke kantin! Junkyu, Yoshi, Uncuk pasti udah ada di kantin deh."

Haruto menegakkan tubuhnya, menatap Jihoon sesaat, kemudian berkata. "Lo aja sana. Gue mager,"

Jihoon mengernyit. Lalu tatapannya berubah jadi menyelidik, "Tumben amat lo. Lagi PMS hari pertama ya?" Tanya Jihoon asal.

Apaan sih si behel

Haruto memutar bola matanya malas menanggapi Jihoon yang dia pikir otaknya selalu tertinggal di rumah.

"Lo kayak cewek sih tiba tiba mager. Soalnya dulu cewek gue selalu jadi mageran gitu setiap lagi PMS hari pertama." Lanjut Jihoon.

"Emang lo dulu punya pacar?"

Jihoon menyengir lebar menampilkan giginya yang terpasang kawat. "Hehe, enggak sih ... Tapi, gue suka nyebut dia cewek gue. Jadi pas SMP tuh gue suka sama dia, pernah gue tembak juga tapi malah ditolak anjir sedih." Curhat Jihoon miris. Haruto tertawa geli mendengar cerita cinta Jihoon.

IPA [hajeongwoo] || TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang