Chapter 21: Night Talk

6.3K 1.1K 383
                                    

"Woo, kok Haruto udah gak pernah main ke sini? Lagi berantem ya?"

Pertanyaan Irene membuat Jeongwoo yang semula tengah asik mengunyah roti isi selai strawberry itu mendadak terdiam. Lantas otaknya kembali mengingat-ingat, memangnya kapan terakhir kali Haruto main ke rumahnya dan kenapa Ibunya jadi menanyakan keberadaan Haruto.

Sesaat kemudian Jeongwoo teringat. Bahwa kemarin dia masih diantar pulang oleh Haruto, meskipun anak laki-laki bersuara berat itu seharian mengacuhkannya di sekolah.

"Enggak kok. Kemarin aku pulang bareng sama dia,"

Mendengar ucapan anaknya, mata Irene otomatis membulat. "Haruto nganter kamu pulang, Woo?" Tanya Irene kembali memastikan. Sementara itu Jeongwoo menghela nafas melihat reaksi Ibunya.

Apaan sih Mama lebay banget kayak anaknya dianter sama pacar aja

"Woo, kok gak jawab?"

"Iya. Kenapa sih emangnya?" Jeongwoo mengerutkan dahinya.

Maklum. Selama ini setiap kali Haruto mengantar pulang Jeongwoo sangat jarang bertemu dengan Ibunya Jeongwoo karena wanita itu sibuk bekerja. Haruto mengantar Jeongwoo pulang sekolah bertemu dengan Irene rasanya hanya waktu itu ketika Jeongwoo diantar Haruto pulang dari mall—setelah mencari hadiah ulang tahun untuk Irene.

Irene yang duduk berseberangan dengan Jeongwoo kemudian menatap anaknya serius. "Setiap hari?"

Jeongwoo lagi-lagi terdiam. Dia bingung ingin menjawab apa, kalau dia jawab jujur bagaimana nanti reaksi Ibunya. Toh, tadi saja reaksi Ibunya sudah berlebihan pikirnya.

"Gapapa kalo setiap hari, asal kamu gak ngerepotin Harutonya. Mama setuju aja sih kalo kamu sama dia,"

"Apaan sih, Mama. Masa aku pulang bareng sama temen aja pake disetuju-setujuin gitu. Kayak apaan aja.." Sahut Jeongwoo sambil menghabiskan gigitan terakhir pada rotinya.

Ibunya Jeongwoo menopang dagu di atas meja makan dengan jari-jari kedua tangannya yang dia satukan. "Loh, gapapa kan? Mama setuju kok kamu deket sama Haruto. Dia anaknya baik, perhatian, ganteng lagi. Kalo Mama masih seumur kamu sih pasti Mama gebet deh dia, Woo." Ucap Irene kemudian terkekeh geli mengingat kalimat terakhirnya.

Wah gak beres nih masa nyokap gue naksir temen gue

Jeongwoo menatap Ibunya dengan tatapan horror kemudian dia berucap. "Ma, inget Papa..." sama tolong inget umur ya Ma.

Ibunya tertawa mendengar ucapan anaknya. "Iya, Woo, tenang aja. Mama gak ambil kok Harutonya. Santai.." Balas Irene sambil mengerling ke arah Jeongwoo.

Ini Mama lagi demam gak sih?

Hal tersebut membuat Jeongwoo benar-benar bingung. Sejak kapan Ibunya jadi suka menggodanya seperti ini. Terlebih lagi, baik Jeongwoo dan Ibunya baru kenal dengan Haruto kurang dari satu bulan.

"Oh iya, Woo, itu di kulkas ada cheese cake yang semalem Mama bikin. Bawa aja ke sekolah ya." Ujar Irene.

Jeongwoo mengangguk. Lelaki itu meneguk susu putihnya sampai habis tak bersisa lalu dia beralih menuju kulkas untuk mengambil cheese cake sesuai instruksi Ibunya.

Kotak makan berwarna biru yang sudah diisikan cheese cake tersebut segera dia masukkan ke dalam ransel hitam miliknya kemudian dia memakai ranselnya, "Aku berangkat ya. Udah telat nih," Ucapnya sambil mencium punggung tangan Irene.

"Iya, hati-hati. Jangan lupa di makan, itu bekelnya bagi Haruto."

Haruto mulu ah si Mama

IPA [hajeongwoo] || TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang