Chapter 11: A Day With Him

8.8K 1.4K 291
                                    

"Guys, dengerin gue ya.."

Murid-murid 10 IPA 2 otomatis memusatkan perhatian pada Yedam yang sedang berdiri di depan papan tulis. Mereka semua bertanya-tanya, namun tidak ada yang ingin bertanya lebih dulu. Kelas IPA 2 yang sejak tadi berisik lantas berubah menjadi hening, menantikan kelanjutan dari laki-laki berambut jamur tersebut.

"Kenapa lagi sih tuh anak? Ganggu aja deh!" Haruto yang semula sedang main game di handphone lantas mengoceh sendiri sambil menatap Yedam dengan malas, karena dia merasa waktunya terganggu dengan Yedam yang belum jelas ingin berkata apa selanjutnya.

Telapak tangan Jeongwoo tiba-tiba menyentuh seluruh wajah Haruto dengan sengaja wajah teman sebangkunya itu dia dorong—mengakibatkan pandangan Haruto tertutup oleh telapak tangan Jeongwoo. "Berisik lu! Protes mulu!" Ucap Jeongwoo.

"Ihh, awas nggak tangan lo!" Haruto berusaha menyingkirkan tangan Jeongwoo dari wajahnya.

"Kalo mau nyentuh-nyentuh muka gue bilang dong! Jangan modus gini!" Ujar Haruto galak. Dengan pede level dewa, laki-laki itu justru mengira kalau Jeongwoo sedang modus padanya.

Jeongwoo langsung menarik kembali tangannya sambil memasang ekspresi ingin muntah. "Idihh, siapa juga yang mau modusin lo?! Pede banget lo! Mending gue modusin Kak Junkyu daripada modusin elo cucu nya Naruto!" Sahut Jeongwoo asal.

Mendengar ucapan Jeongwoo barusan membuat Haruto langsung menyentil bibir Jeongwoo dengan sebal, kemudian berkata, "Yaudah sana modusin aja si Koala!" Haruto memutar bola matanya malas.

Dih seleranya macem Junkyu? Padahal juga gantengan gua

"Aduh! Sakittt, Woo. Kok lo dendam sih?" Laki-laki bersuara berat itu mengaduh kesakitan karena pinggangnya baru saja dicubit oleh Jeongwoo.

"Halah, lebay lo! Iya, gue emang dendam sama lo. Kenapa?!" Ujar Jeongwoo sambil menatap Haruto dengan sok galak. Sebenarnya Jeongwoo ingin sekali tertawa melihat ekspresi Haruto.

"Lo berdua bisa diem gak?!" Yeongue yang duduk di depan meja mereka menoleh ke belakang—tepatnya ke Jeongwoo dan Haruto yang sedang bertengkar seperti anak kecil.

Junghwan memutar bola matanya. "Kayak anak kecil aja lo berdua! Dengerin tuh Yedam mau ngomong." Kini giliran Junghwan ikut menimpali.

Jeongwoo langsung menunjuk Haruto lalu berkata, "Haruto tuh yang berisik!"

Haruto menggeleng dengan cepat sambil menatap Jeongwoo sebal. "Loh kok jadi gue? Kan lo duluan!" Ucap Haruto masih tidak terima karena dirinya yang disalahkan.

"HAJEONGWOO BERISIK BANGET ANJER. BISA DIEM DULU GAK?!" Sahut salah satu murid perempuan di kelas yang tempat duduknya hanya berseberangan di samping kanan meja Haruto dan Jeongwoo.

"Kalo gak mau berisik mah di hutan sana." Balas Haruto santai.

Yedam mengetuk-ngetuk spidol papan tulis ke meja guru. "Jangan pada berisik woi. Dengerin ya! Mumpung lagi jam kosong nih ... Kan kita belum bikin struktur kelas, gimana kalo kita bikin sekarang? Sekalian bikin jadwal piket." Usul Yedam yang disetujui oleh anak-anak sekelas.

"Yaudah, kita mulai ya nanti sistemnya voting. Siapa nih yang mau jadi ketua kelas?"

"Udah ketuanya lo ajalah, Dam." Sahut Seokhwa yang sedang bersandar di pintu kelas.

Yedam menggeleng. "Enggak. Jangan gitu dulu ... Ada lagi yang mau nyalonin nggak?" Tanya Yedam lagi.

"Gue mau deh." Laki-laki di pojok kanan mengangkat tangan untuk mengajukan diri sebagai kandidat calon ketua kelas.

IPA [hajeongwoo] || TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang