Chapter 22: Made My Day

6.6K 1.1K 320
                                    

Sejak pagi Jeongwoo hanya bolak balik di kamarnya. Rasanya hanya ketika waktu sarapan dan jam makan siang lelaki itu turun ke bawah untuk makan bersama dengan Ibunya di meja makan. Bahkan, Irene sendiri sampai bertanya-tanya ada apa dengan Jeongwoo.

Saat ini Jeongwoo lagi-lagi melirik ke jarum jam di dinding kamar yang terkesan lebih cepat berjalan dari hari biasanya. Namun, masih ada sekitar lima belas menit lagi sesuai dengan janji yang Haruto buat kemarin, bahwa laki-laki itu akan menjemputnya tepat pukul 4 sore.

Jeongwoo. Dia jadi gelisah menunggu kedatangan Haruto karena sejak semalam ucapan sebagai bahan candaan dari teman sebangkunya itu seakan terus terputar di otaknya bagaikan sebuah kaset rusak.

"Bego banget sih gue malah jadi kepikiran omongan ngasal si cucu nya Naruto itu. Tapi, Haruto ya lebih bego pake bercanda kayak gitu ke gue."

Selagi dirinya menunggu laki-laki jangkung itu menjemputnya, Jeongwoo merapihkan laptop dan buku cetak Biologinya untuk dimasukkan ke dalam ransel biru miliknya.

Tentu saja Jeongwoo yang menyiapkan semuanya karena dia tahu persis kalau teman sebangkunya itu tipikal teman yang tidak terlalu bisa diandalkan dalam hal tugas menugas. Entah sebenarnya sekarang dia harus bersyukur atau tidak karena sekelompok dengan Haruto.

Sedetik kemudian handphone Jeongwoo berdenting—menandakan ada notifikasi yang masuk. Lelaki itu dengan cepat segera menyambar benda pipih tersebut, jemarinya bermain di sana sampai menemukan dua pesan yang baru saja masuk.

Haruto Shippuden

Gue otw

Nanti gue kabarin lagi
kalo udh sampe dpn rmh lo

Y
Read.

Jeongwoo menutup aplikasi chat kemudian lelaki itu kembali bolak balik seperti yang sudah dia lakukan sejak pagi. "Kok gue jadi gak tenang gini ya mau ketemu dia doang? Dasar emang tuh anak kalo punya mulut gak bisa di rem banget sih? Asal ceplos mulu bisanya!" Celoteh Jeongwoo.

"Woo, itu Haruto udah dateng!"

Pukul 4 lewat 15 menit, Irene berteriak memberitahu anaknya. Jeongwoo yang sejak tadi sudah bete karena menunggu Haruto tidak sampai sampai juga lantas bangkit.

"Iya, Ma. Suruh tunggu dulu!" Balas Jeongwoo sedikit berteriak agar terdengar oleh Ibunya.

Jeongwoo memakai ranselnya lalu dia mematut dirinya di depan cermin. Tatapannya lurus ke pantulan dirinya sendiri yang ada di cermin. Laki-laki itu hanya ingin memastikan bahwa tampilannya tidak terlalu buruk saat ini. Jeongwoo lantas merapihkan ujung kaos putih sedikit dibalik jaketnya.

Aduh kok jadi ribet gini kayak mau ketemu sama siapa aja sih gue

"Haruto, gimana cheese cake nya kemarin? Enak gak?"

Haruto mengangguk sambil tersenyum. "Enak banget, Tan."

Irene tersenyum lebar ke anak laki-laki di hadapannya kemudian kembali bertanya. "Kamu suka?"

Lagi, Haruto mengangguk mengiyakan. "Suka, hehe."

"Kalo gitu nanti Mama bikinin lagi deh buat Haru. Sekalian nanti buat Mama kamu," Ucap Irene semangat.

Haruto tersenyum mendengar Irene memanggil dirinya sendiri dengan sebutan 'Mama' untuknya. Laki-laki itu membalas, "Wah, iya, Bunda pasti suka juga deh sama kuenya. Hehe,"

IPA [hajeongwoo] || TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang