Pagi harinya Hanna menggeliat dari tidurnya ketika sinar cahaya matahari menerobos masuk diselah jendela kamarnya. Ia mengucek matanya dan terduduk di ranjang sebelum beranjak. Matanya melebar ketika melihat benda persegi yang berada diatas nakas, itu adalah sebuah handphone bermerk Iphone X keluaran terbaru dan disampingnya terdapat sebuah kartu atm dan black card.
Dengan cepat Hanna meraihnya dan membolak-balikan black card yang beratas nama kan dirinya itu.
Wajahnya syok dan kebingungan.
"Iphone dan black card? Apa Sehun yang melakukannya?" segara saja beranjak dari ranjang dengan cepat dan berlari keluar.
Baru saja ingin mengetuk pintu kamar Sehun tapi lelaki itu sudah terlebih dahulu membukanya. Sehun sedikit terkejut atas kehadiran Hanna didepan pintu kamarnya. Lelaki itu sudah rapih dengan setelan jasnya. Selalu menawan dalam setiap kesempatan.
Hanna jadi ingat jika ia sudah tidak mempersiapkan pakaian untuk Sehun berangkat ke kantor. Hanna berasumsi jika Sehun memilih sendiri setelan jas itu.
Niatnya ingin bertanya tentang sebuah smartphone dan kartu atm tapi melihat pancaran pesona Sehun pagi ini membuat ia gugup dan kebingungan harus memulai dari mana.
"Apa yang terjadi?" Sehun pun memutuskan untuk bertanya karna gadis dihadapannya hanya diam mematung.
Hanna memainkan tangannya di ujung baju yang ia pakai. Gugup sudah pasti,
"Itu.. Kau.." Hanna kesulitan berbicara membuat Sehun mengernyitkan alisnya.
"Apa yang terjadi? Katakan padaku." Sehun meraih kepala Hanna, menangkup pipi merah merona itu supaya menghadap nya.
Tahukan Sehun jika melakukan tindakan seperti ini semakin membuat Hanna kesulitan mengatur detak jantungnya.
"Kartu atm dan sebuah handphone dikamarku, kau yang menaruhnya?" Hanna menatap Sehun yang masih menangkup kepalanya. Mereka bertatapan.
"ya sayang." Hanna harus menelan salivanya ketika Sehun menatapnya dengan intens.
"Kenapa melakukannya?"
"Aku mengganti handphone mu beserta kartu dan semua isinya dikarenakan tidak ingin kau berhubungan dengan siapapun kecuali aku. Didalam ponsel itu sudah tersimpan nomorku, ingat jangan sampai kau memberikan nomormu kepada siapapun. Dan untuk atm itu sudah kewajibanku memberikannya."
"Kau membuang semua nomor yang ada di handphone lama ku?" Hanna menghempaskan tangan Sehun dari kedua pipinya, gadis itu memandang dengan marah pada lelaki tinggi dihadapannya.
Hanna merasa Sehun keterlaluan mencampuri urusannya. Bukankah dirinya juga tidak pernah lagi mencampuri urusan pria itu, tapi kenapa Sehun selalu bertindak semaunya.
Sehun menghela napas melihat Hanna marah.
"Bagaimana aku menghubungi keluargaku?" teriaknya lagi dihadapan Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
IF I STAY..🌹
FanfictionAndaikan. Aku tak pernah bertemu denganmu, mungkin aku tak perlu merasa terbang terlalu jauh dan jatuh terlalu keras. - Jung Hanna. Andai suatu saat nanti, sudah bukan aku lagi yang kau genggam. Ku harap dia menjadi yang terbaik untukmu dimasa depa...