Gadis mungil dengan rambut panjang kecoklatannya yang dikuncir satu itu terlihat menopang dagunya diatas meja. Matanya menyusuri sejauh mata memandang yang dilihat hanya siswa dan siswi yang sedang bercengkrama dengan masing-masing keluarganya. Ya, hari ini adalah hari kelulusannya. Tentu saja para orang tua, kerabat ataupun orang terkasih datang ke sekolah untuk mengucapkan selamat dan tak lupa memberikan bunga.
Tapi lihatlah, gadis yang masih terduduk di bawah pohon rindang itu terlihat sendiri memandang kosong kedepan. Tidak ada yang datang walau hanya untuk mengucapkan selamat kepadanya. Rasanya begitu sedih melihat hanya dirinya saja yang sendiri tanpa kehadiran orang terdekat. Bahkan Chaerin sedang sibuk berbincang ria dengan kakak perempuannya.
Tunggu, Hanna menghentikan pandangannya tepat kearah wanita yang berdiri dihadapan Chaerin, wanita itu adalah Irene eonni. Ya, kenapa Hanna harus lupa jika Chaerin adalah adik dari Irene yang tak lain adalah kekasih suaminya, Oh Sehun. Hanna menghela napas mengingat jika Irene adalah kekasih Sehun membuat hatinya kembali sesak.
Hanna menoleh ketika mendengar derap langkah kaki yang seperti berlari kearahnya. Hanna dapat melihat seorang pria jangkung yang terengah berhenti dihadapanya.
"Hanna-ya, mianhae ahh~ aku telat. Kau tau aku secepat mungkin menyelesaikan rapat dengan dewan direksi lainnya dan berlari kesini." Chanyeol pria jangkung itu berucap masih dengan napas terengah dan peluh terlihat mengalir didahi nya.
"Dan ini untukmu" Chanyeol menyerahkan sebucket bunga yang sangat indah berwarna biru.
"Aku tau kau menyukai warna itu, blue sky, right?" Tanya Chanyeol dengan senyuman jahilnya. Hanna mengambil bunga itu tetapi ekspresinya datar saja.
"Wae? Kau tidak suka bunganya?"
Hanna menggeleng. "Lalu?" Pria jangkung itu kembali bertanya.
"Oppa lupa sesuatu" ucap Hanna singkat membuat Chanyeol mengernyitkan alisnya.
"Kau tidak mengucapkan selamat padaku" Hanna berpura-pura merajuk. Chanyeol menepuk jidatnya. "Aigo. Aku sampai lupa, mianhae Hanna-ya. Chukae kau berhasil lulus dengan nilai yang baik, kau membuatku bangga" Chanyeol mengusap surai lembut milik Hanna.
Hanna tersenyum mendengarnya. "Gomawo"
"Ah, sepertinya oppa sangat lelah. Duduklah dulu, mianhae karnaku kau harus berlari sampai kesini"
"Anniya, gwaenchana. Ini bukan salahmu. Harusnya aku yang minta maaf karna telat datang kesini. Jangan bersedih karna sekarang aku berada disini, eoh?" Tatapan lembut milik Chanyeol mampu membuat Hanna sedikit mengobati kesedihannya.
"Hanna-ya.." Hanna menengok ketika mendengar seseorang memanggil namanya.
"Jungkook.."
Lelaki itu tersenyum kepada Hanna dan berjalan menghampirinya. "Ini" Jungkook memberikan Hanna bunga yang sangat indah bercampur berwarna merah dan pink. Tunggu, bukankah bunga yang Jungkook berikan sama percis seperti bunga yang kemarin ia terima dari seorang kurir?. Benar, bunga ini terlihat sama sekali dengan bunga yang kemarin. Lalu apa ini? Apa lelaki ini yang mengirim bunga indah tersebut kerumahnya? Tapi bukankah Jungkook sedang marah padanya, lalu tiba tiba lelaki itu tersenyum berjalan kearahnya dan memberikan ia bunga ini.
"Kau.. apakah kau yang mengirim bunga itu kerumahku?" Hanna mencoba bertanya ketika bunga tersebut sudah berada di tangannya. Kini ada dua bunga yang berada didalam pegangannya.
"Matta, kau terkejut?"
"Bagaimana bisa kau mengetahui alamat rumahku? Setauku aku tidak pernah memberikan alamat kepada siapapun." Benar, Hanna memang tidak pernah memberitahu siapapun alamat ia tinggal saat ini, termasuk Chaerin. Terkecuali Park Chanyeol sijangkung itu. Bukan tanpa alasan ia melakukan itu, karena jika seseorang tahu bahkan ia tinggal seatap dengan seorang pria yang bahkan pria itu sangat berpengaruh bagi negara ini. Habislah ia jika Sehun mengetahuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IF I STAY..🌹
FanficAndaikan. Aku tak pernah bertemu denganmu, mungkin aku tak perlu merasa terbang terlalu jauh dan jatuh terlalu keras. - Jung Hanna. Andai suatu saat nanti, sudah bukan aku lagi yang kau genggam. Ku harap dia menjadi yang terbaik untukmu dimasa depa...