Hanna melihat kearah jam tangan yang sedang ia pakai, hari sudah sore dan ia harus segera pulang. Jangan sampai Sehun pulang disaat ia belum memasak untuk makan malam. "Oppa sepertinya aku harus segera pulang, ini sudah sore". ujar Hanna pada Chanyeol yang sedang menyesap lemon tea nya. Mereka baru saja menyelesaikan acara makan tadi.
"Hmm.. kajja biar ku antar" pria itu bangkit dari duduknya. "Anni, aku pulang sendiri saja" tolak Hanna halus.
"Aku tidak menerima penolakan! Bukankah kau kesini bersamaku? Jadi pulang juga harus bersamaku lagi".
Hanna menghela napas dan mengangguk setelahnya. Chanyeol tersenyum melihatnya, lelaki itu mengangkat tangannya serasa memanggil pelayan resto ini. Pelayan wanita datang dengan senyuman "ya.. Tuan"
"Bil nya" pelayan wanita itu memberikan bil makanan yang tadi mereka pesan. Chanyeol memberikan beberapa lembar uang.
"Ini terlalu banyak tuan"
"Ambil kembalinya".
"Tapi tuan ini-"
"Kajja" tanpa memperdulikan pelayan tadi Chanyeol segera meraih tangan Hanna dan membawanya keluar dari dalam restoran mewah ini.
Meninggalkan pelayan itu dengan pandangan terkejut. "Jinjja.. ini banyak sekali. Ah orang kaya memang seperti itu ya"
_____________
"Gomawo" Chanyeol menatap Hanna. "Untuk?" Tanyanya.
"Telah mentraktirku makan dan tumpangannya" ucap Hanna seraya tersenyum.
Chanyeol mengusap kepala Hanna. Kenapa gadis ini selalu bisa membuatnya bahagia saat bersamanya. Sulit melupakan gadis ini. "Harusnya aku yang berterima kasih padamu. Gomawo sudah menemaniku makan, gomawo masih tetap bertahan, gomawo telah membuatku tersenyum, gomawo karna kau aku bisa merasakan bagaimana rasanya mencintai seseorang dengan tulus."
Hanna dibuat diam atas perkataan pria itu. Apa maksudnya semua itu? Apa Chanyeol masih memiliki perasaan padanya? Tapi ini tidak benar.
"Oppa aku pulang" Hanna mencoba membuka pintu mobil itu tapi dengan sigap Chanyeol menahannya. "Datanglah padaku, aku akan selalu menunggumu. Jika si brengsek itu menyakitimu bicara padaku, ku pastikan dia habis ditanganku". Tatapan Chanyeol terlihat serius. Membuat Hanna sedikit bergedik.
"Jangan pernah menyentuh Sehun oppa. Jika oppa melakukannya aku akan marah padamu" tanpa bicara apa-apa lagi Hanna segera membuka pintu itu dengan kekuatan penuh dan berlari masuk kedalam gerbang rumahnya, rumahnya bersama Sehun.
"Lihatlah betapa gadis itu mencintaimu Sehun. Kau pria terbodoh dan brengsek yang telah menyianyiakan seseorang seperti Jung Hanna" . - Chanyeol bergumam menatap Hanna yang sudah sepenuhnya masuk kedalam rumah megah itu.
------
Tas terlempar begitu keras ketika seorang pemuda tampan dengan penuh kilatan emosi itu melemparnya dengan kesal, membuka jas sekolah mahalnya dengan kasar dan kembali melemparnya seperti tas yang sudah tergeletak mengenaskan.
"Sialan!" Pekiknya dengan napas memburu. Sementara para pelayan yang menyadari jika tuan-nya sedang berada dalam amarah hanya menundukan kepala mereka tidak berani yang akan mengucap sekata pun jika tidak ingin mendapat cipratan emosi tuan-nya itu.
"Seberapa hebat pria itu sampai kau menolakku Hanna? Apa aku kurang tampan? Apa aku kurang kaya? Apa aku kurang baik?!" Pemuda itu berteriak seperti sedang berbicara dihadapan orang yang ia maksud.
Sementara si pemuda yang masih terlihat berusia 18 tahun itu tengah mengelurkan emosinya, seorang pria tampan dan terlihat lebih dewasa dari pemuda tadi terlihat menuruni tangga dirumah mewah ini dan mengernyit ketika mendengar teriakan adik kecilnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
IF I STAY..🌹
FanfictionAndaikan. Aku tak pernah bertemu denganmu, mungkin aku tak perlu merasa terbang terlalu jauh dan jatuh terlalu keras. - Jung Hanna. Andai suatu saat nanti, sudah bukan aku lagi yang kau genggam. Ku harap dia menjadi yang terbaik untukmu dimasa depa...