Jam setengah dua belas dini hari Hanna terbangun dari tidurnya. Ia melihat sekeliling.
"Bukankah aku tertidur di sofa. Kenapa tiba-tiba dikamar... Tunggu ini bukan kamarku." Hanna menyadari satu hal jika ia berada dalam kamar pria itu. Bahkan selimut tebal menutupi tubuhnya dan pasti ini kerjaan Sehun.
Menyingkap selimut itu dan beranjak dari tidurnya. Berjalan pelan di ruang tv saat matanya melihat banyak sekali botol wine yang berserakan diatas meja dan karpet dilantai itu. Mata Hanna membulat ketika melihat pemandangan Sehun yang sedang setengah berbaring dilantai dengan kepala yang disenderkan pada sofa. Keadaan pria itu kacau, kemeja yang selalu licin itu kini lecek, dasi sudah tak tersampul sempurna.
"Kenapa kau tega kepadaku? Aku ingin menebus kesalahanku padamu, tapi kenapa kau malah pergi dengan pria lain? Aku ingin memulainya dari awal denganmu. Aku benci melihatmu tersenyum karna pria lain. Aku benciiii!!" Hanna terlonjak ketika Sehun meracau sambil berteriak dengan mata yang tertutup.
Pria ini mabuk. Tapi kenapa bisa mabuk begini. Apa Sehun tau aku pergi dengan Jungkook?.
Hanna berlari mendekati Sehun ketika pria itu ingin meneguk lagi wine anggur mahal nya. Dengan cepat Hanna menghentikan Sehun dengan merebut botol wine itu.
Sehun membuka matanya menyadari seseorang mengganggunya. Niatnya ingin mencaci tapi urung ketika menyadari jika Hanna lah yang melakukannya.Sehun tersenyum miring dengan mata yang memerah akibat terlalu banyak meminum wine.
"Berhenti minum. Kau sudah mabuk, lebih baik kau tidur."
"Kau mencemaskanku?" Sehun memandang Hanna yang berjongkok dihadapannya.
"Anni. Aku hanya merasa terganggu melihat botol berserakan dilantai. Lebih baik kau pergi ke kamarmu." Hanna berusaha untuk tidak gugup.
"Gotjimal! Bilang padaku bahwa kau masih mencintaiku."
"Cintaku padamu sudah hilang." Hanna beranjak ingin pergi dari hadapan Sehun. Tapi dengan sigap Sehun menahan Hanna.
"Aku tidak ingin kau pergi menemui pria lain. Aku tidak akan membiarkannya lagi Cukup ini yang terakhir."
Hanna meneteskan air mata dipelupuk matanya. Bukan karna ucapan Sehun tapi kenapa Sehun sungguh egois? Disaat dulu dirinya begitu mendambakannya justru pria ini dengan ringan menyakiti hatinya, menganggapnya tidak ada dan terus menyuruhnya untuk pergi.
Tapi kini disaat Hanna sudah siap merelakan Sehun justru pria ini menahannya. Seakan-akan bahwa Sehun yang menderita, apakah Sehun tidak tau jika butuh kekuatan besar untuk melepasnya.
"Kenapa kau sungguh egois? Aku hanya ingin mencari kesenanganku. Dulu kau selalu menyuruhku pergi, dan kini aku memenuhi keinginanmu. Aku pergi darimu tolong jangan paksa aku untuk tidak menemui siapapun. Kau tau bahwa bersama mu selalu membuatku sakit."
Sehun menahan air matanya untuk tidak mengalir. Ia menunduk dan menggapai kedua tangan Hanna. Menggenggam jari tangan yang mungil itu.
"Mianhae. Aku menyesal, sungguh aku menyesal. Aku tidak tau jika perasaanku padamu kini berbeda. Dulu aku membencimu karna merasa kau menghalangiku dengan Irene, tapi sekarang bahkan aku tidak bisa lagi memikirkan siapapun, dimana pun kapan pun selalu kau yang memenuhi isi otakku. Pikiranku dipenuhi olehmu. Hatiku selalu berdetak jika berdekatan denganmu. Aku cemburu melihatmu berdekatan dengan Chanyeol ataupun pria yang bernama Jungkook. Kau menggoyahkan hatiku Hanna-ya.. Apa yang kau perbuat padaku sehingga aku begitu menginginkanmu?." Sehun menatap mata Hanna dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Hanna-ya.. Saranghae, saranghaetdago.. Jinjja-jinjja saranghae." lihat bahkan air bening dari mata Sehun kini meluncur sambil mengatakannya. Pria itu menatap Hanna dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
IF I STAY..🌹
Fiksi PenggemarAndaikan. Aku tak pernah bertemu denganmu, mungkin aku tak perlu merasa terbang terlalu jauh dan jatuh terlalu keras. - Jung Hanna. Andai suatu saat nanti, sudah bukan aku lagi yang kau genggam. Ku harap dia menjadi yang terbaik untukmu dimasa depa...