Part 6🌹

1K 54 0
                                    

Pagi hari menyambut Mentari, warna gelap di langit sana berubah menjadi sinar yang siap menerangi seluruh dunia ini. Sepasang sejoli yang masih nyenyak dengan ranjang empuk mereka terlihat seperti tak ingin dipisahkan. Sehun mengerjapkan matanya silau ketika matanya tersorot oleh sinar matahari pagi ini. Sehun serasa sedang mendekap tubuh mungil seseorang. Lantas ia menoleh kearah dekapannya. Matanya hampir melebar jika saja ia tidak mengingat bagaimana gadis ini bisa berada di ranjangnya, dan dalam dekapannya.

Sehun memandangi wajah cantik natural Hanna yang masih tenggelam dialam mimpinya itu. Wajah cantik mempesona, bulu alis yang Indah, bulu mata yang lentik, hidung yang bangir, bibir sexi yang ranum. Mata Sehun sedari tadi menyusuri wajah Hanna yang sangat mulus itu. Kesan sexi dan tidak lupa polos selalu melekat di diri Hanna.

Gadisnya, gadis 17 tahunnya.

Sehun tersenyum kecil ketika melihat Hanna menggeliat. Perlahan Hanna pun membuka mata bulatnya. Mata Hanna terbuka sempurna, seketika itu ia terlojak kaget dengan apa yang ada dihadapannya. Hanna yang masih berada didalam dekapan Sehun dan Sehun yang terus saja memandanginya. Membuatnya gugup setengah mati. Hanna melepaskan dirinya dari Sehun dan dengan cepat ia segera turun dari atas ranjang. Hanna membungkuk pada Sehun. "Maaf oppa.. Aku terlambat bangun, aku akan segera membersihkan diri dan menyiapkan keperluan oppa" , setelah berucap seperti itu Hanna berjalan kearah pintu dan pergi dari situ.

Pagi yang sangat memalukan bagi Hanna. Ia merasa sangat malu karena dipandangi seperti itu oleh Sehun. Apa jangan-jangan ada kotoran diwajahnya? Jika berpikir seperti itu rasanya ia ingin menggeram kesal.

Sehun menatap kepergian Hanna dari kamarnya dengan senyuman kecilnya, nyaris tak terlihat.

-------

"Arghh.. Kenapa jadi seperti ini. Kenapa aku harus bangun sangat siang sekali? Ah jinjja ini sangat menyebalkan! Masa aku harus tidak masuk sekolah hari ini? Dasar Jung Hanna bodoh! " , sedari tadi Hanna terus saja menggerutu kesal dengan kejadian pagi ini yang membuat ia tidak bisa pergi ke sekolah. Dirinya bangun sangat siang dan itu sangat membuat ia kesal setengah mati.

"Bisakah kau diam? " , suara rendah namun dingin milik Sehun terdengar ditelinga Hanna dan mampu membuat Hanna menghentikan sejenak aktivitasnya yang sedang menyiapkan sarapan untuk Sehun.

"Mian oppa", Hanna buru-buru saja bungkam dan memilih melanjutkan acara memasaknya itu.

"Aku hanya menyiapkan nasi goreng kimchi pagi ini, karena aku kesiangan, maaf oppa", Hanna terdengar menyesal dan meletakan dua piring nasi goreng kimchi yang ia buat tadi di atas meja makan, tepatnya di hadapannya dan dihadapan Sehun yang sudah menunggu sarapannya.

Sehun hanya diam, wajahnya datar sekali. Pria itu langsung saja menyantap sarapannya tanpa repot-repot melihat kearah Hanna yang sedang memandangnya. Pagi ini Hanna merasa perasaannya campur aduk antara senang dan kesal. Senang karena malam tadi ia bisa merasakan dekapan seorang Oh- Sehun yang menghangatkannya. Kesal karena dirinya hari ini tidak bisa pergi ke sekolah dan mengikuti pelajaran karena keterlambatan yang sangat jauh dengan biasanya ia bangun. Hanna mendengus memakan sarapannya itu dengan tidak selera. Sedangkan Sehun tanpa Hanna sadari lelaki itu sedari tadi memperhatikannya dengan sesekali mencuri pandang padanya. Sedari tadi gadis ini terus mendumal.

"Aku tidak bisa masuk sekolah Hari ini karena terlambat oppa, aku kesal sekali karena tidak bisa mengikuti pelajaran hari ini, karena hari ini ada pelajaran kimia yang sangat aku tak paham" , ucap Hanna memecah keheningan yang terjadi dimeja makan ini dengan keluhan yang ia rasakan.

Sehun hanya diam saja tidak menanggapi ucapan Hanna. Karena bagi Sehun celotehan Hanna adalah sarapan baginya, pagi ini ia sarapan dengan nasi goreng kimchi dan tak lupa dibarengi oleh celotehan Hanna yang tak kunjung berhenti.

  IF I STAY..🌹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang