Aku bisa melihat begitu lembutnya Myeong Soo saat mencium Wei Tang. Sebenarnya aku bingung atas perasaanku sekarang ini. ANIYO! Aku tidak mulai menyukainya! Hanya saja ada sebuah perasaan berbeda yang terbentuk di dalam hatiku. Perasaan tersinggung bercampur sedih. Aku tersinggung karena Myeong Soo tidak bisa menahan sedikit saja nafsunya untuk tidak mengumbar kemesraannya dengan Wei Tang di depan umum. Dan aku sedih, apa yang akan dipikirkan orang lain tentang aku? Myeong Soo adalah suamiku, tetapi sampai saat ini dia masih lebih tertarik dengan yeoja lain.
Aku berushaa mengusir pradugaku itu. Apa gunanya? Toh semua tebakanku tidak akan ada manfaatnya, hanya menambah sesak di dada.
Saat ini aku sedang merebahkan diri di atas ranjang di dalam kamar baruku. Aku sudah berpisah kamar dengan Myeong Soo. Myeong Soo melakukan hal ini tanpa persetujuan Eomma ataupun Halmoninya. Eomma hanya bisa mengelus dada saat tahu kami sudah berpisah kamar dan bagaimana dengan Halmoni? Halmoni belum pulang dari rumah sakit, itu artinya dia belum tahu dengan semua keadaan yang sudah berubah di rumahnya.
Halmoni akan di rawat tiga hari lagi, dan selama tiga hari itu, hidup Myeong Soo bagai berada di surga lapisan ke tujuh. Wei Tang jadi semakin sering bermain ke rumah dan tentunya semakin liar. Aku memergoki mereka lagi sedang berpelukan di depan kamar Myeong Soo. Saat itu Eomma sedang menjenguk Halmoni dan dirumah hanya ada aku seorang.
Aku mencoba untuk tidak perduli setiap aku melihat Myeong Soo mengumbar kemesraannya dengan Wei Tang. Ketika aku melihat mereka sedang berpelukan atau berciuman, aku hanya mendesah, "Jangan perdulikan manusia sinting itu. Anggap saja mereka itu batu jelek tanpa guna."
**
Siang ini dingin sekali. Cuaca terlihat agak mendung. Aku memutuskan untuk pulang kerja lebih awal. Hyomin stress habis-habisan saat membantuku merapikan data penjualan yang sempat hilang karena virus yang disebar oleh Myeong Soo beberapa hari yang lalu. Dia memang sahabat terbaik yang aku punya, dia membiarkan aku untuk pulang lebih awal dan memutuskan untuk mengerjakan data yang hilang itu sendirian.
Setibanya di rumah, aku melihat Myeong Soo sedang tertidur di teras halaman di atas kursi goyang panjang. Lagi-lagi ide jahilku keluar. Entah mengapa aku ingin sekali melihat Myeong Soo tertimpa kesialan-kesialan kecil yang kubuat. Aku mengambil spidol hitam dari dalam tasku dan dengan berjinjit pelan aku mencoba menghampirinya.
Aku berusaha menahan kikikku karena membayangkan sejelek apakah Myeong Soo jika wajahnya sudah kucorat-coret nanti. Omona! Sepertinya aku kehilangan keseimbangan tubuhku saat aku terpeleset oleh batu kerikil taman. Aku mencoba berpegang pada sesuatu dan sesuatu itu adalah tubuh Myeong Soo. Aku berusaha tidak memekik dan hanya memejamkan mata, pasrah jika tubuhku menubruk tubuh Myeong Soo. Perlahan aku buka mataku, Myeong Soo tidak terbangun dan dia masih tetap pada posisi awal dia tidur. Lagi-lagi wajah kami berdekatan. Aku ingin menarik tubuhku kembali, tetapi apa ini? Apa yang membuat diriku jadi ingin berlama-lama dalam posisi ini? Andwae! Jangan bilang karena wajah Myeong Soo yang sedang tidurlah yang membuatku jadi tidak ingin mengubah posisiku ini. Wajah kami berdekatan, membuat mataku puas memandangi setiap centi permukaan wajah Myeong Soo yang mulus, putih dan bersih. Bahkan aku mampu mencium aroma tubuhnya. Dia wangi sekali.
**
"Lama-lama kau pasti akan mencintainya."
Kali ini aku tidak bisa menahan tawaku.
"Pernyataan konyol apa itu?" desahku seraya menyibakkan rambutku ke belakang.
"Kalau suatu saat kau sampai jatuh cinta dengan Myeong Soo, kau harus mentraktirku Samgyupsal sepuasnya," ucap Minho dengan senyum menggoda.
Aku segera melepaskan diri. Aku mencoba mengatur keseimbangan tubuhku.Aku memegang dadaku dan menatao Myeong Soo dengan tatapan terkejut. Aku baru saja mengingat ucapan Minho waktu itu. Tetapi apa benar? Suatu saat aku bisa mencintai Myeong Soo? Lalu sensasi apa yang tadi aku rasakan saat memandang wajah Myeong Soo yang sedang tidur? Aku baru sadar kalau kini jantung berdetak tidak wajar. Rasanya jantungku seperti dihimpit oleh sebuah sensasi aneh yang entah berasal darimana. Aku berusaha mengambil nafas banyak-banyak. Aku mencoba menjernihkan pikiranku. Tidak mungkin! Aku tidak mungkin mengubah perasaanku padanya dalam waktu secepat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghaeyo Jiyeon-ah (Reupload | Tamat)
RomantikReupload Status : Completed Ini kisah pengorbanan seorang yeoja dalam memerankan posisi sebagai seorang istri yang tidak mendapat tempat dihati suaminya. Ketika kata 'terlambat' sudah muncul, selamanya kita tidak akan bisa mengulang bahkan meminta s...