Kami kembali ke Shangri-La Hotel saat jam sudah menunjukkan pukul 1 malam. Dan lagi-lagi kami dikejutkan oleh sosok Minho yang sedang duduk di loby hotel.
"K-kau?" ucap Myung Soo terbata. Aku dapat merasakan begitu eratnya genggaman tangan Myung Soo pada tanganku. Sebegitu takutnyakah Myung Soo? Pabbo...padahal sudah kubilang, aku tidak akan mungkin berpaling darinya hanya karena kedatangan Minho saat bulan madu kami.
"Kalian menginap di hotel ini?" tanya Minho. "Kalau begitu ini sebuah kebetulan yang menyenangkan."
"Um...ne," jawab Myung Soo setengah hati.
"Jiyeon-ah, beberapa hari yang lalu aku bertemu dengan kakakmu," ucap Minho kepadaku.
"Ah jinjiha?" tanyaku.
"Ya kau pasti tahu, belakangan ini aku hobi sekali mengelilingi dunia," ucap Minho. "Dan tempat yang menarik minatku setelah Jerman adalah Perancis."
"Terdengar menyenangkan," ucapku berkomentar. Disebelahku, Myung Soo tampak jengah menyadari dirinya dicueki oleh kami berdua.
Usai mengobrol singkat dengan Minho, aku dan Myung Soo kembali ke kamar kami. Wajah Myung Soo masih sama, bete. Bahkan dia tidak bicara sama sekali padaku. Myung Soo langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk berganti baju tidur. Aku tidak mampu menyembunyikan senyumku melihat tingkah kekanakannya ini. Akhirnya, setelah aku selesai mandi, aku mencoba bicara dengan suamiku satu ini.
"Waeyo?" tanyaku seraya memainkan alis tebal Myung Soo. Kami berdua tidur di ranjang, Myung Soo mencoba mengacuhkanku dengan posisi terlentang menghadap atap, sedangkan aku dengan posisi telungkup mencoba menggoda Myung Soo. "Minho..."
"Jangan sebut namanya disaat kau sedang bersamaku!" sela Myung Soo cepat seraya membuka matanya. Dia menatapku dengan tatapan awas-kau-jika-coba-menyukai-Minho.
"Waeyo?" tanyaku. "Aku hanya menyebut namanya."
"Kau tidak tahu? Betapa cemburunya aku...." Myung Soo mendesah dan dia pun langsung membalikkan tubuhnya, membelakangiku.
"Araseo, jika kau terus mengacuhkanku seperti ini, aku akan coba temui Minho lagi!" ucapku berniat beranjak pergi dari ranjang.
Myung Soo dengan cepat menahan tubuhku, memelukku dari belakang.
"Pabbo," desah Myung Soo. "Jangan lakukan sesuatu yang dapat membuatku marah."
Aku hanya tersenyum seraya mencium tangan Myung Soo yang berbau harum.
"Aku terlalu kekanakan, memang..." ucap Myung Soo memelan. Hidungnya sudah menempel di bahuku. "Ini semua akibat ulahku dulu. Aku pernah menyia-nyiakanmu. Dan kini...setelah aku berhasil memilikimu, ketakutan akan kehilanganmu terus menggerayangiku." Myung Soo mengecup lembut bahuku.
"Nomuhajima," ucapku. "Aku tidak akan kemana-mana. Aku akan selalu berada disisimu dan dihatimu."
Myung Soo tersenyum bahagia setelah mendengar pernyataan dariku. Dan untuk beberapa detik kedepan, aku seperti kehilangan fokus tepat saat bibir Myung Soo menyentuh leherku.
Oh Tuhan....jeongmal....kebahagiaan yang kau berikan kepadaku saat ini sudah lebih dari cukup. Semua tingkah Myung Soo yang diberikannya kepadaku hari ini membuatku terbuai. Bahkan aku lupa aku pernah mengalami masa pahit bersama namja dibelakangku ini.
Myung Soo seperti tidak ingin menyisakan tiap centi leherku yang mulus. Dan yang membuatku kewalahan, sewaktu Myung Soo mengalihkan bibirnya ke telingaku. Telingaku terlalu sensitif untuk dipermainkan seperti ini! T-tetapi...omo...bahkan aku mulai menikmati permainan kecil Myung Soo.
"Jangan coba tinggalkan aku sedetik pun, oke?" bisik Myung Soo tepat di depan telingaku.
"Bagaimana jika aku melakukannya?" tanyaku dengan ekspresi jahil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghaeyo Jiyeon-ah (Reupload | Tamat)
Storie d'amoreReupload Status : Completed Ini kisah pengorbanan seorang yeoja dalam memerankan posisi sebagai seorang istri yang tidak mendapat tempat dihati suaminya. Ketika kata 'terlambat' sudah muncul, selamanya kita tidak akan bisa mengulang bahkan meminta s...